Thursday, April 25, 2024
25.7 C
Jayapura

Covid-19 Berpotensi Datangkan “Penyakit” Baru

Prof. DR. Yohanis Rante, SE, M.Si  ( FOTO: Thomas Loli/Cenderawasih Pos )

*Jika Tidak Dicegah dan Ditangani Secara Baik 

JAYAPURA-Direktur Pascasarjana yang juga mantan Pembantu Rektor 2 Universitas Cenderawasih (Uncen), Prof. DR. Yohanis Rante, SE, M.Si mengatakan, dampak yang timbul akibat merebaknya Covid-19 di Indonesia dan khususnya di Provinsi Papua, sangat besar. Karena itu, pencegahan dan penanganan Covid-19 ini harus dilakukan secara masif agar dampak yang ditimbulkan tidak semakin besar dan meluas.

Diakui, sejak kasus Covid-19 ini merebak, jutaan karyawan telah di-PHK, ratusan perusahaan tidak maksimal dalam berproduksi, bahkan sebagian sudah ditutup. “Jika kondisi ini berlangsung terus maka dampak yang ditimbulkan semakin besar bahkan ekonomi bisa porak-poranda,”jelasnya kepada Cenderawasih Pos di sela-sela menghadiri rapat pengurus Ikatan Keluarga Toraja (IKT) Kota Jayapura dan Provinsi Papua di Tongkonan, Jumat, (29/5) kemarin.

Pria yang kini sebagai Ketua Dewan Pakar Kerukunan Keluarga Sulawesi Selatan (KKSS) Wilayah Papua menyarankan, agar pemerintah baik provinsi, kabupaten dan kota berhati-hati dalam mengambil kebiajakan, terutama dalam mencegah dan menangani Covid-19 ini. “Yang kita hadapi ini virus, tapi sangat berdampak perekonomian negara dan daerah,”paparnya.

Baca Juga :  Banyak Kebijakan Memihak Berdampak Over Load

 Jika pemerintah tidak berhati-hati mengambil kebijakan maka bisa memunculkan penyakit baru yaitu penyakit ekonomi. Penyakit ekonomi ini muncul karena banyaknya pengangguran akibat PHK, banyak perusahaan tidak maksimal berproduksi bahkan sebagian sudah tutup.”Inilah yang saya katakan penyakit ekonomi dan akan berdampak pada kelaparan di mana-mana,”tandasnya.

 Terkait new normal atau tatanan kehidupan baru yang kini mulai diterapkan di beberapa provinsi  di Indonesia, Ketua Dewan Pembina IKT Provinsi Papua ini mengatakan, untuk daerah atau kabupaten dan kota yang sudah terpapar Covid-19 di Papua belum bisa langsung diterapkan.

  “Kita harus lihat kasusnya, kalau masih terus meningkat maka tentu belum langsung diterapkan new normal,”jelasnya.

 Dia menyarankan, khusus daerah hijau atau daerah yang belum ada kasus Covid-19-nya agar bisa menerapkan new normal, supaya tatanan kehidupan masyarakat di daerah itu berlangsung normal, pemerintahan juga normal dan yang tidak kalah pentingnya pelayanan kepada masyarkat bisa berjalan normal.

 Dia juga mencontohkan daerah hijau di Papua, seperti Mamberamo Raya, Puncak Jaya, Puncak dan beberapa daerah lainnya, sebenarnya sudah bisa menerapkan new normal agar tatanan baru kehidupan masyarakat di sana berjalan normal.     

Baca Juga :  Selain Telur, Bawang Juga Bisa Dibatasi Untuk Masuk Papua

Namun lanjut dia, protokol kesehatan harus tetap menjadi perhatian masyarakat, misalnya tetap pakai masker jika beraktivitas di luar, jaga jarak, selalu menjaga kebersihan diri, rajin cuci tangan dan lainnya dan jangan dulu menerima warga atau orang dari luar dulu.    

“Khusus Kota Jayapura, Kabupaten Jayapura, Mimika, Keerom, Biak Numfor dan daerah lainnya belum bisa langsung diterapkan new normal, harus bertahap, kita lihat kasusnya dulu, apa lagi di Kota Jayapura, kasus masih terus meningkat,”ungkapnya.

Secara umum, dirinya setuju soal penerapan new normal di Indonesia, termasuk di Papua, sebab akan membuat kondisi ekonomi kembali normal, pemerintahan kembali normal, perusahaan-perusahaan kembali berproduksi dan lainnya. Pada saat new normal ini diberlakukan, protokol kesehatan harus tetap jadi perhatian.”Kita tetap wajib pakai masker, jaga jarak, cuci tangan, dan lain-lain,”pungkasnya.(tho/wen) 

Prof. DR. Yohanis Rante, SE, M.Si  ( FOTO: Thomas Loli/Cenderawasih Pos )

*Jika Tidak Dicegah dan Ditangani Secara Baik 

JAYAPURA-Direktur Pascasarjana yang juga mantan Pembantu Rektor 2 Universitas Cenderawasih (Uncen), Prof. DR. Yohanis Rante, SE, M.Si mengatakan, dampak yang timbul akibat merebaknya Covid-19 di Indonesia dan khususnya di Provinsi Papua, sangat besar. Karena itu, pencegahan dan penanganan Covid-19 ini harus dilakukan secara masif agar dampak yang ditimbulkan tidak semakin besar dan meluas.

Diakui, sejak kasus Covid-19 ini merebak, jutaan karyawan telah di-PHK, ratusan perusahaan tidak maksimal dalam berproduksi, bahkan sebagian sudah ditutup. “Jika kondisi ini berlangsung terus maka dampak yang ditimbulkan semakin besar bahkan ekonomi bisa porak-poranda,”jelasnya kepada Cenderawasih Pos di sela-sela menghadiri rapat pengurus Ikatan Keluarga Toraja (IKT) Kota Jayapura dan Provinsi Papua di Tongkonan, Jumat, (29/5) kemarin.

Pria yang kini sebagai Ketua Dewan Pakar Kerukunan Keluarga Sulawesi Selatan (KKSS) Wilayah Papua menyarankan, agar pemerintah baik provinsi, kabupaten dan kota berhati-hati dalam mengambil kebiajakan, terutama dalam mencegah dan menangani Covid-19 ini. “Yang kita hadapi ini virus, tapi sangat berdampak perekonomian negara dan daerah,”paparnya.

Baca Juga :  Selain Telur, Bawang Juga Bisa Dibatasi Untuk Masuk Papua

 Jika pemerintah tidak berhati-hati mengambil kebijakan maka bisa memunculkan penyakit baru yaitu penyakit ekonomi. Penyakit ekonomi ini muncul karena banyaknya pengangguran akibat PHK, banyak perusahaan tidak maksimal berproduksi bahkan sebagian sudah tutup.”Inilah yang saya katakan penyakit ekonomi dan akan berdampak pada kelaparan di mana-mana,”tandasnya.

 Terkait new normal atau tatanan kehidupan baru yang kini mulai diterapkan di beberapa provinsi  di Indonesia, Ketua Dewan Pembina IKT Provinsi Papua ini mengatakan, untuk daerah atau kabupaten dan kota yang sudah terpapar Covid-19 di Papua belum bisa langsung diterapkan.

  “Kita harus lihat kasusnya, kalau masih terus meningkat maka tentu belum langsung diterapkan new normal,”jelasnya.

 Dia menyarankan, khusus daerah hijau atau daerah yang belum ada kasus Covid-19-nya agar bisa menerapkan new normal, supaya tatanan kehidupan masyarakat di daerah itu berlangsung normal, pemerintahan juga normal dan yang tidak kalah pentingnya pelayanan kepada masyarkat bisa berjalan normal.

 Dia juga mencontohkan daerah hijau di Papua, seperti Mamberamo Raya, Puncak Jaya, Puncak dan beberapa daerah lainnya, sebenarnya sudah bisa menerapkan new normal agar tatanan baru kehidupan masyarakat di sana berjalan normal.     

Baca Juga :  Identitas Korban Lakamaut di Trikora Terungkap

Namun lanjut dia, protokol kesehatan harus tetap menjadi perhatian masyarakat, misalnya tetap pakai masker jika beraktivitas di luar, jaga jarak, selalu menjaga kebersihan diri, rajin cuci tangan dan lainnya dan jangan dulu menerima warga atau orang dari luar dulu.    

“Khusus Kota Jayapura, Kabupaten Jayapura, Mimika, Keerom, Biak Numfor dan daerah lainnya belum bisa langsung diterapkan new normal, harus bertahap, kita lihat kasusnya dulu, apa lagi di Kota Jayapura, kasus masih terus meningkat,”ungkapnya.

Secara umum, dirinya setuju soal penerapan new normal di Indonesia, termasuk di Papua, sebab akan membuat kondisi ekonomi kembali normal, pemerintahan kembali normal, perusahaan-perusahaan kembali berproduksi dan lainnya. Pada saat new normal ini diberlakukan, protokol kesehatan harus tetap jadi perhatian.”Kita tetap wajib pakai masker, jaga jarak, cuci tangan, dan lain-lain,”pungkasnya.(tho/wen) 

Berita Terbaru

Artikel Lainnya