Friday, April 26, 2024
33.7 C
Jayapura

Enam Pimpinan KKB Dikejar

Irjen Pol Mathius D Fakhiri

JAYAPURA- Pasca beberapa rentetan peristiwa seperti pembakaran gedung sekolah, pembakaran honai, penembakan dua guru, penembakan Kabinda dan satu anggota Brimob yang terjadi di Kabupaten Puncak. Satgas Nemangkawi melakukan penindakan.

Kapolda Papua Irjen Pol Mathius D Fakhiri menyampaikan, penindakan yang dilakukan anggota di lapangan secara bertahap dan maju menuju markas, untuk mencari para komandan besar Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) seperti Lekagak Telenggen, Militer Murib dan Sabinus Waker.

“Ada enam kelompok pimpinan besarnya kita kejar. Apabila pimpinannya sudah bisa kita lumpuhkan  maka itu mengurangi intensitas daripada perjuangan mereka untuk sementara waktu,” ungkap Kapolda kepada wartawan, Sabtu (22/5).

Lanjut Kapolda, pemimpin dari kelompok ini selalu muncul. Untuk itu, Polda Papua dalam melakukan penanganan mengedepankan soft. Menggunakan komunikasi kepada semua pihak  termasuk mereka (KKB-red) untuk  bisa sadar kembali dan berkegiatan di tengah masyarakatnya.

Baca Juga :  Ricky Cawor Belum Tentukan Masa Depannya

“Untuk penindakan skalanya sebentar tapi itu tidak menyelesaikan persoalan, justru menimbulkan persoalan baru. Kami berharap dengan kegiatan yang cukup massif dilakukan di puncak paling tidak bisa memisahkan kelompok ini dari masyarakat dan juga menekan berbagai tindakan yang melawan hukum lainnya yang dilakukan oleh kelompok ini seperti pemerasan, pemerkosaan, pembunuhan dan segala hal yang dilakukan,” tutur Kapolda.

Dikatakan, untuk di Makki saat ini hanya ada kelompok terdepan pimpinan Lekagak Telenggen. Tapi sebenarya itu strategi yang mereka lakukan apabila dilakukan penindakan, mereka akan naik ke gunung dan keluar.

“Lokasi terdekat kalau mereka mau kabur ke Puncak Jaya, tapi alangkah bodohnya mereka kalau ke Puncak Jaya karena Puncak Jaya kita tutup kuat,” tegas Kapolda.

Baca Juga :  Pipa Tambang Freeport Bocor, Warga Berebut Konsentrat

Kapolda berharap mulai muncul kesadaran dari masyarakat untuk tidak lagi membantu kelompok ini dalam melakukan aksinya atau apapun itu. (fia/nat)

Irjen Pol Mathius D Fakhiri

JAYAPURA- Pasca beberapa rentetan peristiwa seperti pembakaran gedung sekolah, pembakaran honai, penembakan dua guru, penembakan Kabinda dan satu anggota Brimob yang terjadi di Kabupaten Puncak. Satgas Nemangkawi melakukan penindakan.

Kapolda Papua Irjen Pol Mathius D Fakhiri menyampaikan, penindakan yang dilakukan anggota di lapangan secara bertahap dan maju menuju markas, untuk mencari para komandan besar Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) seperti Lekagak Telenggen, Militer Murib dan Sabinus Waker.

“Ada enam kelompok pimpinan besarnya kita kejar. Apabila pimpinannya sudah bisa kita lumpuhkan  maka itu mengurangi intensitas daripada perjuangan mereka untuk sementara waktu,” ungkap Kapolda kepada wartawan, Sabtu (22/5).

Lanjut Kapolda, pemimpin dari kelompok ini selalu muncul. Untuk itu, Polda Papua dalam melakukan penanganan mengedepankan soft. Menggunakan komunikasi kepada semua pihak  termasuk mereka (KKB-red) untuk  bisa sadar kembali dan berkegiatan di tengah masyarakatnya.

Baca Juga :  Ricky Cawor Belum Tentukan Masa Depannya

“Untuk penindakan skalanya sebentar tapi itu tidak menyelesaikan persoalan, justru menimbulkan persoalan baru. Kami berharap dengan kegiatan yang cukup massif dilakukan di puncak paling tidak bisa memisahkan kelompok ini dari masyarakat dan juga menekan berbagai tindakan yang melawan hukum lainnya yang dilakukan oleh kelompok ini seperti pemerasan, pemerkosaan, pembunuhan dan segala hal yang dilakukan,” tutur Kapolda.

Dikatakan, untuk di Makki saat ini hanya ada kelompok terdepan pimpinan Lekagak Telenggen. Tapi sebenarya itu strategi yang mereka lakukan apabila dilakukan penindakan, mereka akan naik ke gunung dan keluar.

“Lokasi terdekat kalau mereka mau kabur ke Puncak Jaya, tapi alangkah bodohnya mereka kalau ke Puncak Jaya karena Puncak Jaya kita tutup kuat,” tegas Kapolda.

Baca Juga :  Dipakai Beli Motor dan Foya-foya

Kapolda berharap mulai muncul kesadaran dari masyarakat untuk tidak lagi membantu kelompok ini dalam melakukan aksinya atau apapun itu. (fia/nat)

Berita Terbaru

Artikel Lainnya