Site icon Cenderawasih Pos

Fakta Kelam Wasit Final Euro, Ternyata Punya Dosa Besar Kepada Timnas U-23

Potret Francois Letexier yang akan memimpin laga final Euro 2024 antara Spanyol dan Inggris. (Getty Images/Lars Baron)

JAKARTA-Dalam dunia sepak bola, nama Francois Letexier kini tengah menjadi sorotan. Wasit asal Prancis ini dijadwalkan memimpin laga final Euro 2024 yang akan berlangsung di Olympiastadion, Berlin.

Namun, bagi pencinta sepak bola Indonesia, Letexier bukanlah nama yang asing. Dia memiliki sejarah kontroversial yang kelam dengan Timnas Indonesia U-23, sebuah kisah yang hingga kini membekas di hati para penggemar sepak bola Tanah Air.

Dua bulan lalu, tepatnya pada 9 Juli 2024, Letexier memimpin laga Timnas Indonesia U-23 melawan Guinea U-23 di play-off Olimpiade 2024. Pertandingan yang digelar di Stadion INF Clairefontaine, Prancis, itu menjadi panggung bagi sejumlah keputusan wasit yang kontroversial dan dianggap merugikan skuad Merah Putih.

Gol semata wayang yang membawa Guinea menang 1-0 atas Indonesia berasal dari tendangan penalti yang sangat kontroversial. Dalam tayangan ulang, terlihat jelas bahwa pelanggaran yang dilakukan Witan Sulaeman terhadap Algassime Bah terjadi di luar kotak penalti. Namun, Letexier memutuskan memberikan hadiah penalti kepada Guinea setelah Bah terjatuh di dalam kotak penalti. Keputusan ini memicu kemarahan para pemain dan pelatih Timnas Indonesia.

Tidak berhenti di situ, pada pertengahan babak kedua, Letexier kembali memberikan penalti kepada Guinea setelah Algassime Bah terjatuh di kotak penalti. Kali ini, Alfeandra Dewangga yang berusaha melakukan tekel dan berhasil menghalau bola, tetap dianggap melakukan pelanggaran.

Protes keras dari pemain Indonesia, termasuk pelatih Shin Tae Yong, tidak mampu mengubah keputusan wasit. Akibat protesnya, Shin Tae Yong bahkan harus menerima dua kartu kuning dan diusir dari pinggir lapangan.

Keputusan penalti kedua ini sempat membawa harapan bagi Timnas Indonesia ketika eksekusi Algassime Bah gagal berbuah gol. Namun, satu-satunya gol dari penalti pertama sudah cukup untuk memastikan kemenangan Guinea dan menggugurkan harapan Indonesia untuk melangkah ke Olimpiade 2024. Kekalahan ini menjadi pil pahit yang harus ditelan oleh skuad Garuda Muda.

Keputusan-keputusan kontroversial Letexier dalam laga tersebut memicu perdebatan sengit di kalangan pencinta sepak bola Indonesia. Banyak yang merasa bahwa ketidakadilan ini telah merampas impian para pemain muda Indonesia untuk tampil di Olimpiade. Ketiadaan VAR dalam pertandingan tersebut juga dianggap sebagai salah satu faktor yang menghambat Letexier dalam mengambil keputusan yang lebih tepat.

Kini, Francois Letexier kembali menjadi pusat perhatian ketika dipercaya memimpin laga final Euro 2024. Dalam pertandingan akbar tersebut, Letexier akan didampingi oleh dua rekan senegaranya, Cyril Mugnier dan Mehdi Rahmouni, sebagai asisten wasit. Sementara itu, Szymon Marciniak asal Polandia akan bertugas sebagai wasit keempat.

Sebagai wasit berpengalaman, Letexier tentunya diharapkan mampu memimpin laga final dengan adil dan tanpa kontroversi. Namun, bayang-bayang keputusan kontroversial dalam laga Timnas Indonesia U-23 melawan Guinea masih membekas di benak para penggemar sepak bola Indonesia.

Mereka berharap, dalam final Euro 2024 ini, Letexier dapat menunjukkan kepemimpinan yang lebih baik dan tidak mengulangi kesalahan yang sama.

Bagi pencinta sepak bola Indonesia, kenangan pahit dari play-off Olimpiade 2024 ini tetap menjadi pengingat akan pentingnya keadilan dalam dunia olahraga. Harapan besar juga disematkan kepada wasit-wasit lainnya untuk selalu mengedepankan prinsip fair-play dan mengambil keputusan berdasarkan fakta yang ada di lapangan.

Kisah kelam antara Francois Letexier dan Timnas Indonesia U-23 ini menjadi pelajaran berharga bagi semua pihak. Dalam setiap pertandingan, tidak hanya pemain yang harus tampil maksimal, tetapi juga wasit yang dituntut untuk memimpin dengan bijaksana dan adil. Kesalahan dalam pengambilan keputusan bisa berdampak besar, tidak hanya bagi hasil pertandingan, tetapi juga bagi karier dan impian para pemain.

Sebagai penggemar sepak bola, kita semua tentu berharap agar insiden-insiden serupa tidak lagi terjadi di masa mendatang. Sepak bola adalah olahraga yang penuh dengan gairah dan semangat, dan keadilan harus menjadi pondasi utama dalam setiap laga.

Sementara final Euro 2024 menjadi momen penting bagi Francois Letexier untuk menunjukkan kualitasnya sebagai wasit yang profesional dan adil.

Mari kita nantikan bersama jalannya final Euro 2024, dengan harapan bahwa pertandingan tersebut akan berlangsung dengan fair play dan tanpa kontroversi. Dan, bagi Timnas Indonesia U-23, semoga pengalaman pahit di play-off Olimpiade 2024 menjadi motivasi untuk terus berjuang dan meraih prestasi di masa depan. (*)

Sumber: Jawapos

Exit mobile version