Sejak periode Januari hingga memasuki April 2025 puluhan karyawan perhotelan di Kota Jayapura telah dirumahkan. Kalaupun ada yang masih bertahan juga tidak bekerja secara full. Otomatis akan terjadi pengurangan penghasil
"Yang harus dilakukan saat ini adalah meningkatkan konsumsi, dia harus meningkatkan daya beli, tentunya harus punya uang. Ya mungkin kalau pemerintah masih ada uang untuk proyek padat karya, itu yang diperbanyak seharusn
Skeptisnya, jika tak ada PSU paling tidak uang tersebut masih bisa digunakan untuk perputaran uang di Papua. Terkait ini pemerintah Provinsi Papua, melalui Kepala Dinas Komunikasi dan Informatika (Kominfo) Papua, Jeri Ag
"Untuk mendukung pertumbuhan ekonomi, kita harus memiliki akses jalan yang bagus, sehingga segala usaha baik itu pertanian, perkebunan, usaha apapun yang akan dilakukan masyarakat, dapat dijangkau oleh pasar, dengan begi
  Diakui Prof Julius Ary Mollet bahwa kondisi pertumbuhan ekonomi di Papua sebenarnya tidak berbeda dengan wilayah lainnya di Indonesia. Apalagi Papua saat ini masih mengandalkan dana transfer pusat.
Hal serupa juga terjadi di salah satu Toko Rizky Hasdin Abepura, Anisa, salah satu karyawan mengaku permintaan baju meningkat jelang Lebaran, khususnya baju koko dan gamis. Harga baju gamis dan koko di toko mereka bervariasi, mulai dari Rp 50.000 hingga Rp 500.000.
  Dia mengatakan, pihak BCA sendiri juga telah melakukan pendampingan terhadap sejumlah mahasiswa yang mendapatkan beasiswa itu. Mereka akan mendapatkan beasiswa sampai menyelesaikan kuliah dan tentunya mereka juga harus berprestasi.
Dikatakan, sampai saat ini Papua memiliki potensi yang sangat besar sehingga ia mengajak semua pihak terutama pemerintah untuk bisa memanfaatkan peluang ini. Tujuannya adalah untuk meningkatkan pendapatan bagi negara. Karena hal ini bukan saja bicara dalam konteks Papua, tapi ini juga mengenai pendapatan bagi negara, dan pasar indo pasifik inilah yang menjadi salah satu potensi.
 Penjabat Gubernur Papua, Ramses Limbong menyebut, pertumbuhan ekonomi Papua masih berada di angka 4,82 persen, di bawah rata-rata nasional. Ia menargetkan agar pertumbuhan ekonomi Papua dapat mencapai 8 persen dan berharap Bank Papua berkontribusi mencapai target itu.
Kata Kadir, untuk menarik minat konsumen, pihaknya memberikan harga spesial untuk pembelian minuman soft drink seperti Coca-cola, Sprite, Fanta ukuran 330 ml dengan harga Rp 108.000, sedangkan ukuran 1 liter Rp 109.000 dan ukuran 250 ml Rp 37 ribu/packnya.