SENTANI- Direktur Rumah Sakit Umum Daerah Yowari, Dr dr Petronella Risamasu mengatakan, sesuai surat edaran dari Kementerian Kesehatan Republik Indonesia terkait adanya penyebaran penyakit hepatitis akut pada anak yang sampai saat ini belum diketahui penyebabnya, pihaknya sudah mulai mengantisipasi dengan meningkatkan kesiapsiagaan dalam hal penanganan terhadap penyakit baru tersebut.
“Sekarang kita lagi mengantisipasi seperti apa yang sudah diedarkan dari Kementerian Kesehatan. Ini juga masih terus dikaji, apakah masih ada korelasinya dengan Covid-19 atau tidak,” kata Petronela Risamasu saat ditemui media ini di lapangan apel Kantor Bupati Jayapura, Senin (9/5).
Sebagai tindakan antisipasi, pihaknya juga sudah melakukan koordinasi internal dengan para dokter untuk alur pelayanannya.
“Khusus untuk di rumah sakit sendiri, kemarin kami sudah koordinasi internal, di grup dokter. Tapi itu sebenarnya terlambat kalau sudah ada pasien yang sampai muncul ke kita,” jelasnya.
Meski begitu pihaknya memastikan kasus hepatitis akut mematikan yang masih misterius itu belum terjadi di Kabupaten Jayapura, berdasarkan data kasus yang ada dalam pelayanan kesehatan di rumah sakit selama ini. Namun yang terpenting adalah bagaimana tindakan pencegahan.
“Jadi sekarang yang utama adalah pencegahan. Tidak henti-hentinya kami menyarankan kepada masyarakat untuk mengenali gejala-gejala awal atau yang timbul. Jangan tunggu sampai kuning. Apalagi sampai kesadaran menurun. Maka kami tidak bisa memberikan bantuan yang lebih banyak lagi karena kondisinya yang sudah lanjut,” pintanya.
Pihaknya juga meminta kepada seluruh masyarakat di Kabupaten Jayapura untuk selalu waspada dan perlu mengenali gejala-gejala apabila ada anak-anak yang sakit. Adapun gejala gejala yang mudah dikenali seperti adanya gangguan saluran pencernaan, mual, muntah, diare dan terkadang disertai dengan demam.
”Jangan tunggu sampai kuning. Jadi segera mengakses tempat-tempat pelayanan kesehatan, puskesmas atau dirujuk ke rumah sakit jika diperlukan penanganan lanjutan. Sejauh ini belum ada yang teridentifikasi tetapi sampai hari ini siaga tetap dilakukan,” tandasnya. (roy/ary)