Disini kharisma Ardipura Band sangat terasa sebagai band yang memang memiliki nama dan dihormati. Empat lagu lawas yakni Semut Hitam (Godbles), Garis garis Bintang (Kaisar Band), rUMAH kita (Godbles) dan The Final Count Down (Europe) disapu bersih dengan power gebukan drum dan sayatan senar.
“Menjaga band tetap hidup itu tidak mudah. Banyak tantangan personel berganti, kesibukan, hingga perubahan zaman. Tapi selama masih ada semangat dan cinta pada musik, Ardipura tetap jalan,” ujar Adi, Selasa (28/10) kemarin.
Adi merupakan satu sosok yang tetap konsisten mengawal perjalanan panjang band ini. Ia kelahiran Jayapura dengan orang tua asal Pekalongan, Jawa Tengah.
Ia menjadi satu-satunya personel awal yang masih aktif. Musik sudah mendarah daging dalam dirinya ayahnya seorang musisi, ibunya penyanyi, dan Adi tumbuh dengan gitar di tangannya sejak kecil. Kini, Ardipura Band sudah memasuki generasi kedelapan. Sebagian besar personelnya adalah keponakan dan keluarga sendiri. Adi menyebut, ikatan kekeluargaan itulah yang membuat band ini tetap solid.
“Yang penting chemistry terjaga, tidak ada ego, dan semua satu visi: main musik untuk kebersamaan dan menghibur,” katanya. Meskipun dikenal dengan aliran rock, Ardipura Band juga fleksibel memainkan berbagai genre seperti dangdut, pop, hingga musik festival. Mereka kerap tampil diberbagai acara dari pernikahan hingga konser besar, bahkan sering dipercaya mengiringi artis ibu kota yang tampil di Jayapura.
 
Disini kharisma Ardipura Band sangat terasa sebagai band yang memang memiliki nama dan dihormati. Empat lagu lawas yakni Semut Hitam (Godbles), Garis garis Bintang (Kaisar Band), rUMAH kita (Godbles) dan The Final Count Down (Europe) disapu bersih dengan power gebukan drum dan sayatan senar.
“Menjaga band tetap hidup itu tidak mudah. Banyak tantangan personel berganti, kesibukan, hingga perubahan zaman. Tapi selama masih ada semangat dan cinta pada musik, Ardipura tetap jalan,” ujar Adi, Selasa (28/10) kemarin.
Adi merupakan satu sosok yang tetap konsisten mengawal perjalanan panjang band ini. Ia kelahiran Jayapura dengan orang tua asal Pekalongan, Jawa Tengah.
Ia menjadi satu-satunya personel awal yang masih aktif. Musik sudah mendarah daging dalam dirinya ayahnya seorang musisi, ibunya penyanyi, dan Adi tumbuh dengan gitar di tangannya sejak kecil. Kini, Ardipura Band sudah memasuki generasi kedelapan. Sebagian besar personelnya adalah keponakan dan keluarga sendiri. Adi menyebut, ikatan kekeluargaan itulah yang membuat band ini tetap solid.
“Yang penting chemistry terjaga, tidak ada ego, dan semua satu visi: main musik untuk kebersamaan dan menghibur,” katanya. Meskipun dikenal dengan aliran rock, Ardipura Band juga fleksibel memainkan berbagai genre seperti dangdut, pop, hingga musik festival. Mereka kerap tampil diberbagai acara dari pernikahan hingga konser besar, bahkan sering dipercaya mengiringi artis ibu kota yang tampil di Jayapura.