MERAUKE-Ratusan umat Hindu Merauke menggelar upacara Melasti di Pantai Lampu Satu Merauke, Selasa (5/3). Upacara Melasti atau penyucian diri ini dimulai sekitar pukul 09.00 WIT. Danlantamal XI Merauke Brigjen TNI (Mar) I Ketut Suarya, tampak kusuk mengikuti upacara melati. Pada upacara melasti ini sejumlah sesajian dan seekor ayam dilepas ke laut.
Wakil Ketua Parisada Hindu Dharma Merauke I Wayan Sudarsana, ditemui wartawan mengungkapkan, upacara melasti dirayakan setiap 6 bulan sekali, yakni 2 hari sebelum hari raya Nyepi.
‘’Tujuan dari melasti adalah untuk membersihkan perangkat-perangkat tempat sembahyang atau diri seseorang supaya kotoran atau keburukan yang ada pada seseorang tersebut dibersihkan atau disucikan untuk melaksanakan persembahyangan pada saat perayaan Nyepi,’’ katanya.
Menurut I Wayan Sudarsana, upacara melasti ini selalu dilaksanakan terutama di pantai. Jika tidak ada di pantai maka di pinggir danau. Sementara jika kedua sarana tersebut tidak ada maka bisa di pinggir kali, namun hilirnya harus sampai ke laut.
‘’Tujuannya adalah untuk menyucikan diri juga untuk meminta Tirta Kamandanu atau pembersihan terhadap tempat-tempat sembahyang yang akan digunakan dalam perayaan Nyepi,’’ tandasnya.
Ia memperkirakan jumlah umat Hindu yang merayakan upacara Melasti ini 250 orang yang datang dari Distrik Kurik, Semangga, Tanah Miring dan Jagebob.
‘’Upacara melastinya kita pusatkan di pantai Lampu Satu ini,’’ terangnya. Setelah upacara melasti tersebut, I Wayan Sudarsana menjelaskan, sembahyang dilanjutkan di Pura. ‘’ Setelah ini kita lanjutkan sembahnyang di pura,’’ tambahnya. (ulo/tri)
MERAUKE-Ratusan umat Hindu Merauke menggelar upacara Melasti di Pantai Lampu Satu Merauke, Selasa (5/3). Upacara Melasti atau penyucian diri ini dimulai sekitar pukul 09.00 WIT. Danlantamal XI Merauke Brigjen TNI (Mar) I Ketut Suarya, tampak kusuk mengikuti upacara melati. Pada upacara melasti ini sejumlah sesajian dan seekor ayam dilepas ke laut.
Wakil Ketua Parisada Hindu Dharma Merauke I Wayan Sudarsana, ditemui wartawan mengungkapkan, upacara melasti dirayakan setiap 6 bulan sekali, yakni 2 hari sebelum hari raya Nyepi.
‘’Tujuan dari melasti adalah untuk membersihkan perangkat-perangkat tempat sembahyang atau diri seseorang supaya kotoran atau keburukan yang ada pada seseorang tersebut dibersihkan atau disucikan untuk melaksanakan persembahyangan pada saat perayaan Nyepi,’’ katanya.
Menurut I Wayan Sudarsana, upacara melasti ini selalu dilaksanakan terutama di pantai. Jika tidak ada di pantai maka di pinggir danau. Sementara jika kedua sarana tersebut tidak ada maka bisa di pinggir kali, namun hilirnya harus sampai ke laut.
‘’Tujuannya adalah untuk menyucikan diri juga untuk meminta Tirta Kamandanu atau pembersihan terhadap tempat-tempat sembahyang yang akan digunakan dalam perayaan Nyepi,’’ tandasnya.
Ia memperkirakan jumlah umat Hindu yang merayakan upacara Melasti ini 250 orang yang datang dari Distrik Kurik, Semangga, Tanah Miring dan Jagebob.
‘’Upacara melastinya kita pusatkan di pantai Lampu Satu ini,’’ terangnya. Setelah upacara melasti tersebut, I Wayan Sudarsana menjelaskan, sembahyang dilanjutkan di Pura. ‘’ Setelah ini kita lanjutkan sembahnyang di pura,’’ tambahnya. (ulo/tri)