Seperti yang diungkapkan, Staf Balai Kementrian Sosial, Yason Lensru, sudah sejak tahun 2023 pihaknya melatih mama Papua yang ada di Kampung Abar dan Kampung Kayu Batu mengembang kerajinan gerabah tanah liat karena memang dasarnya mereka sudah memiliki keterampilan membuat gerabah.
Ketua Kelompok Substansi Pemasaran Hasil Perkebunan Ditjen Perkebunan, Elvyrisma Nainggolan menjelaskan dengan adanya mesin produksi sagu merupakan hal yang sangat positif, karena langsung menyentuh masyarakat.
Sosialisasi itu harus dilakukan, terutama di tingkat distrik dan kampung. Supaya orang bisa mengerti ruang-ruang mana yang boleh dibangun dan mana yang tidak boleh. Sosialisasi itu juga menjadi tugas wajib dari pemerintah.
"Dengan predikat terbaik dalam penyaluran, artinya Kabupaten Jayapura menyalurkan dana desa tahun 2024, secara periodik, tahapannya begitu cepat dari kabupaten lainnya, tentunya predikat ini harus diimbangi dengan hasil dan kinerja, dari pengelolaan dana desa, " katanya kepada Cenderawasih Pos
Hanya saja sayangnya dana ini tidak semua terserap baik dan justru disinyalir lebih banyak kebocoran. Itu juga yang menjadi catatan Guru Besar Ilmu Sosiologi Pedesaan, Uncen Prof. Avelinus Lefaan, MS. Lefaan mengungkapkan bahwa dirinya tidak memungkiri jika pengelolaan dana desa di Papua belum benar-benar maksimal.
Hutan ini ditetapkan sebagai hutan adat oleh Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan pada tahun 2022. Namun, wilayah hutan adat ini juga termasuk dalam Hak Guna Usaha (HGU) PT. Permata Nusa Mandiri seluas 10.370 hektar sejak 2018. Hingga Agustus 2024, HGU tersebut masih tercatat aktif menurut ATR/BPN, dengan pembukaan lahan yang terus berlangsung di area sekitar hutan adat.
"Khsusunya untuk mendorong ketahanan pangan, dalam hal ini pangan lokal, sehingga kami mewajibkan setiap kampung harus berusaha meningkatkan ketahanan pangannya sesuai dengan kondisi dan potensi kampungnya masing-masing, " katanya kepada Cenderawasih Pos
Guru Besar Ilmu Sosiologi Pedesaan, Uncen Prof. Avelinus Lefaan, MS mengatakan, pemerintah daerah harus berani membangun dari desa atau kampung. Hal ini tentunya sudah melalui kajian mendalam, salah satunya yang pernah dilakukan oleh pakar pembangunan dan Ekonomi, dunia asal Inggris, Robert Chambers.
"Program MBG dipastikan dapat membantu perekonomian petani di Kampung kita karena mereka bisa memasok bahan pangan lokal untuk program tersebut. Sekarang yang menjadi catatan pentingnya adalah bagaimana upaya kita dalam mengelola atau memanfaatkan pangan lokal yang ada agar," tuturnya.
Ia memaparkan berbagai kendala kerap dihadapi PLN terlebih pada daerah tertinggal, terdepan, dan terluar (3T). Mulai dari pengangkutan material untuk pembangkit listrik, jaringan transmisi, dan infrastruktur pendukung seringkali memerlukan biaya yang signifikan, mengingat medan yang sulit.