Ia menegaskan bahwa pengibaran bendera One Peace tidak perlu ditakuti atau dianggap sebagai bentuk makar. Thomas bahkan mengingatkan bahwa mantan Presiden Abdurrahman Wahid (Gus Dur) pernah mengizinkan pengibaran bendera Bintang Kejora di Papua, dengan syarat tidak lebih tinggi dari bendera Merah Putih.
“Apalagi jika kita baca berbagai sumber tentang One Peace, jelas ini bukan gerakan separatis, jadi tidak perlu panik,” tandasnya.
Thomas juga mengajak pemerintah untuk lebih fokus pada pembangunan daerah, peningkatan kualitas demokrasi, serta penyelesaian persoalan mendasar seperti hak asasi manusia di Papua dan masalah kemiskinan di berbagai wilayah.
“Yang mengibarkan bendera ini bukan kelompok separatis, tapi anak-anak muda yang ingin mengekspresikan pandangannya terhadap situasi negara saat ini. Banyak hal lebih penting untuk dipikirkan daripada merespons secara berlebihan fenomena bendera One Peace,” ujarnya.
Ia mengingatkan bahwa respons negara yang terlalu represif justru akan memunculkan kesan bahwa pemerintah tidak mampu membangun bangsa secara demokratis. Sebaliknya, fenomena ini seharusnya menjadi bukti bahwa generasi muda masih peduli pada perjalanan demokrasi Indonesia.
“Kita harus bersyukur di era yang semakin maju ini, anak-anak muda masih memiliki semangat untuk memberikan kritik dan saran terhadap proses demokrasi di negara kita,” pungkasnya. (rel/tri)
Layanan Langganan Koran Cenderawasih Pos, https://bit.ly/LayananMarketingCepos
BACA SELENGKAPNYA DI KORAN DIGITAL CEPOS https://www.myedisi.com/cenderawasihpos