Friday, October 24, 2025
26.9 C
Jayapura

Data Ulang Harga Pangan Riil di Pasar, Sebagai Dasar Revisi Juknis Biaya MBG

Selain itu, BGN juga memperketat pengawasan kualitas bahan pangan untuk menghindari risiko keracunan makanan. Setiap bahan yang masuk ke dapur diperiksa dan tidak boleh disimpan terlalu lama. “Bahan pangan yang masuk sore hari wajib diolah malamnya, tidak boleh disimpan lebih dari satu hari,” tegasnya.

Proses memasak dalam program MBG diatur dengan ketat. Bila sebuah sekolah membutuhkan menu sarapan pagi, maka aktivitas memasak sudah dimulai sejak pukul 02.00 dini hari waktu Papua. “Durasi maksimal antara makanan selesai dimasak hingga diterima siswa adalah empat jam. Kalau lewat dari itu, makanan tidak boleh dikonsumsi,” jelas Rama.

Untuk memastikan distribusi berjalan lancar, pihak sekolah turut dilibatkan. Guru-guru di setiap sekolah membantu menyalurkan makanan ke siswa. “Guru-guru adalah ujung tombak. Karena itu, kami sedang menyusun juknis agar mereka juga mendapatkan upah sebagai bentuk apresiasi,” katanya.

Baca Juga :  Rayakan Valentine, Socakab dan Sicakab Kunjungi Mantan Bupati Karafir

Program Makan Bergizi Gratis sejatinya bukan hanya soal porsi dan angka. Di balik Rp8.000 sepiring nasi, ada upaya besar untuk menjaga komitmen negara dalam menyiapkan generasi sehat dan cerdas di tanah Papua.

Di tengah fluktuasi harga, keterbatasan logistik, dan tantangan geografis, BGN Papua berupaya menyesuaikan langkah agar program ini tetap berjalan dengan data yang lebih akurat, sistem keuangan yang transparan, dan semangat gotong royong di lapangan.
Seperti yang ditegaskan Rama Irjayanto, “Yang paling penting, anak-anak Papua tetap mendapatkan makanan bergizi. Itu tujuan utama kita semua,” pungkas Rama. (*/tri)

Layanan Langganan Koran Cenderawasih Pos, https://bit.ly/LayananMarketingCepos

BACA SELENGKAPNYA DI KORAN DIGITAL CEPOS  https://www.myedisi.com/cenderawasihpos

Baca Juga :  10 Tahun Teliti Ikan, Temukan Hiu Air Tawar di Papua

Selain itu, BGN juga memperketat pengawasan kualitas bahan pangan untuk menghindari risiko keracunan makanan. Setiap bahan yang masuk ke dapur diperiksa dan tidak boleh disimpan terlalu lama. “Bahan pangan yang masuk sore hari wajib diolah malamnya, tidak boleh disimpan lebih dari satu hari,” tegasnya.

Proses memasak dalam program MBG diatur dengan ketat. Bila sebuah sekolah membutuhkan menu sarapan pagi, maka aktivitas memasak sudah dimulai sejak pukul 02.00 dini hari waktu Papua. “Durasi maksimal antara makanan selesai dimasak hingga diterima siswa adalah empat jam. Kalau lewat dari itu, makanan tidak boleh dikonsumsi,” jelas Rama.

Untuk memastikan distribusi berjalan lancar, pihak sekolah turut dilibatkan. Guru-guru di setiap sekolah membantu menyalurkan makanan ke siswa. “Guru-guru adalah ujung tombak. Karena itu, kami sedang menyusun juknis agar mereka juga mendapatkan upah sebagai bentuk apresiasi,” katanya.

Baca Juga :  Omzet Turun Sejak Pandemi, Kalah dengan Penjual Miras Ilegal

Program Makan Bergizi Gratis sejatinya bukan hanya soal porsi dan angka. Di balik Rp8.000 sepiring nasi, ada upaya besar untuk menjaga komitmen negara dalam menyiapkan generasi sehat dan cerdas di tanah Papua.

Di tengah fluktuasi harga, keterbatasan logistik, dan tantangan geografis, BGN Papua berupaya menyesuaikan langkah agar program ini tetap berjalan dengan data yang lebih akurat, sistem keuangan yang transparan, dan semangat gotong royong di lapangan.
Seperti yang ditegaskan Rama Irjayanto, “Yang paling penting, anak-anak Papua tetap mendapatkan makanan bergizi. Itu tujuan utama kita semua,” pungkas Rama. (*/tri)

Layanan Langganan Koran Cenderawasih Pos, https://bit.ly/LayananMarketingCepos

BACA SELENGKAPNYA DI KORAN DIGITAL CEPOS  https://www.myedisi.com/cenderawasihpos

Baca Juga :  Sopir Truk Sampah Geruduk Kantor Walikota 

Berita Terbaru

Artikel Lainnya