Friday, April 26, 2024
32.7 C
Jayapura

Kemenpora Berikan Daftar Nama Kaki Tangan Bandar Judi Bola ke Satgas

Sesmenpora Gatot S. Dewa Broto (dua dari kanan) bertemu dengan Kasatgas Antimafia Bola Brigjen Pol Hendro Pandowo. (Istimewa)

Sepak Bola Indonesia

JAWAPOS– Adanya Satgas Antimafia Bola jilid III mendapat sambutan baik dari berbagai pihak. Salah satunya Kemenpora. Kemarin pagi (18/2) Sesmenpora Gatot S. Dewa Broto mendatangi Polda Metro Jaya untuk bertemu langsung dengan Kasatgas Antimafia Bola Jilid III Brigjen Hendro Pandowo.

Banyak hal yang dibahas. Salah satunya tentang pengalaman Gatot ketika membentuk Tim-9 saat PSSI dibekukan pemerintah. Saat itu, Tim-9 dibentuk bukan hanya karena PSSI dibekukan, tetapi juga karena ada dugaan pengaturan skor di sepak bola Indonesia. ’’Kami tegaskan ke beliau kalau pengaturan skor harus dicermati dengan baik,’’ ucapnya.

Cermati dengan baik yang dimaksud adalah soal modus. Gatot menilai, adanya Tim-9 hingga Satgas Antimafia Bola jilid I, II, hingga III membuat mafia bola berpikir keras untuk bisa lolos dari jerat hukum. Ruang lingkup untuk beraksi memang kecil. Tapi, bukan berarti langkah mafia bola lantas hilang dari sepak bola Indonesia. ’’Kami juga menyebut beberapa nama yang perlu diwaspadai,’’ paparnya.

Siapa saja namanya? Gatot enggan menjelaskan secara detail. Yang pasti, nama-nama yang diberikan kepada Satgas Antimafia Bola jilid III merupakan runner yang selama ini jadi kaki tangan para bandar judi. ’’Ada seseorang dan owner-owner klub. Ada beberapa nama tertentu,’’ ucapnya.

Baca Juga :  Galanita Persipura Tolikara Tetap Puncaki Klasemen

Selain itu, pria asal Jogjakarta tersebut memberikan beberapa contoh terkait pemberantasan pengaturan skor di Eropa. Ilmu itu didapatnya ketika melakukan studi banding ketika PSSI dibekukan pemerintah dan FIFA. ’’Saat itu apa yang saya dapat adalah adanya sinergitas antara pemerintah, federasi, dan klub. Di La Liga itu ada sinergitas. Karena itu, kecil kemungkinan adanya pengaturan skor,’’ terangnya.

Salah satu langkah konkret yang bisa dilakukan dari studi banding itu adalah adanya keberanian kepolisian di Spanyol melakukan penangkapan langsung terhadap mafia bola. Penangkapan tersebut bisa melalui laporan dari masyarakat hingga langkah kepolisian mencium potensi adanya pengaturan skor. ’’Misal di laga El Clasico itu diperkirakan ada potensi dugaan pengaturan skor tinggi, bisa dicium dari laporan masyarakat. Polisi bisa langsung bergerak. Kalau sesudah itu dilepas usai dimintai keterangan lain cerita ya, makanya saya sudah minta polisi jangan ragu-ragu lagi sekarang,’’ tegasnya.

Ada permintaan khusus Gatot kepada Satgas Antimafia Bola jilid III. Salah satunya adalah adanya edukasi kepada publik dan klub peserta. Edukasi agar para pelaku sepak bola Indonesia ini tidak masuk dalam lubang mafia bola di kemudian hari. ’’Saat ini Indonesia belum aman pengaturan skor. Ini harus jadi perhatian serius dari satgas,’’ harapnya.

Baca Juga :  Akibat Corona, Persiapan di Kabupaten Jayapura Terganggu

Sementara itu, Brigjen Hendro Pandowo mengungkapkan, selain masukan beberapa hal soal mafia bola di Indonesia, pihaknya berdiskusi terkait pengawasan terhadap rekrutmen pemain untuk Piala Dunia U-20. Sebab, notice dari Menpora Zainudin Amali sendiri berharap Indonesia tidak hanya sukses jadi penyelenggara, melainkan juga peserta. ’’Beliau juga sudah memberikan masukan sehingga tidak terlepas dari kelancaran sejak awal rekrutmen,’’ terangnya.

Untuk PR (pekerjaan rumah) satgas sendiri, sejauh ini pihaknya masih memburu dua DPO atas kasus pengaturan skor di Liga 3. Yakni, antara Perses Sumedang melawan Persikasi Bekasi. ’’Identitasnya SG dan HR. Perannya ada yang menyerahkan uang, ada yang menerima uang, ada yang mengatur wasit. Itu bukti adanya kolaborasi dari beberapa pihak sehingga terjadi pengaturan skor,’’ ucapnya.

Untuk Vigit Waluyo? Hendro menambahkan, saat ini pihaknya masih melengkapi berkas. Masih menunggu keterangan dari OJK terkait aliran dana. ’’Jika itu sudah, kami segera lengkapi dan menyerahkan ke kejaksaan,’’ ungkapnya.(JPG/gin)

Sesmenpora Gatot S. Dewa Broto (dua dari kanan) bertemu dengan Kasatgas Antimafia Bola Brigjen Pol Hendro Pandowo. (Istimewa)

Sepak Bola Indonesia

JAWAPOS– Adanya Satgas Antimafia Bola jilid III mendapat sambutan baik dari berbagai pihak. Salah satunya Kemenpora. Kemarin pagi (18/2) Sesmenpora Gatot S. Dewa Broto mendatangi Polda Metro Jaya untuk bertemu langsung dengan Kasatgas Antimafia Bola Jilid III Brigjen Hendro Pandowo.

Banyak hal yang dibahas. Salah satunya tentang pengalaman Gatot ketika membentuk Tim-9 saat PSSI dibekukan pemerintah. Saat itu, Tim-9 dibentuk bukan hanya karena PSSI dibekukan, tetapi juga karena ada dugaan pengaturan skor di sepak bola Indonesia. ’’Kami tegaskan ke beliau kalau pengaturan skor harus dicermati dengan baik,’’ ucapnya.

Cermati dengan baik yang dimaksud adalah soal modus. Gatot menilai, adanya Tim-9 hingga Satgas Antimafia Bola jilid I, II, hingga III membuat mafia bola berpikir keras untuk bisa lolos dari jerat hukum. Ruang lingkup untuk beraksi memang kecil. Tapi, bukan berarti langkah mafia bola lantas hilang dari sepak bola Indonesia. ’’Kami juga menyebut beberapa nama yang perlu diwaspadai,’’ paparnya.

Siapa saja namanya? Gatot enggan menjelaskan secara detail. Yang pasti, nama-nama yang diberikan kepada Satgas Antimafia Bola jilid III merupakan runner yang selama ini jadi kaki tangan para bandar judi. ’’Ada seseorang dan owner-owner klub. Ada beberapa nama tertentu,’’ ucapnya.

Baca Juga :  Galanita Persipura Tolikara Tetap Puncaki Klasemen

Selain itu, pria asal Jogjakarta tersebut memberikan beberapa contoh terkait pemberantasan pengaturan skor di Eropa. Ilmu itu didapatnya ketika melakukan studi banding ketika PSSI dibekukan pemerintah dan FIFA. ’’Saat itu apa yang saya dapat adalah adanya sinergitas antara pemerintah, federasi, dan klub. Di La Liga itu ada sinergitas. Karena itu, kecil kemungkinan adanya pengaturan skor,’’ terangnya.

Salah satu langkah konkret yang bisa dilakukan dari studi banding itu adalah adanya keberanian kepolisian di Spanyol melakukan penangkapan langsung terhadap mafia bola. Penangkapan tersebut bisa melalui laporan dari masyarakat hingga langkah kepolisian mencium potensi adanya pengaturan skor. ’’Misal di laga El Clasico itu diperkirakan ada potensi dugaan pengaturan skor tinggi, bisa dicium dari laporan masyarakat. Polisi bisa langsung bergerak. Kalau sesudah itu dilepas usai dimintai keterangan lain cerita ya, makanya saya sudah minta polisi jangan ragu-ragu lagi sekarang,’’ tegasnya.

Ada permintaan khusus Gatot kepada Satgas Antimafia Bola jilid III. Salah satunya adalah adanya edukasi kepada publik dan klub peserta. Edukasi agar para pelaku sepak bola Indonesia ini tidak masuk dalam lubang mafia bola di kemudian hari. ’’Saat ini Indonesia belum aman pengaturan skor. Ini harus jadi perhatian serius dari satgas,’’ harapnya.

Baca Juga :  Legenda Barcelona Kunjungi Anjungan Papua

Sementara itu, Brigjen Hendro Pandowo mengungkapkan, selain masukan beberapa hal soal mafia bola di Indonesia, pihaknya berdiskusi terkait pengawasan terhadap rekrutmen pemain untuk Piala Dunia U-20. Sebab, notice dari Menpora Zainudin Amali sendiri berharap Indonesia tidak hanya sukses jadi penyelenggara, melainkan juga peserta. ’’Beliau juga sudah memberikan masukan sehingga tidak terlepas dari kelancaran sejak awal rekrutmen,’’ terangnya.

Untuk PR (pekerjaan rumah) satgas sendiri, sejauh ini pihaknya masih memburu dua DPO atas kasus pengaturan skor di Liga 3. Yakni, antara Perses Sumedang melawan Persikasi Bekasi. ’’Identitasnya SG dan HR. Perannya ada yang menyerahkan uang, ada yang menerima uang, ada yang mengatur wasit. Itu bukti adanya kolaborasi dari beberapa pihak sehingga terjadi pengaturan skor,’’ ucapnya.

Untuk Vigit Waluyo? Hendro menambahkan, saat ini pihaknya masih melengkapi berkas. Masih menunggu keterangan dari OJK terkait aliran dana. ’’Jika itu sudah, kami segera lengkapi dan menyerahkan ke kejaksaan,’’ ungkapnya.(JPG/gin)

Berita Terbaru

Artikel Lainnya