
MERAUKE-Sedikitnya, 200 korban kerusuhan Wamena mengungsi ke Merauke dengan menggunakan pesawat Hercules, Selasa (1/10), kemarin. Dari 200 orang yang mengungsi ke Merauke itu terdiri dari dewasa 145 orang, anak-anak 46 orang dan bayi 6 orang. Pesawat Hercules yang terbang dari Wamena sekitar pukul 10.30 WIT tiba di Bandara Mopah Merauke sekitar pukul 11.30 WIT.
Ketika turun dari pesawat, nama-nama mereka langsung didata. Setelah itu kemudian diberi makan sebelum diantar ke GOR Hiad Sai Merauke tempat penampungan bagi para pengungsi tersebut. Namun ada juga yang langsung dijemput oleh keluarga mereka saat tiba di Merauke.
Danlanud Merauke Kolonel Penerbang Deni Hasoloan Simanjuntak, Sekda Drs Daniel Pauta, Kapolres Merauke AKBP Bahara Marpaung, SH, Kasdim 1707/Merauke Mayor Inf. Abdul Hadi, SSos, Wadanyon Brimob Merauke AKP Fredinan Pipa menyambut kedatangan para pengungsi di Bandara tersebut.
Kepada wartawan, Danlanud Merauke Kolonel Penerbang Deni Hasoloan Simanjuntak, mengungkapkan bahwa total korban kerusuhan Wamena yang mengungsi ke Merauke tersebut sebanyak 200 orang. Terdiri dari 145 orang dewasa, 46 anak-anak dan 6 bayi. Dari jumlah tersebut, 14 diantara mengeluh sakit seperti flu dan sakit kepala. Sedangkan 3 orang sakit termasuk 1 orang diantaranya ibu hamil dan langsung dilarikan ke rumah sakit ketika para pengungsi tersebut turun dari Hercules.
Danlanud menjelaskan bahwa, jumlah korban kerusuhan Wamena yang sudah mendaftar akan mengungsi ke Merauke sebanyak 450 orang. “Tapi yang datang hari ini baru 200 orang. Sisanya masih di Wamena,’’ kata Danlanud.
Danlanud menyebutkan bahwa pada Selasa (1/10) kemarin, jumlah trip atau penerbangan Hercules dari Wamena sebanyak 9 kali. Dimana 8 kali diantaranya ke Jayapura dan satu penerbangan ke Merauke. ‘‘Untuk yang sisanya masih tinggal di Wamena, kita masih menunggu untuk penerbangan berikutnya. Kita belum tahu kapan, tapi kita tinggal menunggu,” terangnya.
Sekda Drs Daniel Pauta meminta seluruh pengungsi yang turun tersebut untuk dibawa seluruhnya ke GOR Hiad Sai untuk didata sebelum keluarganya datang mengambil bagi yang punya keluarga di Merauke. ‘’Ini kita data dulu, supaya tidak tercecer. Kalau perlu kita tahu dibawa oleh siapa dan tinggal dimana supaya mudah terkoordinasi,’’ jelasnya Sekda. Namun bagi yang tidak memiliki keluarga di Merauke, Pemda Merauke siap untuk menampung di GOR Hiad Sai tersebut.
Sementara itu, dari penuturan sejumlah pengungsi tersebut, mengaku jika Wamena sebenarnya sudah mulai kondusif. Karena sebagian besar mengungsi sehingga terpaksa juga mengungsi. “Karena kiri kanan tetangga sudah pada mengungsi keluar dari Wamena,” kata seorang pengungsi tersebut. (ulo/tri)