Wednesday, December 25, 2024
25.7 C
Jayapura

Tidak Perlu Banyak Pendonor, Dapat Menyelamatkan Pasien

Melihat Pemanfaatan Mesin Apheresis yang Kini Dimiliki UDD PMI Kota Jayapura 

Pada  Jumat (11/3) lalu, Unit Donor Darah (UDD) Palang Merah Indonesia (PMI) Cabang Kota Jayapura telah menerima bantuan hibah satu mesin Apheresis untuk donor trombosit. Mesin ini merupakan bantuan dari PT Feeport Indonesia  melalui PMI Pusat  yang diberikan untuk masyarakat di Kota Jayapura. Lantas seperti apa manfaat dari Mesin Apheresis ini?

Laporan: Priyadi_Jayapura

Saat penyerahan bantuan mesin Apheresis kepada  Ketua PMI Cabang Kota Jayapura sekaligus Wakil Wali Kota Jayapura Dr.Ir.H.Rustan Saru, MM., disaksikan langsung Ketua UDD PMI Cabang Jayapura dr.Idawati Waromi, Sp.Kj, Penanggung Jawab UDD PMI Cabang Kota Jayapura Waidiono Santoso serta dari perwalilan PT Freeport Indoensia.

   Sesaat setelah mesin Apheresis diresmikan melalui pengguntingan pita oleh Rustan Saru,  langsung dilakukan operasional langsung kepada salah satu anggota Polisi dari yang bertugas di RS Bhayangkara Jayapura.

   Operasional mesin Apheresis ini, memang  tidak sembarang petugas yang mengoperasikannya, karena harganya mencapai miliaran rupiah. Karena itu, harus ada petugas khusus yang dilatih untuk mengoperasikan mesin Apheresis  ini.

  Sebelum dilakukan donor Apheresis, terlebih petugas harus lakukan setting terlebih dahulu dan memasukkan data orang yang mau donor. Kemudian dilakukan penyiapan perlengkapan lainnya yang baru, baik selang, kantong darah dan alat suntik serta lainnya.

  Untuk mesin apheresis sendiri ditempatkan di ruangan khusus, dimana pendonor bisa duduk nyaman karena tempat duduknya dipesan khusus dan harganya juga lumayan mahal. Mesin Apheresis  yang mahal harganya, tentu juga harus diimbangi dengan fasilitas ruangan yang nyaman ada AC maupun TV supaya saat dilakukan donor pendonor bisa sambil menonton TV dengan nyaman.

   Penangung jawab Rekrutmen Donor Darah  PMI Cabang Kota Jayapura Waidiono Santoso, SKM., mengakui, untuk membedakan mesin Apheresis dengan lainnya adalah mesin apheresis untuk menghemat pendonoran, dibanging donor yang dilakukan secara konvensional. Sebab,  dengan mesin apheresis ini yang biasanya pendonor dibutuhkan 8 sampai 10 orang cukup digantikan 1 orang saja, karena dengan alat ini ada pemisah tersendiri dalam pengambilan trombosit.

Baca Juga :  Rombongan Motor Pernah Terseret Banjir, Hingga Gelar Salat di Tiga Titik

   “Jadi apabila ada yang butuh trombosit sampai 8 kantong yang fuelnya sampai 400 cc sampai 500 cc, itu bisa digantikan 1 orang saja, sehingga ini bisa mengurangi transfuse, karena hanya 1 orang yang mendonor,” kata pria yang akrab disapa Widi kepada wartawan Cepos dalam peresmian mesin apheresis

  Menurut Widi, pasien yang biasanya butuh banyak trombosit seperti pasien demam berdarah butuh 20 kantong dan harus mencari 20 pendonor untuk donor biasa atau donor konvensional yang dilakukan selama ini. Tapi dengan adanya mesin apheresis ini bisa cukup 2 orang pendonor darah sudah bisa memenuhi kebutuhan trombosit pasien tersebut.

  Widi mengungkapkan mesin apheresis secara kualitas jauh lebih baik dalam proses sterilisasi jika dibanding dengan donor biasa. Sebab, sebelum donor  dilakukan pemeriksaan darah lengkap, kimia darah dan juga 5 penyakit menular.

   Pendonor harus dicek secara lengkap kesehatannya mulai pertama volume trombositnya berapa baru bisa ditentukan bisa diambil atau tidak. Kalau trombositnya turun atau kadar elektrolitnya tidak bisa, tentu petugas tidak akan ambil, karena ini menyangkut keselamatan pendonor juga. Selain itu, setiap 1 tahun dilakukan cek apakah dengan mendonorkan darah apheresis ada masalah terhadap organ tubuh pendonor tidak.

   Sedangkan untuk volume darah juga diambil disesuaikan dengan berat badan, maksimal 8,5 MM/1 Kg berat badan, tapi dilihat lagi  berapa trombositnya jika memang trombositnya normal 150 ribu, kalau ada 256 ribu bisa diambil agak banyak.

   Ditanya soal petugas yang mengoperasikan mesin apheresis? Widi menjelaskan, kalau untuk petugasnya sendiri sudah ada. Karena alat ini sangat sensitive, ada 4 orang petugas PMI Cabang Kota Jayapura yang diikutkan pelatihan dan sudah mantap bisa mengoperasikan mesin baru 2 orang, sehingga 2  petugas lainnya tetap terus mendapatkan pelatihan supaya sampai bisa.

  Diakui, untuk pelayanan sendiri pihaknya melayani donor ini sesuai dengan permintaan yang ada di ruangan. Jadi setelah launching ini akan dilakukan sosialisasi setiap rumah sakit bahwa PMI Cabang Kota Jayapura mempunyai mesin apheresis, sehingga jika ada pasien terkendala di rumah sakit, PMI Cabang Kota Jayapura bisa melayaninya.

Baca Juga :  Jadi Salah Satu Situs Terlengkap dari Segi Temuan Maupun Tradisi Budaya

   “Memang dalam dana operasional mesin apheresis cukup besar,  sehingga PMI Cabang Kota Jayapura juga telah mempersiapkan dan memperhitungkan anggaranya dimana di-include-kan dalam tagihan orang yang butuh donor trombosit,”ujarnya.

   Sementara itu, dr. Ida Waromi mengakui, akhirnya mesin apheresis dapat memberikan pelayanan kesehatan bagi mereka yang membutuhkan donor trombosit, seperti pasien demam berdarah, pasien terkena Covid 19 dan lainnya.

   Akhirnya mesin apheresis juga memberikan bukti bahwa PMI pusat dan PT Freeport benar-benar mendukung kinerja dan pelayanan yang selama ini telah dilakukan PMI Cabang Kota Jayapura karena mesin apheresis hanya ada di Rumah Sakit Umum Dok II dan di PMI Cabang Kota Jayapura.

   dr. Ida menjelaskan, secara garis besar, donor darah maupun donor apheresis merupakan kegiatan yang serupa. Bedanya, donor darah dilakukan dengan mendonorkan seluruh komponen darah tanpa memilahnya. Sedangkan donor apheresis, dilakukan dengan mendonorkan trombositnya saja.

  Selain itu, Donor darah pada umumnya hanya membutuhkan jarum dan alat pendukung lain yang sederhana. Lain halnya dengan donor apheresis, membutuhkan bantuan alat khusus. Pasalnya, hanya alat apheresis yang dapat memilah trombosit dari komponen darah lainnya.

   Ketua PMI Cabang Kota Jayapura, Rustan Saru mengaku sangat bangga dan berterimakasih kepada PT.Freeport Indonesia yang telah membantu PMI Pusat dalam memberikan alat apheresis kemudian diserahkan ke PMI Cabang Kota Jayapura.

  Menurut Rustan, bantuan alat ini sangat membantu pasien yang membutuhkan donor darah. Sebagai donor trombosit hanya mengambil trombosit saja. Berbeda dengan donor darah biasa yang mengambil seluruh komponen dalam darah seperti plasma darah, sel darah merah, sel darah putih, dan trombosit.(*/tri)

Melihat Pemanfaatan Mesin Apheresis yang Kini Dimiliki UDD PMI Kota Jayapura 

Pada  Jumat (11/3) lalu, Unit Donor Darah (UDD) Palang Merah Indonesia (PMI) Cabang Kota Jayapura telah menerima bantuan hibah satu mesin Apheresis untuk donor trombosit. Mesin ini merupakan bantuan dari PT Feeport Indonesia  melalui PMI Pusat  yang diberikan untuk masyarakat di Kota Jayapura. Lantas seperti apa manfaat dari Mesin Apheresis ini?

Laporan: Priyadi_Jayapura

Saat penyerahan bantuan mesin Apheresis kepada  Ketua PMI Cabang Kota Jayapura sekaligus Wakil Wali Kota Jayapura Dr.Ir.H.Rustan Saru, MM., disaksikan langsung Ketua UDD PMI Cabang Jayapura dr.Idawati Waromi, Sp.Kj, Penanggung Jawab UDD PMI Cabang Kota Jayapura Waidiono Santoso serta dari perwalilan PT Freeport Indoensia.

   Sesaat setelah mesin Apheresis diresmikan melalui pengguntingan pita oleh Rustan Saru,  langsung dilakukan operasional langsung kepada salah satu anggota Polisi dari yang bertugas di RS Bhayangkara Jayapura.

   Operasional mesin Apheresis ini, memang  tidak sembarang petugas yang mengoperasikannya, karena harganya mencapai miliaran rupiah. Karena itu, harus ada petugas khusus yang dilatih untuk mengoperasikan mesin Apheresis  ini.

  Sebelum dilakukan donor Apheresis, terlebih petugas harus lakukan setting terlebih dahulu dan memasukkan data orang yang mau donor. Kemudian dilakukan penyiapan perlengkapan lainnya yang baru, baik selang, kantong darah dan alat suntik serta lainnya.

  Untuk mesin apheresis sendiri ditempatkan di ruangan khusus, dimana pendonor bisa duduk nyaman karena tempat duduknya dipesan khusus dan harganya juga lumayan mahal. Mesin Apheresis  yang mahal harganya, tentu juga harus diimbangi dengan fasilitas ruangan yang nyaman ada AC maupun TV supaya saat dilakukan donor pendonor bisa sambil menonton TV dengan nyaman.

   Penangung jawab Rekrutmen Donor Darah  PMI Cabang Kota Jayapura Waidiono Santoso, SKM., mengakui, untuk membedakan mesin Apheresis dengan lainnya adalah mesin apheresis untuk menghemat pendonoran, dibanging donor yang dilakukan secara konvensional. Sebab,  dengan mesin apheresis ini yang biasanya pendonor dibutuhkan 8 sampai 10 orang cukup digantikan 1 orang saja, karena dengan alat ini ada pemisah tersendiri dalam pengambilan trombosit.

Baca Juga :  Rahasianya Rampah Patang Pulo dan Sambal Tauco

   “Jadi apabila ada yang butuh trombosit sampai 8 kantong yang fuelnya sampai 400 cc sampai 500 cc, itu bisa digantikan 1 orang saja, sehingga ini bisa mengurangi transfuse, karena hanya 1 orang yang mendonor,” kata pria yang akrab disapa Widi kepada wartawan Cepos dalam peresmian mesin apheresis

  Menurut Widi, pasien yang biasanya butuh banyak trombosit seperti pasien demam berdarah butuh 20 kantong dan harus mencari 20 pendonor untuk donor biasa atau donor konvensional yang dilakukan selama ini. Tapi dengan adanya mesin apheresis ini bisa cukup 2 orang pendonor darah sudah bisa memenuhi kebutuhan trombosit pasien tersebut.

  Widi mengungkapkan mesin apheresis secara kualitas jauh lebih baik dalam proses sterilisasi jika dibanding dengan donor biasa. Sebab, sebelum donor  dilakukan pemeriksaan darah lengkap, kimia darah dan juga 5 penyakit menular.

   Pendonor harus dicek secara lengkap kesehatannya mulai pertama volume trombositnya berapa baru bisa ditentukan bisa diambil atau tidak. Kalau trombositnya turun atau kadar elektrolitnya tidak bisa, tentu petugas tidak akan ambil, karena ini menyangkut keselamatan pendonor juga. Selain itu, setiap 1 tahun dilakukan cek apakah dengan mendonorkan darah apheresis ada masalah terhadap organ tubuh pendonor tidak.

   Sedangkan untuk volume darah juga diambil disesuaikan dengan berat badan, maksimal 8,5 MM/1 Kg berat badan, tapi dilihat lagi  berapa trombositnya jika memang trombositnya normal 150 ribu, kalau ada 256 ribu bisa diambil agak banyak.

   Ditanya soal petugas yang mengoperasikan mesin apheresis? Widi menjelaskan, kalau untuk petugasnya sendiri sudah ada. Karena alat ini sangat sensitive, ada 4 orang petugas PMI Cabang Kota Jayapura yang diikutkan pelatihan dan sudah mantap bisa mengoperasikan mesin baru 2 orang, sehingga 2  petugas lainnya tetap terus mendapatkan pelatihan supaya sampai bisa.

  Diakui, untuk pelayanan sendiri pihaknya melayani donor ini sesuai dengan permintaan yang ada di ruangan. Jadi setelah launching ini akan dilakukan sosialisasi setiap rumah sakit bahwa PMI Cabang Kota Jayapura mempunyai mesin apheresis, sehingga jika ada pasien terkendala di rumah sakit, PMI Cabang Kota Jayapura bisa melayaninya.

Baca Juga :  Tolong Korban Tenggelam, Pengelola Café dan Tempat Wisata Harus Tahu Tekniknya

   “Memang dalam dana operasional mesin apheresis cukup besar,  sehingga PMI Cabang Kota Jayapura juga telah mempersiapkan dan memperhitungkan anggaranya dimana di-include-kan dalam tagihan orang yang butuh donor trombosit,”ujarnya.

   Sementara itu, dr. Ida Waromi mengakui, akhirnya mesin apheresis dapat memberikan pelayanan kesehatan bagi mereka yang membutuhkan donor trombosit, seperti pasien demam berdarah, pasien terkena Covid 19 dan lainnya.

   Akhirnya mesin apheresis juga memberikan bukti bahwa PMI pusat dan PT Freeport benar-benar mendukung kinerja dan pelayanan yang selama ini telah dilakukan PMI Cabang Kota Jayapura karena mesin apheresis hanya ada di Rumah Sakit Umum Dok II dan di PMI Cabang Kota Jayapura.

   dr. Ida menjelaskan, secara garis besar, donor darah maupun donor apheresis merupakan kegiatan yang serupa. Bedanya, donor darah dilakukan dengan mendonorkan seluruh komponen darah tanpa memilahnya. Sedangkan donor apheresis, dilakukan dengan mendonorkan trombositnya saja.

  Selain itu, Donor darah pada umumnya hanya membutuhkan jarum dan alat pendukung lain yang sederhana. Lain halnya dengan donor apheresis, membutuhkan bantuan alat khusus. Pasalnya, hanya alat apheresis yang dapat memilah trombosit dari komponen darah lainnya.

   Ketua PMI Cabang Kota Jayapura, Rustan Saru mengaku sangat bangga dan berterimakasih kepada PT.Freeport Indonesia yang telah membantu PMI Pusat dalam memberikan alat apheresis kemudian diserahkan ke PMI Cabang Kota Jayapura.

  Menurut Rustan, bantuan alat ini sangat membantu pasien yang membutuhkan donor darah. Sebagai donor trombosit hanya mengambil trombosit saja. Berbeda dengan donor darah biasa yang mengambil seluruh komponen dalam darah seperti plasma darah, sel darah merah, sel darah putih, dan trombosit.(*/tri)

Berita Terbaru

Artikel Lainnya