Monday, May 20, 2024
27.7 C
Jayapura

Berkurang, Penggunaan Ikat Kepala Burung Cenderawasih

Klemen Tinal, SE., MM (FOTO : Gratianus Silas/Cepos)

JAYAPURA- Penggunaan ikat kepala dari burung Cenderawasih yang kerap kali ditemui di acara-acara formal maupun pementasan seni lokal Papua perlahan-lahan sudah dikurangi. Menurut Wakil Gubernur Papua, Klemen Tinal, SE., MM., hal ini terjadi tidak lain karena mulai tumbuhnya kesadaran dari para pejabat maupun dari masyarakat.

“Senang kami melihat di acara-acara tidak lagi pakai ikat kepala Cenderawasih, yang benar-benar dari burung Cenderawasih hidup. Memang karena sebenarnya itu tidak pantas juga, sebab burung khas Papua itu dilindungi,” jelas Klemen Tinal, SE., MM., kepada wartawan, Senin (18/3) lalu.

 Wagub Tinal menambahkan bahwa perlahan tapi pasti, Burung Cenderawasih sudah tidak lagi dikenakan sebagai ikat kepala. Sebaliknya, saat ini penggunaan ikat kepala terbuat dari bahan imitasi (plastik) dan berbahan dasar manik-manik dan kerang laut.

Baca Juga :  Siapkan Ruangan untuk Pemeriksaan PCR

“Kalau semua pakai Cenderawasih asli sebagai ikat kepala, pastinya burung kebanggaan Papua itu akan habis (punah) di hutan. Tapi, puji Tuhan, sekarang sudah mulai sadar, sehingga tidak digunakan lagi,” tambahnya. (gr/ary)

Klemen Tinal, SE., MM (FOTO : Gratianus Silas/Cepos)

JAYAPURA- Penggunaan ikat kepala dari burung Cenderawasih yang kerap kali ditemui di acara-acara formal maupun pementasan seni lokal Papua perlahan-lahan sudah dikurangi. Menurut Wakil Gubernur Papua, Klemen Tinal, SE., MM., hal ini terjadi tidak lain karena mulai tumbuhnya kesadaran dari para pejabat maupun dari masyarakat.

“Senang kami melihat di acara-acara tidak lagi pakai ikat kepala Cenderawasih, yang benar-benar dari burung Cenderawasih hidup. Memang karena sebenarnya itu tidak pantas juga, sebab burung khas Papua itu dilindungi,” jelas Klemen Tinal, SE., MM., kepada wartawan, Senin (18/3) lalu.

 Wagub Tinal menambahkan bahwa perlahan tapi pasti, Burung Cenderawasih sudah tidak lagi dikenakan sebagai ikat kepala. Sebaliknya, saat ini penggunaan ikat kepala terbuat dari bahan imitasi (plastik) dan berbahan dasar manik-manik dan kerang laut.

Baca Juga :  Pejabat Duduki Posisi Penting di DOB Diharapkan Sudah Siap

“Kalau semua pakai Cenderawasih asli sebagai ikat kepala, pastinya burung kebanggaan Papua itu akan habis (punah) di hutan. Tapi, puji Tuhan, sekarang sudah mulai sadar, sehingga tidak digunakan lagi,” tambahnya. (gr/ary)

Berita Terbaru

Artikel Lainnya