Friday, April 26, 2024
26.7 C
Jayapura

Tren Kasus Naik – Turun

dr. Aaron Rumainum ( FOTO: Yewen/Cepos)

JAYAPURA- Wakil Juru Bicara Satgas Covid 19 Provinsi Papua, dr. Aaron Rumainum, M.Kes, menjelaskan bahwa tren perkembangan kasus Covid 19 masih naik-turun. Dengan kata lain, jikalau di tiga minggu lalu kasus Covid 19 berangsur turun, di minggu berikutnya kasusnya malah naik, dan di minggu lalu, kasusnya kembali turun lagi.
Namun, dalam peningkatannya, penemuan kasus positif baru Covid 19 tidak mencapai puncak kasus tertinggi seperti di beberapa minggu lalu.
“Jadi, trennya ini sedikit agak turun. Penyebabnya, pasti teman-teman agak kelelahan dalam melakukan pemeriksaan, tidak seperti yang lalu. Dan memang di Labkesda juga antreannya tidak seperti yang lalu harus 9 hari, di mana kini dua – tiga hari sudah dapat hasil,” terang dr. Aaron Rumainum, M.Kes., Senin (7/12) kemarin.
Namun, perihal rapid test, menurut dr. Rumainum, banyak yang reaktif IgG (Immunoglobulin G), yang kalau di-swab, hasilnya akan positif. Namun karena tidak di-swab, sehingga sembuh sendiri.
“Karena virus ini sudah di masyarakat, jadi penularan ini sedang terjadi, tapi sebagian masyarakat yang imunnya kuat akan membangun antibody, sehingga di-rapid nanti bisa reaktif IgG. Saya perhatikan trennya seperti itu.,” jelasya.
“Dengan kata lain, penularna ini sudah terjadi, cuma masalah tracing tadi. Namun, tracing juga kalah dengan penularan yang terjadi. Apalagi masyarakat kita yang tingkat kesadarannya masih rendah dalam menerapkan protokol kesehatan, khususnya mengenakan masker,” tambahnya.
“Tapi apakah mereka tidak sakit? Menurut saya, mereka bisa saja sakit, tapi karena daya tahan tubuhnya kuat, sehingga tanpa terkonfirmasi swab, mereka sembuh sendiri. Tapi kalau periksa rapid, ketahuan IgG-nya,” pungkasnya. (gr)

Baca Juga :  Harga Telur Mulai Turun
dr. Aaron Rumainum ( FOTO: Yewen/Cepos)

JAYAPURA- Wakil Juru Bicara Satgas Covid 19 Provinsi Papua, dr. Aaron Rumainum, M.Kes, menjelaskan bahwa tren perkembangan kasus Covid 19 masih naik-turun. Dengan kata lain, jikalau di tiga minggu lalu kasus Covid 19 berangsur turun, di minggu berikutnya kasusnya malah naik, dan di minggu lalu, kasusnya kembali turun lagi.
Namun, dalam peningkatannya, penemuan kasus positif baru Covid 19 tidak mencapai puncak kasus tertinggi seperti di beberapa minggu lalu.
“Jadi, trennya ini sedikit agak turun. Penyebabnya, pasti teman-teman agak kelelahan dalam melakukan pemeriksaan, tidak seperti yang lalu. Dan memang di Labkesda juga antreannya tidak seperti yang lalu harus 9 hari, di mana kini dua – tiga hari sudah dapat hasil,” terang dr. Aaron Rumainum, M.Kes., Senin (7/12) kemarin.
Namun, perihal rapid test, menurut dr. Rumainum, banyak yang reaktif IgG (Immunoglobulin G), yang kalau di-swab, hasilnya akan positif. Namun karena tidak di-swab, sehingga sembuh sendiri.
“Karena virus ini sudah di masyarakat, jadi penularan ini sedang terjadi, tapi sebagian masyarakat yang imunnya kuat akan membangun antibody, sehingga di-rapid nanti bisa reaktif IgG. Saya perhatikan trennya seperti itu.,” jelasya.
“Dengan kata lain, penularna ini sudah terjadi, cuma masalah tracing tadi. Namun, tracing juga kalah dengan penularan yang terjadi. Apalagi masyarakat kita yang tingkat kesadarannya masih rendah dalam menerapkan protokol kesehatan, khususnya mengenakan masker,” tambahnya.
“Tapi apakah mereka tidak sakit? Menurut saya, mereka bisa saja sakit, tapi karena daya tahan tubuhnya kuat, sehingga tanpa terkonfirmasi swab, mereka sembuh sendiri. Tapi kalau periksa rapid, ketahuan IgG-nya,” pungkasnya. (gr)

Baca Juga :  Hengki Hilapok Bebas Dari Lapas Balikpapan

Berita Terbaru

Artikel Lainnya