Sementara Kepala Pelatih Para atletik Indonesia, Slamet Widodo, mengungkapkan atlet tolak peluru Suparni Yati masih berada dalam kondisi cedera saat berlaga di Asian Para Games 2022 Hangzhou di Huanglong Sports Centre Stadium, Tiongkok, Senin.
Performa Suparni Yati dalam partai final tolak peluru F20 ia sebut dipengaruhi oleh kondisi kaki yang pernah cedera pada 2019.
“Kendalanya Suparni karena kakinya sempat cedera sehingga tidak bisa tampil maksimal. Padahal kekuatan lengannya bagus, tetapi dorongan kakinya kurang maksimal akibat cedera tersebut,” kata Slamet dalam keterangan resmi Komite Paralimpiade (NPC) Indonesia.
Meski demikian, cedera itu tak menghalangi performa optimal Suparni yang berhasil meraih medali perak sekaligus medali pertama untuk Indonesia di Asian Para Games 2022 Hangzhou dengan mencatatkan lemparan sejauh 11,12 meter.
Adapun posisi pertama ditempati oleh Reina Hori asal Jepang dengan jarak lempar 11,93 meter sekaligus merebut medali emas. Atlet Malaysia Noor Imaninq Binti Idris berada di posisi ketiga dengan catatan 11,08 meter sekaligus meraih perunggu.
Slamet menilai, raihan medali perak ini pun menunjukkan penampilan Suparni yang stabil dari Asian Para Games 2018 yang juga membawa pulang medali.
“Prestasi Suparni tetap stabil meskipun di Asian Para Games 2018 mendapat emas, sekarang perak. Karena memang banyak peserta seperti dua atlet baru dari Jepang,” ujar Slamet.
“Mudah-mudahan capaian Suparni pada hari ini bisa membuka jalan untuk capaian medali berikutnya. Mohon doanya agar tim Para atletik bisa mencapai capaian terbaik di Asian Para Games ini,” ujarnya menambahkan.
Sementara itu, sejumlah nomor dalam cabang olahraga Para atletik masih berpotensi untuk mendulang medali dalam Asian Games 2022 Hangzhou.
Skuad Para atletik Indonesia yang diperkuat 22 atlet akan turun dalam beberapa nomor perlombaan yakni lari, lempar cakram, tolak peluru, balap kursi roda, dan lompat jauh. (*)
Sumber : Jawapos