
Rumah Mathias M seorang warga Mangga Dua, Merauke yang rata dengan tanah yang sudah diberi garis polisi oleh pihak Polres Merauke. ( FOTO : Sulo/Cepos )
MERAUKE- Pihak Kepolisian Resor Merauke saat ini sedang melakukan penyelidikan terkait terbakarnya rumah milik Mathias M, warga Mangga Dua, Kelurahan Kelapa Lima Merauke, pada Kamis (30/5) sekira pukul 23.00 WIT.
‘’Sementara ini kita masih melakukan penyelidikan terhadap terbakarnya rumah seorang warga di Mangga Dua Merauke itu,’’ kata Kapolres Merauke AKBP Bahara Marpaung, SH, melalui Kasubag Humas AKP Suhardi, Jumat (31/5) .
Pihak Identifikasi Polres Merauke sendiri telah melakukan oleh Tempat Kejadian Perkara atas terbakarnya rumah yang terbuat dari papan itu, Jumat (31/5), beberapa jam setelah kebakaran itu. Bahkan warga di tempat ini sempat bersitegang antara dua kelompok, namun berhasil diredakan Polisi yang datang ke TKP.
Sementara itu, seorang tetangga Mathias M. mengaku saat kejadian tersebut, pemilik dari rumah ini tidak ada di rumah karena sedang ada di Kampung Nggolar. ‘’Tapi sudah dihubungi lewat telpon kalau rumahnya terbakar,’’ kata tetangga dari Mathias ketika ditemui media ini.
Dikatakan, saat kejadian yang ada di dalam rumah tersebut adalah anak perempuan dari Mathias M bernama Hana dengan bayinya yang berumur 2 tahun serta beberapa anak sekolah. ‘’Itu yang kami selamatkan dulu. Karena api yang membakar rumah ini sangat cepat. Untung saat kejadian, tidak ada angin berhembus kencang. Kalau ada angin, kemungkinan rumah saya jadi sasaran,’’ katanya.
Karena terbakar begitu cepat, maka isi di dalam rumah tersebut tidak ada yang bisa diselamatkan. Termasuk ijazah dari anak seolah yang ada di dalam rumah tersebut. Namun warga di tempat ini enggan berkomentar banyak soal latar belakang terbakarnya rumah tersebut. ‘’Nanti polisi yang berikan keterangan. Jangan sampai kita salah,’’ kata seorang warga lainnya. (ulo/tri)
KARUBAGA-Komisi Penanggulangan AIDS (KPA) Kabupaten Tolikara berkomitmen pada tahun 2019 ini tingkatkan promosi bahaya penyakit HIV-AIDS melalui berbagai media kepada seluruh masyarakat di Tolikara.
Hal tersebut diungkapkan Ketua KPA Tolikara Bupati Usman G. Wanimbo,SE,MSi diwakili Sekretaris Arianto Kogoya,SE usai meninjau pelayanan VCT mobile di Karubaga, Rabu (29/5) pekan kemarin.
Sekretaris KPA Arianto Kogoya mengatakan usai libur Idul Fitri 1440 Hijriah, pihaknya akan mempromosikan bahaya penyakit HIV-AIDS di tanah Papua, khususnya di daerah Tolikara. Sebab, HIV-AIDS ini sangat mematikan dan hingga kini belum ditemukan.
Untuk itu, sosialisasi melalui berbagai media dilakukan, selain melalui pemasangan spanduk/baliho, pamphlet dan stiker di tempat – tempat umum di seluruh Tolikara juga sosialisasi melalui Gereja – gereja dan sekolah – sekolah mulai dari SD hingga SMA di seluruh daerah Tolikara.
“Promosi ini untuk mengajak masyarakat memeriksakan diri di puskesmas yang ada di seluruh Tolikara, dan apabila ditemukan telah terjangkit penyakit HIV/AIDS selalu rajin minum obat anti retro viral (ARV),dan juga dilakukan pemutaran Film tentang bangaimana pola hidup sehat, dan bagaimana hidup takut akan Tuhan,pemutaran Film ini dilakukan di tempat – tempat umum seluruh Tolikara,”beber Arianto Kogoya.
Kegiatan ini akan melibatkan seluruh jajaran tenaga kesehatan dari VCT Mobile di RSUD Tolikara,dan juga para pemuda,tokoh agama dan tokoh Perempuan seta pemangku kepentingan lainnya.
Sementara itu Kepala VCT Mobile Tolikara dr. Rifqi Hadyan mengatakan tenaga VCT mobile sudah tersebar di setiap puskesmas di seluruh Tolikara, selain dipusatkan di Karubaga yang bekerjasama dengan RSUD Tolikara. Dari data di pusat data VCT mobile Karubaga secara keseluruhan penderita penyakit HIV-AIDS di Tolikara sangat tinggi dan sangat mengkawatirkan generasi penerus papua ke depan. Karena itu upaya penyelamatan generasi muda Papua harus dilakukan secara intensif.
“Apabila langkah ini tidak dilakukan tentu Orang Asli Papua OAP lambat atau cepat akan hilang di atas tanahnya sendiri. Karena itu setiap orang harus jaga diri dan hidup takut akan Tuhan,” imbaunya. (Diskominfo Tolikara)