Monday, December 2, 2024
29.7 C
Jayapura

Perokok Aktif Wajib Tahu! 10 Hal Ini Akan Terjadi Saat Kamu Berhenti Merokok

  1. Fungsi paru-paru membaik

Dua minggu hingga tiga bulan setelah berhenti merokok, seseorang akan melihat peningkatan pada fungsi paru-paru.

Silia, struktur mirip rambut di paru-paru yang rusak akibat asap mulai pulih setelah satu bulan dan sepanjang tahun pertama.

  1. Batuk lebih sedikit

Saat paru-paru pulih, batuk akan berkurang. Bagi kebanyakan orang, mengidam dan gejala penarikan diri lainnya paling parah terjadi pada minggu pertama setelah berhenti, dan bisa berlangsung selama satu bulan atau lebih.

  1. Sesak nafas membaik

Disaat paru-paru mulai pulih juga seseorang perlahan akan merasakan sesak nafas perlahan mulai membaik.

  1. Resiko terkena penyakit jantung koroner menurun

Saat memasuki tahun kedua setelah berhenti, risiko terkena penyakit jantung koroner menurun menjadi setengah dari risiko orang yang merokok. Hal ini secara signifikan mengurangi kemungkinan serangan jantung.

Baca Juga :  Mendagri: Ada 30 ASN Mengundurkan Diri Untuk Maju Pilkada

  1. Resiko terkena kanker menurun

Lima hingga sepuluh tahun setelah berhenti, risiko terkena kanker mulut, tenggorokan, atau kotak suara (diafragma) berkurang setengah, dibandingkan mereka yang merokok atau menggunakan tembakau. Peluang Anda terkena stroke juga mulai menurun.

Mempertahankan penghentian tembakau selama 10 tahun menurunkan risiko kematian akibat kanker paru-paru hingga setengahnya.

Selain itu, berhenti merokok mengurangi peluang terkena kanker tertentu, termasuk kanker serviks, laring (bagian tenggorokan), ginjal, dan pankreas.

Lima belas tahun setelah berhenti merokok, risiko Anda terkena penyakit jantung koroner sama dengan risiko seseorang yang tidak pernah merokok.

  1. Paru-paru pulih sepenuhnya

Setelah 20 tahun tidak merokok, terkena kanker di mulut, hidung, pankreas, dan laring menjadi hampir sama dengan seseorang yang tidak merokok. Pada titik ini, paru-paru telah pulih secara fungsional dari kerusakan.(*)

Baca Juga :  Komisi I DPR Setujui Jenderal Agus Subiyanto jadi Calon Panglima TNI

Sumber: Verywell Health

  1. Fungsi paru-paru membaik

Dua minggu hingga tiga bulan setelah berhenti merokok, seseorang akan melihat peningkatan pada fungsi paru-paru.

Silia, struktur mirip rambut di paru-paru yang rusak akibat asap mulai pulih setelah satu bulan dan sepanjang tahun pertama.

  1. Batuk lebih sedikit

Saat paru-paru pulih, batuk akan berkurang. Bagi kebanyakan orang, mengidam dan gejala penarikan diri lainnya paling parah terjadi pada minggu pertama setelah berhenti, dan bisa berlangsung selama satu bulan atau lebih.

  1. Sesak nafas membaik

Disaat paru-paru mulai pulih juga seseorang perlahan akan merasakan sesak nafas perlahan mulai membaik.

  1. Resiko terkena penyakit jantung koroner menurun

Saat memasuki tahun kedua setelah berhenti, risiko terkena penyakit jantung koroner menurun menjadi setengah dari risiko orang yang merokok. Hal ini secara signifikan mengurangi kemungkinan serangan jantung.

Baca Juga :  Jokowi: 17 Kepala Negara Dipastikan Hadir

  1. Resiko terkena kanker menurun

Lima hingga sepuluh tahun setelah berhenti, risiko terkena kanker mulut, tenggorokan, atau kotak suara (diafragma) berkurang setengah, dibandingkan mereka yang merokok atau menggunakan tembakau. Peluang Anda terkena stroke juga mulai menurun.

Mempertahankan penghentian tembakau selama 10 tahun menurunkan risiko kematian akibat kanker paru-paru hingga setengahnya.

Selain itu, berhenti merokok mengurangi peluang terkena kanker tertentu, termasuk kanker serviks, laring (bagian tenggorokan), ginjal, dan pankreas.

Lima belas tahun setelah berhenti merokok, risiko Anda terkena penyakit jantung koroner sama dengan risiko seseorang yang tidak pernah merokok.

  1. Paru-paru pulih sepenuhnya

Setelah 20 tahun tidak merokok, terkena kanker di mulut, hidung, pankreas, dan laring menjadi hampir sama dengan seseorang yang tidak merokok. Pada titik ini, paru-paru telah pulih secara fungsional dari kerusakan.(*)

Baca Juga :  Enam Kabupaten dengan Prevalensi Stunting Tertinggi di Papua Tengah

Sumber: Verywell Health

Berita Terbaru

Artikel Lainnya