Sunday, May 12, 2024
24.7 C
Jayapura

Bukan Mata Untuk Masa Depan Anak

Nathan Pahabol ( FOTO : Game Cepos )

JAYAPURA – Moment Hari Anak Nasional yang jatuh pada 23 Juli kemarin rupanya ikut dicermati oleh Komisi V DPR Papua. Sekretaris Komisi V, Nathan Pahabol mengaku sedikit kecewa dengan hari tersebut mengingat tak ada sesuatu yang terlalu wah yang dilakukan pemerintah Provinsi, pemerintah Kota maupun Kabupaten. 

Anak yang harusnya mendapatkan hari emasnya terkesan hanya dilewatkan begitu saja. Apalagi hak-hak anak lanjut Pahabol banyak yang tak dipenuhi. Ruang untuk bermain dan belajar saat ini terabaikan. 

 “Kami mencatat bahwa hingga kini masih banyak hak- hak anak yang belum dipenuhi. Hari anak nasional kemarin saya lihat tak ada kegiatan yang luar biasa yang dilakukan pemerintah provinsi, kota maupun kabupaten. Biasa-biasa saja,” jelas Nathan di ruang kerjanya, Rabu (24/7).

Baca Juga :  Bapenda Targetkan Rp 2 Miliar PAD Parkir Tepi Jalan

 Ia menjelaskan secara theologi, anak itu titipan Tuhan dan akan terus mewariskan apa yang dititipkan orang tuanya dan anak harus dijaga. Namun dari segi budaya anak-anak di Papua ini  lahir dari berbagai latar belakang budaya.

 “Nah disini juga harus dipahami orang tua khususnya para kaum pria bahwa anak bukan hanya diusur oleh ibunya tetapi keduanya. Seorang suami jangan hanya tau menghamili lalu membiarkan anak dididik oleh ibunya, bukan seperti itu. Harus dibina bersama,” sindirnya. 

 Terkait hari anak ini kata Nathan ia melihat kondisi anak saat ini sangat memprhatinkan seolah-olah. Anak-anak di Papua masih mengalami situasi yang sulit dan semakin mengkhawatirkan. 

Baca Juga :  Jika Harga Pertalite Naik, Tarif Angkot Bakal Penyesuaian Lagi

“Iman, karakter, moral itu masih  mengkhawatirkan. Ada yang hisap aibon, minta – minta uang, tidak sekolah termasuk pengaruh lingkungan. Ruang untuk mereka bermain tak  ada akhirnya hanya berkutat dengan Hp. Meminta uang mengisi pulsa dan memanfaatkan teknologi yang ada dan ini minim pengawasan bermain hingga larut malam. Ada banyak koreksi soal ini dan kita semua harus buka mata,” pungkasnya. (ade) 

Nathan Pahabol ( FOTO : Game Cepos )

JAYAPURA – Moment Hari Anak Nasional yang jatuh pada 23 Juli kemarin rupanya ikut dicermati oleh Komisi V DPR Papua. Sekretaris Komisi V, Nathan Pahabol mengaku sedikit kecewa dengan hari tersebut mengingat tak ada sesuatu yang terlalu wah yang dilakukan pemerintah Provinsi, pemerintah Kota maupun Kabupaten. 

Anak yang harusnya mendapatkan hari emasnya terkesan hanya dilewatkan begitu saja. Apalagi hak-hak anak lanjut Pahabol banyak yang tak dipenuhi. Ruang untuk bermain dan belajar saat ini terabaikan. 

 “Kami mencatat bahwa hingga kini masih banyak hak- hak anak yang belum dipenuhi. Hari anak nasional kemarin saya lihat tak ada kegiatan yang luar biasa yang dilakukan pemerintah provinsi, kota maupun kabupaten. Biasa-biasa saja,” jelas Nathan di ruang kerjanya, Rabu (24/7).

Baca Juga :  DPR Papua Masih Menunggu Hasil LHP BPK

 Ia menjelaskan secara theologi, anak itu titipan Tuhan dan akan terus mewariskan apa yang dititipkan orang tuanya dan anak harus dijaga. Namun dari segi budaya anak-anak di Papua ini  lahir dari berbagai latar belakang budaya.

 “Nah disini juga harus dipahami orang tua khususnya para kaum pria bahwa anak bukan hanya diusur oleh ibunya tetapi keduanya. Seorang suami jangan hanya tau menghamili lalu membiarkan anak dididik oleh ibunya, bukan seperti itu. Harus dibina bersama,” sindirnya. 

 Terkait hari anak ini kata Nathan ia melihat kondisi anak saat ini sangat memprhatinkan seolah-olah. Anak-anak di Papua masih mengalami situasi yang sulit dan semakin mengkhawatirkan. 

Baca Juga :  Jika Tak Mau Merawat, Jangan Menyakiti

“Iman, karakter, moral itu masih  mengkhawatirkan. Ada yang hisap aibon, minta – minta uang, tidak sekolah termasuk pengaruh lingkungan. Ruang untuk mereka bermain tak  ada akhirnya hanya berkutat dengan Hp. Meminta uang mengisi pulsa dan memanfaatkan teknologi yang ada dan ini minim pengawasan bermain hingga larut malam. Ada banyak koreksi soal ini dan kita semua harus buka mata,” pungkasnya. (ade) 

Berita Terbaru

Artikel Lainnya