Ini ditandai dengan upacara yang melibatkan tetua adat dan tokoh masyarakat. Upacara ini biasanya diisi dengan doa-doa dan ritual tradisional untuk memohon berkah dan keselamatan. Kemudian ada tari dan musik tradisional. Ini menjadi satu daya tarik utama bagi pengunjung karena ada berbagai jenis tari yang ditunjukkan, mulai dari tarian perang, tari sagu, dan berbagai tarian lainnya dengan iringan musik tradisional.
Lalu ada pertunjukkan permainan rakyat yang biasa dikemas dalam bentuk lomba. Ada seperti lomba dayung perahu, lomba menangkap ikan, dan lomba memanah. Permainan ini tidak hanya menghibur, tetapi juga menunjukkan keterampilan dan kebersamaan masyarakat Biak. Dan satu yang tak bisa dilupa adalah rasa kuliner tradisionalnya.
Festival Munara Wampasi juga menjadi ajang untuk menikmati berbagai kuliner khas Biak terlebih yang berkaitan dengan ikan. Ada banyak ragam ikan yang bisa disajikan disini dan tentunya fresh karena ditangkap saat itu dan langsung diolah dan disajikan saat itu juga. Dari semua, ada tampilan yang ditunggu karena dianggap menegangkan yakni, tradisi sakralapen bayeren atau jalan di atas batu panas.
Sebelumnya batu-batu ini digunakan untuk memproses makanan. Layaknya barapen, setelah memasak selesai, batu-batu ini digunakan sebagai jalur berjalan kaki oleh para pria. Ada rasa hormat, keteguhan dan rasa hormat disini. “Keren acaranya, senang bisa datang dan melihat langsung kegiatan ini. Tadi sempat cari ikan sih,” kata Aseh salah satu pengunjung dari Kabupaten Jayapura, Senin (7/7).