Thursday, September 19, 2024
27.7 C
Jayapura

Gelar Malam Syukuran Pengesahan, PSHT Jayapura Bertambah 100 Warga Baru

   Sementara itu, Danrem 172/PWY Brigjen TNI Dedi Hardono, SIP dalam sambutannya  yang dibacakan Pasiter Korem 172/PWY Kolonel Arh. Samujiyo mengungkapkan bahwa pencak silat merupakan warisan budaya asli Indonesia yang telah diakukan Unesco.  Oleh karena itu, dalam kesempatan ini, Danrem berpesan agar menggunakan ilmu pencak silat yang telah dipelajari dengan bijaksana, dengan menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan dan keadilan.

  “Saya berharap kalian dapat menjadi agen perubahan yang positif di masyarakat. sebagai anggota PSHT,  kalian memiliki tanggung jawab moral untuk menjaga dan melestarikan warisan budaya pencak silat. Ajaklah lebih banyak orang untuk mengenal dan mencintai pencak silat. Jadilah inspirasi bagi generasi muda untuk terus menjaga tradisi dan nilai-nilai luhur yang terkandung dalam pencak silat.”ujarnya.

Baca Juga :  NCF Masuk Nominasi 10 Besar

“Saya juga berharap kalian dapat berperan aktif dalam kegiatan-kegiatan sosial yang dilakukan oleh PSHT. Bangunlah hubungan yang baik dengan sesama anggota dan masyarakat bersama-sama, kita dapat menciptakan lingkungan yang harmonis, damai, dan penuh kebersamaan.”tambahnya.

   Sementara itu, Ketua Umum PSHT Kangmas Dr. Muhammad Taufiq dalam sambutannya yang disampaikan Ketua Dewan Cabang PSHT Jayapura Kangmas Suprat  menyampaikan apresiasi dan terima kasih kepada tamu undangan yang hadir untuk memberikan dukungan dan doa bagi para calon warga.

   Ia juga memberikan penghargaan kepada para pelatih yang telah berusaha keras mendidik dan mengantarkan siswa-siswa mereka hingga disahkan sebagai warga baru PSHT.

   Kegiatan malam syukuran dan pengesahan ini  juga mengingatkan kembali tentang tradisi “syuran” yang diwariskan oleh Sultan Agung Hanyokrokusumo pada masa kepemimpinannya sebagai Raja Mataram. Tradisi ini bertujuan untuk mempersatukan berbagai kelompok masyarakat melalui musyawarah agar dapat hidup “guyub rukun” dan meraih kehidupan yang lebih baik.

Baca Juga :  Agus Nikilik Huby, Penetina Kogoya dan Benny Mabel Resmi Pimpin MRPP

   Tradisi “syuran” ini terus dipertahankan sebagai media silaturahmi dan musyawarah agar seluruh warga PSHT dapat bekerja sama dalam mengerjakan kebajikan dan menghindari kejahatan.

   Sementara itu, Danrem 172/PWY Brigjen TNI Dedi Hardono, SIP dalam sambutannya  yang dibacakan Pasiter Korem 172/PWY Kolonel Arh. Samujiyo mengungkapkan bahwa pencak silat merupakan warisan budaya asli Indonesia yang telah diakukan Unesco.  Oleh karena itu, dalam kesempatan ini, Danrem berpesan agar menggunakan ilmu pencak silat yang telah dipelajari dengan bijaksana, dengan menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan dan keadilan.

  “Saya berharap kalian dapat menjadi agen perubahan yang positif di masyarakat. sebagai anggota PSHT,  kalian memiliki tanggung jawab moral untuk menjaga dan melestarikan warisan budaya pencak silat. Ajaklah lebih banyak orang untuk mengenal dan mencintai pencak silat. Jadilah inspirasi bagi generasi muda untuk terus menjaga tradisi dan nilai-nilai luhur yang terkandung dalam pencak silat.”ujarnya.

Baca Juga :  Juni, Dana Pengamanan Pilkada TNI-Polri Dicairkan

“Saya juga berharap kalian dapat berperan aktif dalam kegiatan-kegiatan sosial yang dilakukan oleh PSHT. Bangunlah hubungan yang baik dengan sesama anggota dan masyarakat bersama-sama, kita dapat menciptakan lingkungan yang harmonis, damai, dan penuh kebersamaan.”tambahnya.

   Sementara itu, Ketua Umum PSHT Kangmas Dr. Muhammad Taufiq dalam sambutannya yang disampaikan Ketua Dewan Cabang PSHT Jayapura Kangmas Suprat  menyampaikan apresiasi dan terima kasih kepada tamu undangan yang hadir untuk memberikan dukungan dan doa bagi para calon warga.

   Ia juga memberikan penghargaan kepada para pelatih yang telah berusaha keras mendidik dan mengantarkan siswa-siswa mereka hingga disahkan sebagai warga baru PSHT.

   Kegiatan malam syukuran dan pengesahan ini  juga mengingatkan kembali tentang tradisi “syuran” yang diwariskan oleh Sultan Agung Hanyokrokusumo pada masa kepemimpinannya sebagai Raja Mataram. Tradisi ini bertujuan untuk mempersatukan berbagai kelompok masyarakat melalui musyawarah agar dapat hidup “guyub rukun” dan meraih kehidupan yang lebih baik.

Baca Juga :  Tiba di Wamena, Langsung Temui Forkopimda dan Sejumlah Pihak

   Tradisi “syuran” ini terus dipertahankan sebagai media silaturahmi dan musyawarah agar seluruh warga PSHT dapat bekerja sama dalam mengerjakan kebajikan dan menghindari kejahatan.

Berita Terbaru

Artikel Lainnya