Friday, April 26, 2024
27.7 C
Jayapura

Ada yang Salah Sejak Awal

Ketua DPRD Kota Jayapura, Abisai Rollo

Perlu Perencanaan yang Matang

JAYAPURA – Potret suram Pasar Yotefa yang menjadi lokasi langganan banjir hingga kini belum mendapatkan jalan keluar. Pemerintah Kota Jayapura memang tengah menyiapkan pasar baru yang dikatakan lebih representatif.  Hanya lokasinya masih pada daerah resapan air sehingga perlu konsep yang lebih matang agar tidak mengalami hal serupa. Persoalan Pasar Yotefa sendiri dikatakan telah salah sejak awal karena di lokasi yang ada saat ini dulunya adalah hutan sagu yang menjadi daerah resapan. 

 Namun karena sudah terlanjur berjalan, pemerintah diingatkan untuk kembali tidak salah melangkah. Ketua DPRD Kota Jayapura, Abisai Rollo menyampaikan bahwa bagaimanapun jika lokasi pasar hanya terus ditimbun maka dipastikan tidak akan menyelesaikan masalah mengingat sejak awal daerah pasar adalah tempat resapan. Jika pembangunan masih dijalankan di lokasi sekitar pasar, ia menganggap perlu dibuatkan satu lokasi untuk menyerap air. 

Baca Juga :  Sidang Jemaat Pniel Jadikan Tahun 2023 Sebagai Tahun Pembaruan

 “Jadi memang sejak awal sudah salah, ketika saya masih SMP sempat tinggal disitu dan disitu dusun sagu dan tiap hari ada air namun ketika lokasi tersebut dilepas masyarakat ulayat awalnya akan dibangun stadion oleh pemerintah provinsi namun karena dianggap tak layak akhirnya dibiarkan nganggur hingga dihibahkan oleh Pemkot dan Pemkot bangun pasar,” jelas Abisai Rollo melalui ponselnya, Selasa (26/2). Ia berpendapat jika mau membangun pasar yang representatif maka itu harus direncanakan ulang. 

 Jika hanya timbun terus maka akan percuma dan hanya membuang anggaran yang tak kecil. “Tapi untuk perencanaan ulang memang membutuhkan anggaran yang cukup besar. Saya sendiri  kemarin hampir menimbun 200 ret tapi setelah sata pikir percuma juga. Bukan berarti kita tidak mampu tapi harus dicarikan jalan keluar lainnya,” jelas Rollo. “Dilokasi sekarang itu sekitar 13-14 hektar nah coba 1 hektar itu dikosongkan dan dibuat daerah resapan. Mungkin kondisinya akan jauh lebih baik,” imbuhnya. Rollo juga menyinggung balik soal komentar dari akademisi Marinus Yaung yang menyampaikan bahwa DPRPD Kota bisa di class action karena tak mampu menangani banjir. 

Baca Juga :  Siswa dan Guru SD Jayapura Dilatih Metode GASING

“Coba dosen itu menjadi anggota DPR jadi tidak hanya memikirkan dan menilai tetapi ikut membangun. Membangun itu menggunakan anggaran dan tidak bisa langsung selesai. Coba dia (Marinus Yaung) ikut saya ke Oranda dan ia sampaikan apa yang bisa ia lakukan untuk mengatasi persoalan banjir disana,” sindir Rollo. (ade/wen) 

Ketua DPRD Kota Jayapura, Abisai Rollo

Perlu Perencanaan yang Matang

JAYAPURA – Potret suram Pasar Yotefa yang menjadi lokasi langganan banjir hingga kini belum mendapatkan jalan keluar. Pemerintah Kota Jayapura memang tengah menyiapkan pasar baru yang dikatakan lebih representatif.  Hanya lokasinya masih pada daerah resapan air sehingga perlu konsep yang lebih matang agar tidak mengalami hal serupa. Persoalan Pasar Yotefa sendiri dikatakan telah salah sejak awal karena di lokasi yang ada saat ini dulunya adalah hutan sagu yang menjadi daerah resapan. 

 Namun karena sudah terlanjur berjalan, pemerintah diingatkan untuk kembali tidak salah melangkah. Ketua DPRD Kota Jayapura, Abisai Rollo menyampaikan bahwa bagaimanapun jika lokasi pasar hanya terus ditimbun maka dipastikan tidak akan menyelesaikan masalah mengingat sejak awal daerah pasar adalah tempat resapan. Jika pembangunan masih dijalankan di lokasi sekitar pasar, ia menganggap perlu dibuatkan satu lokasi untuk menyerap air. 

Baca Juga :  Siswa dan Guru SD Jayapura Dilatih Metode GASING

 “Jadi memang sejak awal sudah salah, ketika saya masih SMP sempat tinggal disitu dan disitu dusun sagu dan tiap hari ada air namun ketika lokasi tersebut dilepas masyarakat ulayat awalnya akan dibangun stadion oleh pemerintah provinsi namun karena dianggap tak layak akhirnya dibiarkan nganggur hingga dihibahkan oleh Pemkot dan Pemkot bangun pasar,” jelas Abisai Rollo melalui ponselnya, Selasa (26/2). Ia berpendapat jika mau membangun pasar yang representatif maka itu harus direncanakan ulang. 

 Jika hanya timbun terus maka akan percuma dan hanya membuang anggaran yang tak kecil. “Tapi untuk perencanaan ulang memang membutuhkan anggaran yang cukup besar. Saya sendiri  kemarin hampir menimbun 200 ret tapi setelah sata pikir percuma juga. Bukan berarti kita tidak mampu tapi harus dicarikan jalan keluar lainnya,” jelas Rollo. “Dilokasi sekarang itu sekitar 13-14 hektar nah coba 1 hektar itu dikosongkan dan dibuat daerah resapan. Mungkin kondisinya akan jauh lebih baik,” imbuhnya. Rollo juga menyinggung balik soal komentar dari akademisi Marinus Yaung yang menyampaikan bahwa DPRPD Kota bisa di class action karena tak mampu menangani banjir. 

Baca Juga :  Pekerjakan 10  Orang, Pengusaha Wajib Buat Aturan Perusahaan

“Coba dosen itu menjadi anggota DPR jadi tidak hanya memikirkan dan menilai tetapi ikut membangun. Membangun itu menggunakan anggaran dan tidak bisa langsung selesai. Coba dia (Marinus Yaung) ikut saya ke Oranda dan ia sampaikan apa yang bisa ia lakukan untuk mengatasi persoalan banjir disana,” sindir Rollo. (ade/wen) 

Berita Terbaru

Artikel Lainnya