Kepala Stasiun Meteorologi Maritim Jayapura, Heri Purnomo, S.Si, pada, Selasa (6/8) menyampaikan bahwa penyebab gelombang tinggi, terjadi karena kecepatan angin yang terjadi di wilayah perairan utara Jayapura itu mencapai 16 - 20 knot, yang menyebabkan pergerakan arus dan gelombang.
Kecelakaan kapal masih mewarnai pelayaran di Kabupaten Merauke. Berdasarkan catatan dari Kantor Pencarian dan Pertolongan Merauke, selama 6 bulan terakhir terhitung sejak Januari-Juni 2024, tercatat 10 laporan yang diterima oleh Kantor SAR Merauke.
Ezri mengatakan Hujan yang terjadi di kota Jayapura dan sekitarnya disebabkan oleh beberapa faktor. Salah satunya adalah fenomena gelombang atmosfer yang terpantau aktif di wilayah Papua sehingga berpotensi meningkatkan aktifitas pembentukan awan hujan.
Diketahui bahwa fenomena Aphelion adalah ketika jarak bumi dengan matahari dalam titik terjauh saat periode revolusi atau Aphelion. Namun, hal itu tak otomatis membuat suhu menjadi lebih dingin.
Ketua Tim Prediksi dan Peringatan Dini Cuaca Fenomena Khusus BMKG Miming di Jakarta, Jumat, mengatakan bahwa kondisi suhu panas maksimum lebih dari 34,1 derajat Celcius juga terdeteksi menerpa wilayah Sentani, Jayapura, Papua, yang sudah berlangsung sejak 24 jam terakhir.
Yustus menyampaikan hal lain yang perlu diantisipasi bahwa menjelang pergantian musim hujan ke musim kemarau, akan terjadi transisi musim yang ditandai dengan hujan lebat namun disertai angin kencang dengan durasi singkat.
BMKG mengimbau masyarakat di wilayah setempat untuk tidak membakar sampah ataupun membuang puntung pada tempatnya untuk menghindari terjadinya kebakaran hutan dan lahan. Selain itu, BMKG juga mengimbau masyarakat untuk mewaspadai potensi kekeringan meteorologis yang merupakan kondisi anomali iklim dalam bentuk berkurangnya curah hujan dalam jangka waktu bulanan, musiman, bahkan durasi waktu yang panjang.
Dengan memperhatikan lokasi episenter dan kedalaman hiposenternya, gempabumi yang terjadi merupakan jenis gempabumi menengah diakibatkan karena adanya deformasi batuan kerak bumi. Dari Hasil analisis BMKG mekanisme sumber menunjukkan bahwa gempabumi memiliki mekanisme pergerakan geser.
Hasil analisis dinamika atmosfer menunjukkan kondisi atmosfer yang cukup basah dengan ketersediaan uap air yang cukup tinggi pada lapisan 850 mb, 700 mb dan 500 mb akibat adanya gangguan pola angin di wilayah utara Papua disertai dengan adanya aktivitas gelombang atmosfer Rossby equator.
Dr. Weniza, M.Sc, selaku Koordinator Bidang Mitigasi Gempa Bumi dan Tsunami BMKG Pusat mengatakan koordinasi dan kolaborasi bersama dalam kesiapsiagaan bencana gempa bumi dan tsunami perlu dilakukan, diperkanalkan disosialisasikan kepada seluruh elemen lapisan masyarakat.