Dida melanjutkan, “Dari pengalaman saya, penggunaan berulang dari kacamata ini memperkuat memori otot inti mata dan pikiran. Ini membuat refleks dan pengambilan keputusan para pemain jadi lebih tajam.”
Menariknya, alat ini tergolong sederhana dan terjangkau, yakni seharga kurang dari £30 atau sekitar $39. Bahkan, telah digunakan secara luas di berbagai olahraga di Amerika seperti baseball dan basket.
Meski sederhana, alat ini punya dasar ilmiah yang kuat. Fabian Otte, pelatih kiper Liverpool, memegang lisensi UEFA Goalkeeping A dan juga meraih gelar PhD di bidang pelatihan keterampilan dari German Sport University Cologne. Otte dikenal sebagai sosok yang menerapkan teori ilmiah ke dalam praktik.
Metode inovatif seperti ini juga sudah umum diterapkan di Jerman, terutama di Bayern Munchen. Kiper seperti Manuel Neuer dan Yann Sommer sempat terlihat memakai kacamata ini dalam sesi latihan mereka.
Inovasi ini dibawa oleh Michael Rechner, pelatih kiper Bayern yang juga pendiri platform digital Goalkeeping Development.
“Klub-klub yang menggunakan alat inovatif seperti ini seringkali melihat para pemainnya mendapatkan keunggulan di situasi pertandingan yang penuh tekanan,” jelas Dida lagi.
Menurutnya, sensasi mengenakan kacamata ini seperti mengenakan rompi beban saat berlari. Saat dilepas, pemain akan merasa lebih ringan dan refleks mereka jadi lebih tajam di lapangan. (*/Jawapos)