Sunday, November 24, 2024
25.7 C
Jayapura

Saat Hujan, Sejumlah Drainase Belum Siap Tampung

SENTANI- Kondisi sejumlah drainase utama di kota Sentani sejauh ini  boleh dikatakan sangat tidak representatif. Artinya drainase ini tidak bisa menampung air dalam jumlah yang banyak terutama pada saat terjadinya hujan. Padahal Sentani, sudah ditetapkan sebagai daerah dengan tingkat kerawanan bencana yang sangat tinggi termasuk banjir yang sewaktu-waktu bisa saja terjadi.

Dari pantauan Cenderawasih Pos, drainase yang ada khususnya di jalur utama mengalami pendangkalan akibat sedimentasi lumpur. Selain itu, ada  beberapa drainase utama yang ukurannya terlalu kecil jika dibanding dengan debit air yang ada saat hujan turun.

Adapun drainase yang  harus segera mendapat perhatian dari pihak terkait di antaranya di jalan utama kota Sentani mulai dari persimpangan Jalan Genyem sampai depan kantor Pengadilan Agama atau di depan Saga II Sentani. Di sepanjang jalan tersebut saluran air sudah tertutup tanah, sehingga tidak berfungsi mengalirkan air. Dampaknya air hujan yang berasal dari sekitar kawasan tempat tinggal penduduk terkadang menggenangi jalan.

Baca Juga :  Bupati:  Revisi RTRW Hanya 8 Bulan

Kepala Bidang Kedaruratan BPBD Kabupaten Jayapura,  Corry Simbolon mengatakan, masalah tergenangnya air di depan kantor Pengadilan Agama Sentani saat hujan turun, diakuinya cukup sulit untuk diatasi. Hal itu disebabkan karena jalur bawah air yang ada di bawah jalan di sekitar komplek itu sudah dipenuhi material batu dan pasir.  Kondisi ini yang kemudian,  menyebabkan air tidak bisa mengalir ke tempat pembuangan akhir.

“Kalau di depan Saga itu kita sudah berusaha berulang kali. Tetapi memang itu harus gali untuk mengeluarkan seluruh material yang ada di bawah yang menutupi saluran air.  Sepanjang itu tidak dilakukan maka kondisi itu akan tetap terjadi seperti itu,” jelasnya.

Baca Juga :  Belum Ditindaklanjuti, Dewan Bisa Keluarkan Hak Interpelasi

Kondisi saluran air yang juga tidak berfungsi normal juga terlihat di daerah Pasar Lama Sentani dan juga jalan menuju Pasar Baru.  Khusus di Pasar Lama Sentani, saluran air di kiri kanan jalan sudah dipenuhi sampah dan material yang menutupi hampir seluruh saluran pembuangan air.  Sehingga air yang mengalir di saluran air itu seringkali mengendap dan menimbulkan bau yang tidak sedap.

Selain menimbulkan bau yang tidak sedap, kondisi ini juga menyebabkan air meluap ke badan jalan saat hujan turun. Salah satu warga di sekitar kawasan Pasar Lama,  Riki mengungkapkan, sudah cukup lama kondisi drainase yang dipenuhi sampah dan material lainnya itu dibiarkan.  Padahal masyarakat sangat berharap pemerintah perlu melakukan penataan terhadap kawasan Pasar Lama yang merupakan bagian dari pusat kota Kabupaten Jayapura. (roy/nat)

SENTANI- Kondisi sejumlah drainase utama di kota Sentani sejauh ini  boleh dikatakan sangat tidak representatif. Artinya drainase ini tidak bisa menampung air dalam jumlah yang banyak terutama pada saat terjadinya hujan. Padahal Sentani, sudah ditetapkan sebagai daerah dengan tingkat kerawanan bencana yang sangat tinggi termasuk banjir yang sewaktu-waktu bisa saja terjadi.

Dari pantauan Cenderawasih Pos, drainase yang ada khususnya di jalur utama mengalami pendangkalan akibat sedimentasi lumpur. Selain itu, ada  beberapa drainase utama yang ukurannya terlalu kecil jika dibanding dengan debit air yang ada saat hujan turun.

Adapun drainase yang  harus segera mendapat perhatian dari pihak terkait di antaranya di jalan utama kota Sentani mulai dari persimpangan Jalan Genyem sampai depan kantor Pengadilan Agama atau di depan Saga II Sentani. Di sepanjang jalan tersebut saluran air sudah tertutup tanah, sehingga tidak berfungsi mengalirkan air. Dampaknya air hujan yang berasal dari sekitar kawasan tempat tinggal penduduk terkadang menggenangi jalan.

Baca Juga :  Belum Ditindaklanjuti, Dewan Bisa Keluarkan Hak Interpelasi

Kepala Bidang Kedaruratan BPBD Kabupaten Jayapura,  Corry Simbolon mengatakan, masalah tergenangnya air di depan kantor Pengadilan Agama Sentani saat hujan turun, diakuinya cukup sulit untuk diatasi. Hal itu disebabkan karena jalur bawah air yang ada di bawah jalan di sekitar komplek itu sudah dipenuhi material batu dan pasir.  Kondisi ini yang kemudian,  menyebabkan air tidak bisa mengalir ke tempat pembuangan akhir.

“Kalau di depan Saga itu kita sudah berusaha berulang kali. Tetapi memang itu harus gali untuk mengeluarkan seluruh material yang ada di bawah yang menutupi saluran air.  Sepanjang itu tidak dilakukan maka kondisi itu akan tetap terjadi seperti itu,” jelasnya.

Baca Juga :  Jangan Ada Black Campaign  dan Isu Sara Dalam Pilkada

Kondisi saluran air yang juga tidak berfungsi normal juga terlihat di daerah Pasar Lama Sentani dan juga jalan menuju Pasar Baru.  Khusus di Pasar Lama Sentani, saluran air di kiri kanan jalan sudah dipenuhi sampah dan material yang menutupi hampir seluruh saluran pembuangan air.  Sehingga air yang mengalir di saluran air itu seringkali mengendap dan menimbulkan bau yang tidak sedap.

Selain menimbulkan bau yang tidak sedap, kondisi ini juga menyebabkan air meluap ke badan jalan saat hujan turun. Salah satu warga di sekitar kawasan Pasar Lama,  Riki mengungkapkan, sudah cukup lama kondisi drainase yang dipenuhi sampah dan material lainnya itu dibiarkan.  Padahal masyarakat sangat berharap pemerintah perlu melakukan penataan terhadap kawasan Pasar Lama yang merupakan bagian dari pusat kota Kabupaten Jayapura. (roy/nat)

Berita Terbaru

Artikel Lainnya