Bupati Nabire, Mesak Magai dalam sambutannya mengatakan, kegiatan peningkatan kapasitas ini bertujuan untuk memperkuat peran dan fungsi lembaga kemasyarakatan desa khususnya kader Posyandu dalam upaya penanganan kasus stunting.
“Kami juga sudah kroscek kepada saksi yang melihat dan mengalami secara langsung betulkah ada tembakan dan mereka mengatakan betul. Yang berikut kami juga ingin memastikan bahwa para Nakes dan guru pasca kejadian ini nasib mereka jangan sampai diabaikan, apalagi sampai hilang," beber Frits.
Reynold mengatakan, saat ini pelayanan kesehatan di Distrik Alama pasca kejadian itu menjadi terhambat bahkan tidak berjalan. Oleh karena itu, Dinkes juga akan menggelar rapat bersama lintas sektor serta tokoh-tokoh masyarakat dari wilayah pegunungan Mimika untuk mengatasi pelayanan kesehatan di wilayah pegunungan yang saat ini terganggu.
Kapolres melanjutkan, untuk kondisi di Distrik Alama saat ini telah kembali kondusif. Aparat gabungan dari Satgas Damai Cartenz pun masih disiagakan di lokasi. Kapolres juga menyebutkan, jenazah saat dievakuasi dalam keadaan utuh dan tidak terbakar.
Dalam penandatangan MoU juga dilakukan pelepasan 60 putra/putri Kabupaten Puncak yang akan menjadi mahasiwa/mahasiswi Poltekes Jayapura. Dimana 60 orang tersebut, 20 orang akan kuliah di Kebidanan dan 40 Keperawatan.
Adapun para nakes yang mengikuti konferensi ini antara lain Kepala Dinas Kesehatan Mimika Reynold Ubra beserta jajaran, Direktur RSMM dr. Joni Tandisau, Direktur RS Waa Banti dr. Anita Sanjaya, Dokter spesialis RSUD dr. Shinta Florentia, dr. Ririn Ibrahim dari Puskesmas Timika dan Penanggung jawab PSC 119 dr. Ferdynand.
Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Merauke dr. Nevil Muskita menjelaskan bahwa rata-rata puskesmas pembantu yang tidak beroperasi tersebut berada di kampung-kampung lokal.
"Jika perhatikan ada empat prinsip utama dalam mengentaskan masalah kesehatan di Indonesia, lebih kusus papua yaitu sarana-prasarana, Nakes yang mumpuni, ketersedian obat-obatan dan peralatan, juga peningkatan pengetahuan masyarakat itu sendiri supaya menjadi lebih baik," kata Emanuel.
”Jadi, ke depan rekrutmen tidak ritual dua atau satu tahunan. Karena tiap tiga bulan bisa ada rekrutmen ASN,” kata Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (Men PAN-RB) Abdullah Azwar Anas kemarin.
“Kalau untuk ke sana nanti lihat,” singkatnya sambil tersenyum dengan ekspresi yang masih terlihat trauma. Apa yang dirasa Adrianus tentu sangat manusiawi sebab tak ada pekerjaan seharga nyawa. Meski ia dan rekan – rekannya melakukan tugas kemanusiaan namun jaminan keamanan harus melekat. Bukan pulang justru tinggal nama.