JAYAPURA- Gubernur Papua, Lukas Enembe, SIP., MH., mempertimbangkan saran Duta Besar Indonesia untuk Amerika Serikat, Mahendra Siregar, agar memberikan waktu bagi mahasiswa Papua untuk tinggal lebih lama di luar negeri (LN) usai menyelesaikan pendidikan. Tujuannya tidak lain untuk membangun jaringan global dan internasional.
“Saran Dubes itu akan saya pertimbangkan. Memang anak-anak kita harus punya jaringan global dan internasional. Oleh sebab itu, saya sarankan mereka yang sudah selesai kuliah tidak perlu pulang ke Papua. Mereka bisa kerja dimana saja,” ujar Lukas Enembe, SIP., MH., Selasa (14/5) lalu.
Enembe juga menjelaskan bahwa anak-anak asli Papua yang dikirim untuk menimba ilmu di luar negeri sudah ditetapkan sesuai dengan jangka waktu sekolahnya, sehingga kalau melewati waktu yang ditetapkan, mereka akan dipulangkan.
“Beberapa mahasiswa di Jerman yang dipulangkan karena sudah lewat jangka waktu beasiswa, sementara para mahasiswa tersebut tak kunjung menyelesaikan kuliah mereka. Ketentuan lainnya, tiap anak Papua yang dikirim untuk studi di luar negeri harus menguasai bahasa Inggris dalam 2 tahun. Jika dalam 2 tahun masih belum dapat berbahasa Inggris dengan baik, maka akan dipulangkan,” tambahnya.
Sebelumnya, Duta Besar Indonesia untuk Amerika Serikat, Mahendra Siregar memberikan saran kepada Gubernur Papua, Lukas Enembe, untuk dapat mengubah peraturan pengiriman mahasiswa asli Papua ke luar negeri, khususnya di Amerika Serikat, dengan tinggal lebih lama setelah menyelesaikan pendidikan.
“Kalau mereka sudah di sini, semua harus dioptimalkan. Mereka sebaiknya tinggal lebih lama setelah kuliah agar punya jaringan global dan internasional. Ini yang sangat penting saat ini, terlebih anak-anak Papua di AS harus bisa mendapatkan nilai lebih di AS karena mereka sudah sampai di salah satu negara paling maju di dunia,” ujar Mahendra Siregar saat menerima kunjungan rombongan Pemprov Papua yang dipimpin Gubernur Lukas Enembe, Washington, Amerika Serikat, Selasa (14/5) lalu.(gr/ary)