Wednesday, December 25, 2024
28.7 C
Jayapura

Sempat Menamatkan Sekolah, Digigit Korban Dan Dibalas Hantaman Pipa

Mendengar Pengakuan Tersangka Pemerkosaan dan Pembunuhan Janda di Argapura

Tak lengkap rasanya jika hanya mendengar keterangan pelaku pemerkosaan, CK yang biasa dipanggil Ino tanpa mendalami pengakuannya. Difasilitasi Sat Reskrim Polresta Jayapura Kota, Cenderawasih Pos mendapat banyak cerita mencengangkan dari CK yang telah ditetapkan jadi tersangka ini. 

Laporan: Abdel Gamel Naser_Jayapura

Bila hanya mendengar cerita singkat dari kasus pembunuhan  yang disertai dengan pemerkosaan yang dilakukan CK, seorang pelajar (ketika itu) tentu banyak kurangnya. Ada hal menarik lainnya yang perlu dikulik untuk mengetahui seperti apa jalan cerita sebenarnya pembunuhan yang sempat membuat pusing anggota Sat Reskrim Polresta Jayapura ini.

   Bagaimana tidak, Ino masih sempat berkeliaran selama hampir 1 tahun sebelum kasusnya benar- benar terkuak. Ya, kurang 2 hari kasus ini genap 1 tahun dan disitulah pernyataan tak ada kejahatan yang sempurna patut diyakini.

  Ino berhasil ditangkap setelah muncul satu saksi kunci yang mendukung kecurigaan polisi selama ini. Saksi ini menyebut bahwa betul malam itu Ino ikut dalam pesta miras dan kemudian pergi meninggalkan rekan – rekannya. Pengakuan ini terus dikembangkan dan akhirnya  pada 7 Juli lalu tim Satreskrim berhasil menangkap Ino di Argapura tanpa banyak perlawanan.

    Setelah difasilitasi Sat Reskrim Polresta Jayapura Kota, Cenderawasih Pos didampingi Kasat Reskrim, AKP Handry Bawiling menemui Ino dan mendengar kembali pengakuannya. Dan seperti pelaku  tindak pidana lainnya, tersangka berusia 22 tahun ini muncul sambil menunduk.

   Iapun menjelaskan soal kejadian pada 9 Juli 2021 tersebut. Ino menceritakan bahwa ia dan beberapa rekannya sempat berpesta minuman keras di sekitar Hotel Relat Argapura. Ini dilakukan sekitar pukul 22.00 WIT.

  Setelah minum sekitar pukul 01.30 WIT iapun meninggalkan rekan – rekannya dan menuju rumah korban. Saat itu dirinya dipengaruhi minuman keras dan cuaca sedang hujan deras. Disinilah niatnya muncul, dimana ia memulai dengan mengambil sebuah kayu balok yang diperoleh di depan TKP, kemudian  dengan balok tersebut ia memecahkan kaca jendela.

Baca Juga :  Tolong Korban Tenggelam, Pengelola Café dan Tempat Wisata Harus Tahu Tekniknya

   Tak lama iapun berhasil masuk dan saat berada di ruang tamu ternyata korban terbangun dan sempat berteriak. Namun disini Ino lebih siap yang mencoba memeluk untuk menghentikan teriakan korban.

  Hanya ketika itu dikatakan ada upaya perlawanan, dimana korban  menggigit tangan pelaku dan disitulah pelaku yang sudah kepergok langsung melepaskan 3 pukulannya ke arah kepala sehingga korban terlihat lemas. Saat itu juga ia menggiring korban ke dalam kamar dan kembali menghajar wajah dan kepala korban menggunakan pipa besi yang juga ditemukan di TKP.

“Saya sudah bingung,  jadi saat ia (korban) menggigit saya langsung pukul dan ia terlihat tidak berdaya,” kata Ino, Rabu (13/7).

   Dengan kondisi tak berdaya inilah kemudian memastikan dengan menghantam wajah korban menggunakan pipa. Setelah itu, iapun memperkosa korban dengan kondisi sudah tak sadarkan diri. Pemuda yang memiliki ayah seorang ASN ini menyampaikan bahwa ketika itu ia tak bisa berlama-lama, dimana setelah melihat korban tak bergerak iapun menurunkan celananya dan memperkosa korban.

   Usai itu ia lantas mengambil 2 buah anting – anting yang dipakai korban dan langsung kabur. Hanya kata tersangka, saat kabur ini salah satu anting – antingnya terjatuh sehingga ia hanya bisa menjual 1 anting – anting. “Iya sudah tidak tahu, karena mabuk saja. Saat saya lari ternyata 1 anting – anting jatuh jadi saya hanya jual 1. Sedangkan Hp atau barang lainnya tidak saya ambil,” akunya.

  Anting – anting ini kemudian ia jual Rp 300 ribu di Jayapura. Setelah melakukan aksinya, Ino memilih pulang dan tidur. Esok harinya ia sempat mendengar  soal adanya penemuan mayat dengan kondisi penuh luka dan ternyata disitu baru ia sadar jika korban meninggal.

   Menariknya setelah kejadian ini, Ino yang sempat sekolah di Bogor tahun 2016 ini sempat  diperiksa sebagai saksi, namun ketika itu polisi belum memiliki bukti yang kuat untuk menjerat pelaku. Pasalnya saat kejadian, diakui tak ada saksi yang mengetahui terlebih saat itu cuaca hujan deras. Jadi ia sempat berpikir jika dirinya aman karena bulan demi bulan tak ada tanda – tanda ia akan berurusan dengan polisi.

Baca Juga :  Dulu Diabaikan, Kini Pakon Roang Banyak Dicari

  “Iya saya pikir tidak akan seperti ini (ditangkap), tapi ternyata kemarin ada kakak – kakak (polisi) mereka datang langsung pegang saya,” bebernya.

   Bahkan selama hampir 1 tahun itu Ino sempat menamatkan sekolah di salah satu SMA di Waena. “Iya saya kemarin ikut ujian dan sudah tamat sekolah. Saya tidak sangka sekali bisa kembali ditangkap,” imbuhnya.

   Saat polisi melakukan olah TKP dan mengevakuasi korban, terlihat sekali kondisi korban  mengalami banyak luka. Bahkan  di wajahnya terdapat 3 lubang menganga yang diyakini merupakan lubang dari ujung pipa. Ino juga tak menampik hal ini. “Iya, saya sempat pukul kemudian  menurunkan pipa ke wajahnya,” ujarnya sambil memperagakan.

   Terkait pengungkapan kasus ini, Kasat Reskrim Polresta, AKP Handry Bawiling mengaku lega. Ia setelah mendatangi lokasi  kejadian sempat menyampaikan bahwa pelaku sangat sadis dan harus diungkap. “Ini menjadi satu PR yang sempat memusingkan kami, bayangkan saja tak ada saksi. Tapi kami terus berusaha dan mencari tahu hingga akhirnya menemukan satu saksi kunci,” bebernya.

   Bahkan Handry ketika itu mulai kebingungan bagaimana memulai mengungkap kasus ini. “Yang jelas pusing waktu itu, tapi teman – teman terus bergerak dan berhasil,” imbuhnya.

Ino sendiri kini terancam pasal berlapis yakni pasal 340 KUHP  tentang pembunuhan berencana dan 365 KUHP tentang pencurian dengan kekerasan serta pasal 285 KUHP tentang pemerkosaan. “Ia kami berikan pasal berlapis dan ini kami akui sangat sadis. Membunuh kemudian memperkosa,” tegas Kasat. (*/tri)

Mendengar Pengakuan Tersangka Pemerkosaan dan Pembunuhan Janda di Argapura

Tak lengkap rasanya jika hanya mendengar keterangan pelaku pemerkosaan, CK yang biasa dipanggil Ino tanpa mendalami pengakuannya. Difasilitasi Sat Reskrim Polresta Jayapura Kota, Cenderawasih Pos mendapat banyak cerita mencengangkan dari CK yang telah ditetapkan jadi tersangka ini. 

Laporan: Abdel Gamel Naser_Jayapura

Bila hanya mendengar cerita singkat dari kasus pembunuhan  yang disertai dengan pemerkosaan yang dilakukan CK, seorang pelajar (ketika itu) tentu banyak kurangnya. Ada hal menarik lainnya yang perlu dikulik untuk mengetahui seperti apa jalan cerita sebenarnya pembunuhan yang sempat membuat pusing anggota Sat Reskrim Polresta Jayapura ini.

   Bagaimana tidak, Ino masih sempat berkeliaran selama hampir 1 tahun sebelum kasusnya benar- benar terkuak. Ya, kurang 2 hari kasus ini genap 1 tahun dan disitulah pernyataan tak ada kejahatan yang sempurna patut diyakini.

  Ino berhasil ditangkap setelah muncul satu saksi kunci yang mendukung kecurigaan polisi selama ini. Saksi ini menyebut bahwa betul malam itu Ino ikut dalam pesta miras dan kemudian pergi meninggalkan rekan – rekannya. Pengakuan ini terus dikembangkan dan akhirnya  pada 7 Juli lalu tim Satreskrim berhasil menangkap Ino di Argapura tanpa banyak perlawanan.

    Setelah difasilitasi Sat Reskrim Polresta Jayapura Kota, Cenderawasih Pos didampingi Kasat Reskrim, AKP Handry Bawiling menemui Ino dan mendengar kembali pengakuannya. Dan seperti pelaku  tindak pidana lainnya, tersangka berusia 22 tahun ini muncul sambil menunduk.

   Iapun menjelaskan soal kejadian pada 9 Juli 2021 tersebut. Ino menceritakan bahwa ia dan beberapa rekannya sempat berpesta minuman keras di sekitar Hotel Relat Argapura. Ini dilakukan sekitar pukul 22.00 WIT.

  Setelah minum sekitar pukul 01.30 WIT iapun meninggalkan rekan – rekannya dan menuju rumah korban. Saat itu dirinya dipengaruhi minuman keras dan cuaca sedang hujan deras. Disinilah niatnya muncul, dimana ia memulai dengan mengambil sebuah kayu balok yang diperoleh di depan TKP, kemudian  dengan balok tersebut ia memecahkan kaca jendela.

Baca Juga :  Keluarga Belum Bisa Terima, Masih Berjuang Menuntut Keadilan

   Tak lama iapun berhasil masuk dan saat berada di ruang tamu ternyata korban terbangun dan sempat berteriak. Namun disini Ino lebih siap yang mencoba memeluk untuk menghentikan teriakan korban.

  Hanya ketika itu dikatakan ada upaya perlawanan, dimana korban  menggigit tangan pelaku dan disitulah pelaku yang sudah kepergok langsung melepaskan 3 pukulannya ke arah kepala sehingga korban terlihat lemas. Saat itu juga ia menggiring korban ke dalam kamar dan kembali menghajar wajah dan kepala korban menggunakan pipa besi yang juga ditemukan di TKP.

“Saya sudah bingung,  jadi saat ia (korban) menggigit saya langsung pukul dan ia terlihat tidak berdaya,” kata Ino, Rabu (13/7).

   Dengan kondisi tak berdaya inilah kemudian memastikan dengan menghantam wajah korban menggunakan pipa. Setelah itu, iapun memperkosa korban dengan kondisi sudah tak sadarkan diri. Pemuda yang memiliki ayah seorang ASN ini menyampaikan bahwa ketika itu ia tak bisa berlama-lama, dimana setelah melihat korban tak bergerak iapun menurunkan celananya dan memperkosa korban.

   Usai itu ia lantas mengambil 2 buah anting – anting yang dipakai korban dan langsung kabur. Hanya kata tersangka, saat kabur ini salah satu anting – antingnya terjatuh sehingga ia hanya bisa menjual 1 anting – anting. “Iya sudah tidak tahu, karena mabuk saja. Saat saya lari ternyata 1 anting – anting jatuh jadi saya hanya jual 1. Sedangkan Hp atau barang lainnya tidak saya ambil,” akunya.

  Anting – anting ini kemudian ia jual Rp 300 ribu di Jayapura. Setelah melakukan aksinya, Ino memilih pulang dan tidur. Esok harinya ia sempat mendengar  soal adanya penemuan mayat dengan kondisi penuh luka dan ternyata disitu baru ia sadar jika korban meninggal.

   Menariknya setelah kejadian ini, Ino yang sempat sekolah di Bogor tahun 2016 ini sempat  diperiksa sebagai saksi, namun ketika itu polisi belum memiliki bukti yang kuat untuk menjerat pelaku. Pasalnya saat kejadian, diakui tak ada saksi yang mengetahui terlebih saat itu cuaca hujan deras. Jadi ia sempat berpikir jika dirinya aman karena bulan demi bulan tak ada tanda – tanda ia akan berurusan dengan polisi.

Baca Juga :  Puluhan Tahun Para Penggosok Intan Patuh pada Rumus 4C

  “Iya saya pikir tidak akan seperti ini (ditangkap), tapi ternyata kemarin ada kakak – kakak (polisi) mereka datang langsung pegang saya,” bebernya.

   Bahkan selama hampir 1 tahun itu Ino sempat menamatkan sekolah di salah satu SMA di Waena. “Iya saya kemarin ikut ujian dan sudah tamat sekolah. Saya tidak sangka sekali bisa kembali ditangkap,” imbuhnya.

   Saat polisi melakukan olah TKP dan mengevakuasi korban, terlihat sekali kondisi korban  mengalami banyak luka. Bahkan  di wajahnya terdapat 3 lubang menganga yang diyakini merupakan lubang dari ujung pipa. Ino juga tak menampik hal ini. “Iya, saya sempat pukul kemudian  menurunkan pipa ke wajahnya,” ujarnya sambil memperagakan.

   Terkait pengungkapan kasus ini, Kasat Reskrim Polresta, AKP Handry Bawiling mengaku lega. Ia setelah mendatangi lokasi  kejadian sempat menyampaikan bahwa pelaku sangat sadis dan harus diungkap. “Ini menjadi satu PR yang sempat memusingkan kami, bayangkan saja tak ada saksi. Tapi kami terus berusaha dan mencari tahu hingga akhirnya menemukan satu saksi kunci,” bebernya.

   Bahkan Handry ketika itu mulai kebingungan bagaimana memulai mengungkap kasus ini. “Yang jelas pusing waktu itu, tapi teman – teman terus bergerak dan berhasil,” imbuhnya.

Ino sendiri kini terancam pasal berlapis yakni pasal 340 KUHP  tentang pembunuhan berencana dan 365 KUHP tentang pencurian dengan kekerasan serta pasal 285 KUHP tentang pemerkosaan. “Ia kami berikan pasal berlapis dan ini kami akui sangat sadis. Membunuh kemudian memperkosa,” tegas Kasat. (*/tri)

Berita Terbaru

Artikel Lainnya