Site icon Cenderawasih Pos

Profil Paus Fransiskus yang Tiba di Indonesia Gunakan Pesawat Komersial

Pemimpin Gereja Katolik dunia Paus Fransiskus (Antara/Firifica)

JAKARTA– Paus Fransiskus akan tiba di Indonesia hari ini, Selasa (3/9). Hingga tiga hari ke depan, ia akan berkeliling bertemu sejumlah pejabat negara, pertemuan lintas iman, hingga misa bersama puluhan ribu umat Katolik di Stadion Gelora Bung Karno.
Kunjungan Paus Fransiskus ini menjadi spesial karena tidak banyak negara yang terpilih didatangi pimpinan tertinggi gereja Katolik dunia ini.
Dalam lawatannya, Paus dijadwalkan akan bertemu Presiden Joko Widodo juga temu lintas iman di Masjid Istiqlal.
Kehadirannya hari ini menjadi magnet tersendiri bagi seluruh masyarakat dunia, khususnya Indonesia.
Lantas, siapakah sebenarnya sosok Paus Fransiskus ini? Berikut profilnya.

Mempunyai nama lahir George Mario Bergoglio, Paus Fransiskus adalah imam Yesuit pertama dan orang Amerika Latin keturunan Italia pertama yang terpilih sebagai Paus sejak tahun 2013.
Pria yang berusia kini berusia 87 tahun ini juga menjadi Paus non-Eropa pertama dan orang dari Belahan Bumi Selatan pertama sejak Paus Gregorius III dari Suriah wafat pada tahun 741.
Sebagai pria yang lahir di Buenos Aires, Argentina, Paus Fransiskus pernah bekerja sebagai seorang penjaga bar dan petugas kebersihan saat masih muda.
Ia kemudian berlatih menjadi ahli kimia dan bekerja sebagai teknisi di laboratorium ilmu pangan. Setelah sembuh dari penyakit pneumonia dan kista yang parah, Paus pun terinspirasi untuk bergabung dengan Jesuit pada tahun 1958.
Pria ini kemudian ditahbiskan sebagai imam Katolik pada tahun 1969, dan dari tahun 1973 hingga 1979 menjadi pemimpin provinsi Yesuit di Argentina.
Ia lantas menjadi Uskup Agung Buenos Aires pada tahun 1998 dan diangkat menjadi kardinal pada tahun 2001 oleh Paus Yohanes Paulus II.
Dalam perjalanannya, Paus Fransiskus memimpin Gereja Argentina selama kerusuhan Desember 2001 di Argentina. Pemerintahan Néstor Kirchner dan Cristina Fernández de Kirchner menganggapnya sebagai saingan politik.
Menyusul pengunduran diri Paus Benediktus XVI pada 28 Februari 2013, sebuah konklaf kepausan memilihnya sebagai pengganti pada 13 Maret. Ia memilih Fransiskus sebagai nama kepausannya untuk menghormati Santo Fransiskus dari Assisi.
Sepanjang kehidupan publiknya, Paus Fransiskus terkenal karena kerendahan hatinya, penekanannya pada belas kasihan Tuhan, visibilitas internasional sebagai paus, kepeduliannya terhadap orang miskin, dan komitmennya pada dialog antaragama.
Selama ini, Paus Fransiskus juga dipuji karena memiliki pendekatan kepausan yang kurang formal daripada pendahulunya, misalnya memilih untuk tinggal di wisma Domus Sanctae Marthae daripada di apartemen kepausan di Istana Apostolik yang digunakan oleh Paus sebelumnya.
Hal serupa juga dilakukannya dalam kunjungan ke Indonesia saat ini. Ia memilih menggunakan pesawat komersial alih-alih jet pribadi. Begitu pun tempat menginap, Kepala Negara Vatikan itu enggan tidur di hotel dan lebih memilih tidur di Kedubes Vatikan. (*)
Sumber: Jawapos
Exit mobile version