Friday, March 29, 2024
24.7 C
Jayapura

Hentikan Kekerasan Menggunakan Senjata Api di Tanah Papua!

Kepala BNPT Komjen Pol Boy Rafli Amar menyerahkan cenderamata kepada Wakapolda Papua, Brigjen Pol Dr. Eko Rudi Sudarto di Timika, Jumat (11/6). (FOTO: Humas Polda Papua for Cepos)

JAYAPURA – Berkunjung di Papua, Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) Komjen Pol Boy Rafli Amar pimpin monitoring dialog nasional untuk kesejahteraan Papua di Kabupaten Mimika, Jumat (11/6).

Mantan Kapolda Papua, Boy Rafli Amar menyampaikan, misi dan tugas BNPT mewujudkan Indonesia terbebas dari pontensi dan ancaman terorisme. Sehingga itu, kehadiran BNPT bukan konteks menangkap teroris tetapi meniadakan teroris di Papua.

“Kami BNPT misinya sabagai penanggulangan bukan penyidikan dan penangkapan. Saling menyakiti adalah bukan yang diajarkan kepada  masing-masing agama.  KKB adalah kelompok teroris yang disampaikan oleh Menkopulhukam,” ucapnya.

Boy Rafli mengharapkan semua pihak untuk memberhentikan kekerasan mengunakan senjata api di tanah Papua. Dirinya mengajak untuk mencari solusi, agar tidak perlu ada petugas keamanan yang didatangkan dari luar Papua.

Baca Juga :  Mapolda Papua Akan Diresmikan Kapolri

“Mari kita bertekad untuk memberhentikan kekerasan persenjatan. BNPT mendapatkan desakan-desakan  agar kekerasan bersenjata di tanah Papua cepat selesai, teroris melakukan kegiatan politik dan merubah ideologi,” kata Boy.

Lanjutnya, korban kekarasan bersenjata selama tiga tahun terakhir total 110 orang. Dengan rincian 15 orang luka-luka dan 95 orang meningal dunia. Kerugian materil berupa pembakaran gedung sekolah, pembakaran rumah kepala suku dan pembakaran pesawat serta penembakan pesawat.

“Mari kita hantarkan Papua menjadi wilayah yang aman dan damai untuk lahirnya kesejahteraan dan kebahagian di tanah Papua. BNPT memberikan konsep kesehjateraan yaitu mendirikan yayasan berjumlah 23 di Indonesia yang tersebar dan pimpinanya eks terorisme. Kita tidak ingin mereka keluar dari Nusakambangan bergabung kembali ke kolompok terorisme. Eks teroris keluar dari Lapas yang berkarja di yayasan AI sekira 1.500 orang,” jelasnya.

Baca Juga :  Bank Papua Berkomitmen Sukseskan Peparnas

Dijelaskan, TNI-Polri yang ditugaskan ke Papua dalam rangka melaksanakan tugas Negara, menjaga kedualatan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) dan menjaga masyarakat Papua. 

Hadir dalam kegiatan tersebut, Wakapolda Papua Brigjen Pol Dr. Eko Rudi Sudarto, Pangkogab Wilhan III Letjen TNI Agus Rohman, Kapok Sahli Kodam XVII/Cenderawasih, Brigjen TNI Heru Setyo, Asisten Ops Komando Gabungan Wilayah Pertahanan Brigjen TNI Mahury, Kaops Nemangkawi TNI Brigjen TNI Tri Budi Utomo, Kaops Nemangkawi Polri Brigjen Pol Roycke Harry Langie, Kapolres Mimika AKBP I Gusti Gede Era Adinata dan Komandan Yon B Brimob Mimika Kompol Ramadhona. (fia/nat)

Kepala BNPT Komjen Pol Boy Rafli Amar menyerahkan cenderamata kepada Wakapolda Papua, Brigjen Pol Dr. Eko Rudi Sudarto di Timika, Jumat (11/6). (FOTO: Humas Polda Papua for Cepos)

JAYAPURA – Berkunjung di Papua, Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) Komjen Pol Boy Rafli Amar pimpin monitoring dialog nasional untuk kesejahteraan Papua di Kabupaten Mimika, Jumat (11/6).

Mantan Kapolda Papua, Boy Rafli Amar menyampaikan, misi dan tugas BNPT mewujudkan Indonesia terbebas dari pontensi dan ancaman terorisme. Sehingga itu, kehadiran BNPT bukan konteks menangkap teroris tetapi meniadakan teroris di Papua.

“Kami BNPT misinya sabagai penanggulangan bukan penyidikan dan penangkapan. Saling menyakiti adalah bukan yang diajarkan kepada  masing-masing agama.  KKB adalah kelompok teroris yang disampaikan oleh Menkopulhukam,” ucapnya.

Boy Rafli mengharapkan semua pihak untuk memberhentikan kekerasan mengunakan senjata api di tanah Papua. Dirinya mengajak untuk mencari solusi, agar tidak perlu ada petugas keamanan yang didatangkan dari luar Papua.

Baca Juga :  Kado Natal, Listrik Beroperasi 24 jam di Kenyam

“Mari kita bertekad untuk memberhentikan kekerasan persenjatan. BNPT mendapatkan desakan-desakan  agar kekerasan bersenjata di tanah Papua cepat selesai, teroris melakukan kegiatan politik dan merubah ideologi,” kata Boy.

Lanjutnya, korban kekarasan bersenjata selama tiga tahun terakhir total 110 orang. Dengan rincian 15 orang luka-luka dan 95 orang meningal dunia. Kerugian materil berupa pembakaran gedung sekolah, pembakaran rumah kepala suku dan pembakaran pesawat serta penembakan pesawat.

“Mari kita hantarkan Papua menjadi wilayah yang aman dan damai untuk lahirnya kesejahteraan dan kebahagian di tanah Papua. BNPT memberikan konsep kesehjateraan yaitu mendirikan yayasan berjumlah 23 di Indonesia yang tersebar dan pimpinanya eks terorisme. Kita tidak ingin mereka keluar dari Nusakambangan bergabung kembali ke kolompok terorisme. Eks teroris keluar dari Lapas yang berkarja di yayasan AI sekira 1.500 orang,” jelasnya.

Baca Juga :  Mapolda Papua Akan Diresmikan Kapolri

Dijelaskan, TNI-Polri yang ditugaskan ke Papua dalam rangka melaksanakan tugas Negara, menjaga kedualatan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) dan menjaga masyarakat Papua. 

Hadir dalam kegiatan tersebut, Wakapolda Papua Brigjen Pol Dr. Eko Rudi Sudarto, Pangkogab Wilhan III Letjen TNI Agus Rohman, Kapok Sahli Kodam XVII/Cenderawasih, Brigjen TNI Heru Setyo, Asisten Ops Komando Gabungan Wilayah Pertahanan Brigjen TNI Mahury, Kaops Nemangkawi TNI Brigjen TNI Tri Budi Utomo, Kaops Nemangkawi Polri Brigjen Pol Roycke Harry Langie, Kapolres Mimika AKBP I Gusti Gede Era Adinata dan Komandan Yon B Brimob Mimika Kompol Ramadhona. (fia/nat)

Berita Terbaru

Artikel Lainnya