Sunday, October 6, 2024
23.7 C
Jayapura

Menilik Celah Regulasi Agar Paes Bisa Membela Timnas Tanpa Melalui Sidang CAS

JAKARTA-Polemik mengenai kiper Maarten Paes yang belum bisa memperkuat Timnas Indonesia meski telah resmi menjadi Warga Negara Indonesia (WNI) terus bergulir. Penjaga gawang berusia 26 tahun ini masih terganjal regulasi FIFA 2022 yang menghalangi dirinya untuk langsung berkostum skuad Garuda.

Menurut Statuta FIFA, pemain yang pernah membela timnas kelompok umur suatu negara tidak bisa membela timnas negara lainnya. Maarten Paes, yang pernah membela Timnas U-21 Belanda di usia 22 tahun pada 2021, kini terhambat oleh aturan ini.

Hasani Abdulgani, mantan anggota eksekutif (Exco) PSSI, menjelaskan bahwa kasus Maarten Paes seharusnya melewati FIFA terlebih dahulu sebelum bisa dibawa ke Court of Arbitration for Sport (CAS) untuk disidangkan. “Kalau kita memang nge-apply (ke FIFA) ditolak, kita masih bisa banding. Kalau bandingnya ditolak, baru kita ke CAS,” ujar Hasani dalam channel YouTube-nya, Hasani’s Corner, yang diunggah akun Instagram @jomediafutbolid, Kamis (4/7/2024).

Hingga saat ini, belum ada konfirmasi langsung dari FIFA apakah banding Maarten Paes ditolak atau tidak.

Namun, Hasani menambahkan masih ada peluang untuk menyelesaikan kasus ini dengan memuaskan. Menurutnya, ada celah peraturan yang bisa dimanfaatkan. Bahkan, dia menyarankan PSSI untuk terbang langsung ke markas FIFA di Swiss untuk menyelesaikan kasus Maarten Paes. “Sebenarnya kasusnya adalah hanya telat beberapa bulan saja, ketika membela Timnas Belanda (kelompok umur). Itu pun disebabkan oleh Covid-19, tinggal kita nego,” paparnya.

Baca Juga :  Ketum PSSI Erick Thohir Sebut Dirinya Terpukau dengan Permainan Timnas U-23

“Saya kasih saran, belajar dari kasus Jordi Amat. Saya ngomong ke orang yang ngurus itu, setelah saya telusuri ternyata sekarang tidak menggunakan jasa orang itu. Pasti ada jalan keluar untuk Maarten Paes. Jangan dulu ke CAS,” tambahnya.

Menurut Hasani, ada beberapa langkah yang bisa diambil oleh PSSI untuk memperjuangkan Maarten Paes agar bisa membela Timnas Indonesia tanpa harus melalui sidang CAS.

Langkah pertama yang perlu diambil adalah mengajukan aplikasi resmi ke FIFA. Jika aplikasi ini ditolak, PSSI masih memiliki kesempatan untuk mengajukan banding. Proses banding ini penting untuk menunjukkan niat baik dan komitmen dari pihak PSSI dalam memperjuangkan Maarten Paes. Jika banding ini juga ditolak, barulah langkah terakhir adalah membawa kasus ini ke CAS. Namun, Hasani menekankan bahwa masih ada peluang untuk menyelesaikan kasus ini tanpa harus melalui CAS.

Selain itu, Hasani menyebut bahwa ada peluang lain yaitu dengan meminta dispensasi dari FIFA. Dispensasi ini bisa diberikan dengan alasan khusus, misalnya situasi pandemi Covid-19 yang menyebabkan keterlambatan dalam proses naturalisasi dan perpindahan asosiasi. PSSI harus terus berjuang dan melobi FIFA agar dispensasi ini bisa diberikan. Menurut Hasani, PSSI perlu datang langsung ke FIFA dan bertemu dengan tim legal untuk membahas celah-celah regulasi yang bisa dimanfaatkan.

“Kalau ada yang lebih teliti, datang ke FIFA. Bila perlu sekarang terbang ke FIFA, ketemu tim legal. Saya melihat ada beberapa celah, dari regulasi yang ada,” tegas dia.

Baca Juga :  Akui Tim Ekuador Memiliki Set Piece yang Baik, Tak Bisa Anggap Remeh

Keberhasilan PSSI dalam melobi FIFA dan memanfaatkan celah regulasi akan menjadi kunci agar Maarten Paes bisa segera memperkuat Timnas Indonesia.

Sementara itu, Erick Thohir, Ketua Umum PSSI, juga telah berusaha keras untuk menyelesaikan proses naturalisasi Maarten Paes. Setelah resmi menjadi WNI pada Selasa (30/4/2024), Paes mengungkapkan rasa bahagianya dan tekadnya untuk membawa Timnas Indonesia melaju ke Piala Dunia 2026. “Saya sangat bangga. Ini adalah momen besar (bersejarah) bagi saya. Momen yang membahagiakan untuk dibagi bersama masyarakat Indonesia. Saya sangat bangga dan tidak sabar untuk memulai bermain (bersama timnas Indonesia),” ucap Maarten Paes.

JAKARTA-Polemik mengenai kiper Maarten Paes yang belum bisa memperkuat Timnas Indonesia meski telah resmi menjadi Warga Negara Indonesia (WNI) terus bergulir. Penjaga gawang berusia 26 tahun ini masih terganjal regulasi FIFA 2022 yang menghalangi dirinya untuk langsung berkostum skuad Garuda.

Menurut Statuta FIFA, pemain yang pernah membela timnas kelompok umur suatu negara tidak bisa membela timnas negara lainnya. Maarten Paes, yang pernah membela Timnas U-21 Belanda di usia 22 tahun pada 2021, kini terhambat oleh aturan ini.

Hasani Abdulgani, mantan anggota eksekutif (Exco) PSSI, menjelaskan bahwa kasus Maarten Paes seharusnya melewati FIFA terlebih dahulu sebelum bisa dibawa ke Court of Arbitration for Sport (CAS) untuk disidangkan. “Kalau kita memang nge-apply (ke FIFA) ditolak, kita masih bisa banding. Kalau bandingnya ditolak, baru kita ke CAS,” ujar Hasani dalam channel YouTube-nya, Hasani’s Corner, yang diunggah akun Instagram @jomediafutbolid, Kamis (4/7/2024).

Hingga saat ini, belum ada konfirmasi langsung dari FIFA apakah banding Maarten Paes ditolak atau tidak.

Namun, Hasani menambahkan masih ada peluang untuk menyelesaikan kasus ini dengan memuaskan. Menurutnya, ada celah peraturan yang bisa dimanfaatkan. Bahkan, dia menyarankan PSSI untuk terbang langsung ke markas FIFA di Swiss untuk menyelesaikan kasus Maarten Paes. “Sebenarnya kasusnya adalah hanya telat beberapa bulan saja, ketika membela Timnas Belanda (kelompok umur). Itu pun disebabkan oleh Covid-19, tinggal kita nego,” paparnya.

Baca Juga :  Naik 8 Peringkat setelah Dua Kali Sikat Vietnam, Erick: Kerja Keras Lagi!

“Saya kasih saran, belajar dari kasus Jordi Amat. Saya ngomong ke orang yang ngurus itu, setelah saya telusuri ternyata sekarang tidak menggunakan jasa orang itu. Pasti ada jalan keluar untuk Maarten Paes. Jangan dulu ke CAS,” tambahnya.

Menurut Hasani, ada beberapa langkah yang bisa diambil oleh PSSI untuk memperjuangkan Maarten Paes agar bisa membela Timnas Indonesia tanpa harus melalui sidang CAS.

Langkah pertama yang perlu diambil adalah mengajukan aplikasi resmi ke FIFA. Jika aplikasi ini ditolak, PSSI masih memiliki kesempatan untuk mengajukan banding. Proses banding ini penting untuk menunjukkan niat baik dan komitmen dari pihak PSSI dalam memperjuangkan Maarten Paes. Jika banding ini juga ditolak, barulah langkah terakhir adalah membawa kasus ini ke CAS. Namun, Hasani menekankan bahwa masih ada peluang untuk menyelesaikan kasus ini tanpa harus melalui CAS.

Selain itu, Hasani menyebut bahwa ada peluang lain yaitu dengan meminta dispensasi dari FIFA. Dispensasi ini bisa diberikan dengan alasan khusus, misalnya situasi pandemi Covid-19 yang menyebabkan keterlambatan dalam proses naturalisasi dan perpindahan asosiasi. PSSI harus terus berjuang dan melobi FIFA agar dispensasi ini bisa diberikan. Menurut Hasani, PSSI perlu datang langsung ke FIFA dan bertemu dengan tim legal untuk membahas celah-celah regulasi yang bisa dimanfaatkan.

“Kalau ada yang lebih teliti, datang ke FIFA. Bila perlu sekarang terbang ke FIFA, ketemu tim legal. Saya melihat ada beberapa celah, dari regulasi yang ada,” tegas dia.

Baca Juga :  Profil Arkhan Kaka, Striker Sekaligus Pencetak Gol Pertama Timnas

Keberhasilan PSSI dalam melobi FIFA dan memanfaatkan celah regulasi akan menjadi kunci agar Maarten Paes bisa segera memperkuat Timnas Indonesia.

Sementara itu, Erick Thohir, Ketua Umum PSSI, juga telah berusaha keras untuk menyelesaikan proses naturalisasi Maarten Paes. Setelah resmi menjadi WNI pada Selasa (30/4/2024), Paes mengungkapkan rasa bahagianya dan tekadnya untuk membawa Timnas Indonesia melaju ke Piala Dunia 2026. “Saya sangat bangga. Ini adalah momen besar (bersejarah) bagi saya. Momen yang membahagiakan untuk dibagi bersama masyarakat Indonesia. Saya sangat bangga dan tidak sabar untuk memulai bermain (bersama timnas Indonesia),” ucap Maarten Paes.

Berita Terbaru

Artikel Lainnya