Site icon Cenderawasih Pos

Berkonsep Modern, RS Vertikal Terbesar di Indonesia Timur

Bangunan RS UPT Vertikal di belakang Kampus  Uncen Abepura yang saat ini masih dalam proses pengerjaan dan ditargetkan tuntas November 2024 mendatang. (foto:Dok.Staf Teknik Asdar)

Progres Pembangunan Capai 67 Persen, Target Tuntas November

JAYAPURA-Progres pembangunan Rumah Sakit Vertikal Kelas B, Jayapura,  Provinsi Papua sudah mencapai 67,71 persen. Proyek yang dibangung menggunakan dana DIPA Sekretariat Ditjen Yankes Tahun Angggaran 2022-2024 itu menelan anggaran sebesar Rp 576. 095.890.312, 66.

  Adapun bangunan rumah sakit tersebut  dibangun di atas lahan milik Kampus Universitas Cendrawasih (Uncen) di jalan Raya Abepura Sentani, Kota Jayapura seluas 6,4 hektar.

  Didesain konsep modern, rumah sakit tersebut nantinya akan menjadi rumah sakit terbesar di Indonesia Timur. Hal itu dilihat dari desain bangunan yang bertaraf Internasional.

  Dalam satuan bangunan yang ada memiliki 3 block hunian utama, yaitu block A, gedung bagian utara, blok B bagian barat dan blok C di bagian Selatan Kota Jayapura atau bagian belakang dari bangunan tersebut.

   Adapun blok A, akan digunakan sebagai ruang poli, kemudian block B, sebagai ruang Instalasi Gawat Darurat (IGD) dan block C akan digunakan sebagai ruang rawat jalan pasien.

   Management Konstruksi, Asrono menjelaskan konstruksi bangunan tersebut didesain khusus. Hal itu dilakukan karena dasar bangunannya dibangun diatas lahan dengan resapan air.

  Selain bangunan utama, juga akan ada bangunan utilitas atau bangunan pendukung, seperti lahan parkir, gas medis, boiler, power house, pompa air, dan akses keluar masuk kendaraan didalam gedung utama, serta bangunan penunjang lainnya.

  “Hal yang tidak kalah penting kita juga bangun sirkulasi, untuk akses masuk mobil pemadam,” jelasnya, kepada Cendrawasih Pos, Selasa (23/7).

   Karena melanjutkan konstruksi bangunan lama, maka desain yang baru disesuaikan, hanya saja beberapa konstruksi bangunan lama yang dibongkar guna untuk menyesuaikan dengan konstruksi yang baru.

   Kemudian penguatan konstruksi, telah dilakukan sesuai konsep dasar dari bangunan tersebut. “Ada beberapa titik yang kita perbaharui, karena secara analisis tidak sesuai dengan konsep bagunan yang baru,” ujarnya

   Meski didesain moderen, tapi sebagian besar ornemnnya menyerupai khas lokal Papua. Namun bahan konstruksinya menggunakan bahan yang berkualitas. “Artinya tidak diukir tapi kita desain ACP untuk dindingnya menyerupai ornamen Papua,” sebutnya.

   Untuk pekerja, total keseluruhannya mencapai 400-an orang. Waktu kerja mulai jam 08.00 WIT sampai pukul 22.00 WIT. Capaian atau progres pengerjaan setiap minggunya mencapai 2 persen.

  Lebih lanjut untuk mengantisipasi terjadinya pencemaran lingkungan, maka akan dibangun tempat limbah secara khusus. Kemudian di bagian belakang rumah sakit atau di area dekat kali Emereuw, akan dibuatkan pompa air. Hal itu dilakukan untuk mencegah  terjadinya banjir di area rumah sakit.

  “Nantinya ada parkiran khusus di bagian belakang, rencananya kita bangun beberapa lantai, di lantai dasarnya kita buatkan jadi resapan air, sehingga meski hujan, rumah sakit tidak terkena banjir,” Kata Arsono.

   Dikatakan proses pembangunan gedung rumah sakit ini mengalami beberapa kendala, diantaranya kurangnya dukungan masyarakat. Seperti yang terjadi baru-baru ini adanya aksi pemalangan sehingga akibat dari pada itu pekerjaan harus dihentikan sementara.

   Hal lain penyedian bahan konstruksi yang tidak stabil. Kata Arsono untuk seluruh bahan konstruksi disediakan dari pulau Jawa. Meski sudah disiapkan, namun pengiriman pasokannya ke Papua cukup terkendala.

   “Kendala paling dasar dari konstruksinya, terutama penyediaan beton, karena semuanya datang dari Pulau Jawa, jadi aksesnya kesini juga cukup susah,” bebernya.

  Dikatakan secara administrasi rumah sakit tersebut ada di bawah naungan Kementerian Kesehatan. Uncen dalam hal ini hanya sebagai pemilik lahan atau locus dari rumah sakit tersebut.

   Dalam pengelolahannya, jangka waktu 5 tahun pertama akan dikelola  oleh Kementerian Kesehatan. Setelah itu diserahkan kepada Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud). Dari kemendukbud diserahkan ke Uncen untuk dikelola selanjutnya. “Untuk pengelolaannya di dua tahun awal dananya dari Kementerian Kesehatan, nanti selanjutnya dikelola Uncen,” jelasnya.

   Dihitung dari waktu kontrak mulai 12 September 2023 lalu, maka jumlah waktu pengerjaan bangunan rumah sakit tersebut sudah mencapai 314 hari kerja. Pihaknya optimis akan rampung di bulan November 2024 mendatang.

   “Karena saat ini Kami sudah fokus tahapan finishing, semoga saja tidak ada kendala sehingga di sisa waktu 131 hari ke depan ini bisa rampung,” harapnya. (rel/tri)

RS Vertikal Kelas B Jayapura 

Dibangun dari DIPA Sekretariat Ditjen Yankes TA. 2022-2024

Total Anggaran Rp 576. 095.890.312, 66.

Lokasi lahan Uncen seluas 6,4 hektar

Dibangun Tiga blok Hunian

Blok A bagian utara (Ruang Poli)

Blok B bagian barat  (Ruang IGD)

Blok C bagian Selatan (Ruang Rawat)

Fasilitas Pendukung:

lahan parkir, gas medis, boiler, power house, pompa air, dan akses keluar masuk

Layanan Langganan Koran Cenderawasih Pos, https://bit.ly/LayananMarketingCepos

BACA SELENGKAPNYA DI KORAN DIGITAL CEPOS  https://www.myedisi.com/cenderawasihpos

Exit mobile version