Sunday, November 24, 2024
30.7 C
Jayapura

Tetapkan Idul Fitri 1444 H Besok

JAKARTA – Kementerian Agama (Kemenag) menetapkan 1 Syawal 1444 Hijriah jatuh pada Sabtu (22/4). Keputusan ini diambil berdasarkan sidang isbat bersama pihak-pihak terkait.

“Berdasarkan hisab posisi hilal di seluruh Indonesia sudah di atas ufuk dan tidak memenuhi kriteria MABIMS baru, serta ketiadaan melihat hilal. Sidang isbat menetapkan 1 Syawal 1444 H jatuh pada hari Sabtu, 22 April 2023 Masehi,” ujar Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas dalam konferensi pers penetapan sidang Isbat di Jakarta, Kamis.

Berdasarkan kalender hijriah sesuai kriteria baru Menteri Agama Brunei Darussalam, Indonesia, Malaysia, dan Singapura (MABIMS) bahwa belum terlihat hilal memasuki ketinggian 3 derajat dan elongasi 6,4 derajat. Artinya, perayaan Hari Raya Idul Fitri terdapat perbedaan. Sebab, Muhammadiyah akan merayakan lebaran Jumat (21/4)  hari ini.

Sidang isbat melibatkan Komisi VIII DPR RI, pimpinan MUI, duta besar negara sahabat, perwakilan ormas Islam, serta Tim Hisab Rukyat Kementerian Agama.

Baca Juga :  Begini Caranya Jika Ingin Mendapatkan Malam Lailatul Qadar

Sidang isbat diawali dengan Seminar Pemaparan Posisi Hilal yang disampaikan Tim Hisab Rukyat Kemenag. Berdasarkan data hisab, pada hari Kamis, 29 Ramadan 1444H atau 20 April 2023 M, posisi hilal saat matahari terbenam di seluruh wilayah Indonesia berada di atas ufuk dengan ketinggian antara 0° 45′ (0 derajat 45 menit) sampai 2° 21,6′ (2 derajat 21,6 menit) dengan sudut elongasi antara 1° 28,2′ (1 derajat 28,2 menit) sampai dengan 3° 5,4′ (3 derajat 5,4 menit).

Kementerian Agama, juga melakukan pemantauan hilal atau rukyatul hilal di berbagai provinsi. Total akan menurunkan tim ke 123 titik lokasi di seluruh Indonesia.

Sementara itu Tim Falakiyah Provinsi Papua memantau visual hilal sore ini di Pantai Hotel Nirmala, Biak Kamis (20/04) kemarin.

Baca Juga :  20 Kali Pasar Murah Pemprov, Daging Sapi Paling Diminati

Ketua Tim Falakiyah Dr. Hendra Yulia Rahman, M.H., menjelaskan bahwa dengan rukyat yang ada, diperkirakan ketinggian hilal masih di bawah 1 derajat, sehingga masih sulit teramati jikapun tidak mendung, dan yang pasti ketinggian hilal tersebut tidak memenuhi kriteria yang disepakati MABIMS, yaitu 3 derajat ke atas. MABIMS adalah Menteri Agama negara-negara Brunei Darussalam, Indonesia, Malaysia, dan Singapura.

“Konjungsi akan terjadi pada Kamis, 20 April 2023, sekitar pukul 13:12 WIT. Matahari terbenam sekitar pukul 17:33. Ketinggian hilal masih di bawah 1 derajat atau sekitar 0.75 derajat. Elongasi sekitar 1derajat 45 menit. Sedangkan untuk tinggi derajat hilal di atas ufuk berdasarkan kesepakatan MABIMS minimal 3 derajat, dan elongasi minimal 6 derajat 45 menit, jadi (hilal) akan susah divisualisasi (pada hari ini)”, terang akademisi Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Fattahul Muluk Papua ini.  (jpg/dil/wen)

JAKARTA – Kementerian Agama (Kemenag) menetapkan 1 Syawal 1444 Hijriah jatuh pada Sabtu (22/4). Keputusan ini diambil berdasarkan sidang isbat bersama pihak-pihak terkait.

“Berdasarkan hisab posisi hilal di seluruh Indonesia sudah di atas ufuk dan tidak memenuhi kriteria MABIMS baru, serta ketiadaan melihat hilal. Sidang isbat menetapkan 1 Syawal 1444 H jatuh pada hari Sabtu, 22 April 2023 Masehi,” ujar Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas dalam konferensi pers penetapan sidang Isbat di Jakarta, Kamis.

Berdasarkan kalender hijriah sesuai kriteria baru Menteri Agama Brunei Darussalam, Indonesia, Malaysia, dan Singapura (MABIMS) bahwa belum terlihat hilal memasuki ketinggian 3 derajat dan elongasi 6,4 derajat. Artinya, perayaan Hari Raya Idul Fitri terdapat perbedaan. Sebab, Muhammadiyah akan merayakan lebaran Jumat (21/4)  hari ini.

Sidang isbat melibatkan Komisi VIII DPR RI, pimpinan MUI, duta besar negara sahabat, perwakilan ormas Islam, serta Tim Hisab Rukyat Kementerian Agama.

Baca Juga :  Selain Tradisi, Saling Memaafkan saat Lebaran Mempunyai Manfaat bagi Kesehatan,

Sidang isbat diawali dengan Seminar Pemaparan Posisi Hilal yang disampaikan Tim Hisab Rukyat Kemenag. Berdasarkan data hisab, pada hari Kamis, 29 Ramadan 1444H atau 20 April 2023 M, posisi hilal saat matahari terbenam di seluruh wilayah Indonesia berada di atas ufuk dengan ketinggian antara 0° 45′ (0 derajat 45 menit) sampai 2° 21,6′ (2 derajat 21,6 menit) dengan sudut elongasi antara 1° 28,2′ (1 derajat 28,2 menit) sampai dengan 3° 5,4′ (3 derajat 5,4 menit).

Kementerian Agama, juga melakukan pemantauan hilal atau rukyatul hilal di berbagai provinsi. Total akan menurunkan tim ke 123 titik lokasi di seluruh Indonesia.

Sementara itu Tim Falakiyah Provinsi Papua memantau visual hilal sore ini di Pantai Hotel Nirmala, Biak Kamis (20/04) kemarin.

Baca Juga :  Libur Nataru, Pelayanan di RSUD Yowari Normal

Ketua Tim Falakiyah Dr. Hendra Yulia Rahman, M.H., menjelaskan bahwa dengan rukyat yang ada, diperkirakan ketinggian hilal masih di bawah 1 derajat, sehingga masih sulit teramati jikapun tidak mendung, dan yang pasti ketinggian hilal tersebut tidak memenuhi kriteria yang disepakati MABIMS, yaitu 3 derajat ke atas. MABIMS adalah Menteri Agama negara-negara Brunei Darussalam, Indonesia, Malaysia, dan Singapura.

“Konjungsi akan terjadi pada Kamis, 20 April 2023, sekitar pukul 13:12 WIT. Matahari terbenam sekitar pukul 17:33. Ketinggian hilal masih di bawah 1 derajat atau sekitar 0.75 derajat. Elongasi sekitar 1derajat 45 menit. Sedangkan untuk tinggi derajat hilal di atas ufuk berdasarkan kesepakatan MABIMS minimal 3 derajat, dan elongasi minimal 6 derajat 45 menit, jadi (hilal) akan susah divisualisasi (pada hari ini)”, terang akademisi Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Fattahul Muluk Papua ini.  (jpg/dil/wen)

Berita Terbaru

Artikel Lainnya