JAKARTA-Hasil Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) tahunan dan luar biasa PT Liga Indonesia Baru (PT LIB) 2025 mengumumkan beberapa perubahan mendasar salah satunya pergantian nama kompetisi.
Jenama Liga 1 yang telah berjalan selama tujuh musim terakhir akan diganti menjadi Super League.
“Labeling kita, liga utamanya adalah Super League, siapa pun sponsornya,” ucap Direktur Utama PT LIB Ferry Paulus.
Perubahan ini bukan yang pertama kali di sepanjang sejarah kompetisi sepak bola Tanah Air. Pergantian nama kerap dilakukan seiring dengan perkembangan filosofis yang mendasarinya. Berikut adalah transformasi Liga Indonesia sepanjang masa.
1. Perseritakan
Kompetisi Perseritakan merupakan ajang pertandingan sepak bola pertama yang hadir di Indonesia. Pengaruh persebaran sepak bola paling besar datang dari orang-orang Belanda yang saat itu menduduki wilayah Nusantara.
Gelaran Perseritakan erat kaitannya dengan pendirian PSSI pada 1930 atau di masa sebelum kemerdekaan. Soeratin, salah satu tokoh pendiri PSSI sekaligus ketua umum pertama segera menelurkan program berupa pelaksanaan kompetisi internal di tiap perserikatan.
Perseritakan sendiri merujuk pada organisasi atau kelompok sepak bola yang telah ada sebelumnya. Kelompok tersebut masih eksis hingga kini dan dikenal sebagai pendiri PSSI. Yakni VIJ (Persija Jakarta), BIVB (Persib Bandung), IVBM (PPSM Magelang), PSM (PSIM Jogjakarta), VVB (Persis Solo), MVN (PSM Madiun), dan SIVB (Persebaya Surabaya).
Di tingkatan yang lebih tinggi dari kompetisi internal terdapat kejuaraan antar perserikatan berjuluk Steden Tournooi. Gelaran ini pertama kali dilaksanakan di Surakarta secara terpusat pada 1931 dan bertahan hingga 1994.
Meski dikenal sebagai tonggak persepakbolaan Indonesia, Perserikatan masih hanya diikuti klub-klub lokal di Pulau Jawa.