Hanya saja kata Ridwan, cakupan imunisasi masih sangat rendah. “Seharusnya, dalam dua pekan sejak 27 Mei 2024, kita sudah mencapai target putaran pertama 95% dan lanjut ke putaran berikutnya. Tapi, hingga kini hampir satu bulan berlalu, kita belum mencapainya,” kata Ridwan.
Terkait dengan upaya Dinas Kesehatan dalam penanganan IPAL (Instalasi Pengolahan Air Limbah) Bahan Berbahaya dan Beracun B3 di Lingkungan Puskesmas Kab. Jayapura, Dinkes Kab. Jayapura bersama Unicef melaksanakan program tersebut, dengan cara menyediakan pengelolaan IPAL pada beberapa Puskesmas yang ada.
Terkait dengan flu burung tersebut, Sekretaris Dinas Kesehatan Papua, dr Aaron Rumainum, mengatakan kasus ini belum masuk ke Papua bahkan Indonesia. Kendati demikian, pihaknya meminta masyarakat untuk tetap waspada.
Menurutnya, stunting disebabkan oleh banyak faktor, tidak hanya disebabkan oleh faktor gizi saja, tetapi juga faktor pola asuh, faktor anemia pada remaja putri, faktor asupan gizi bagi ibu hamil hingga melahirkan dan ada juga yang disebabkan oleh kesehatan bayi dan balita pada masa pertumbuhan.
Seperti halnya yang dilakukan oleh Puskesmas Sumberker Biak, sebanyak 37 pemuda-pemudi yang tergabung dalam PAM GKI Jemaat Diaspora SPV Waropen, diperiksa secara kolektif khusus pemeriksaan darah malaria.
Adapun jenis pemeriksaan yang dilakukan oleh pihaknya, yaitu pemeriksaan HIV-AIDS, TBC dan beberapa jenis penyakit kronis lainnya termasuk malaria dan hipertensi. Selain itu para calon pasangan suami istri itu juga akan diberikan penyuluhan tentang kesehatan.
Sekretaris Dinas Kesehatan Kabupaten Mimika, Fransiska Tekege menjelaskan, dari angka 45,6 persen tersebut, jumlah anak yang telah diimunisasi per Minggu, 9 Juni 2024 sebanyak 25.601 anak dari target 55.570 anak, sejak pelaksanaanya pada 27 Mei 2024 lalu.
Ia menyebut percepatan PIN Polio di daerah ini terjadi atas kerja sama dan kerja keras semua elemen, di antaranya melibatkan 11 puskesmas, tenaga kesehatan, kepala kelurahan, dan orang tua dari anak-anak penerima imunisasi polio.
Pemeriksaan dilakukan secara makroskopis oleh petugas kesehatan hewan Disnakkeswan yang hadir dengan memeriksa mata, hidung, mulut hingga telinga sapi untuk memenuhi persyaratan kelayakan hewan kurban.
Kegiatan ini dihadiri oleh, pihak Kementerian Agama Kota Jayapura, forum kerukunan antar umat beragama kota Jayapura, Badan Kesbangpol, pihak Polresta Jayapura, paguyuban se-kota Jayapura, tokoh-tokoh masyarakat, tokoh adat, organisasi kepemudaan seperti Gamki, PMK RI dan organisasi lainnya serta para lurah dan kepala-kepala kampung di kota Jayapura.