Sunday, May 5, 2024
24.7 C
Jayapura

Banyak Orang Luar Jadi Perintis di Papua

JAYAPURA –  Belum lama ini Jubir Tentara Nasional Pembebasan Papua Barat (TPNPB) Sebby Sembom memberikan statemen yang cukup mengejutkan. Ia meminta warga pendatang (non Papua) untuk pergi atau keluar dari sejumlah daerah yang dijadikan basis pergerakan kelompok tersebut. 

 Jika tidak dilakukan maka ia meminta jangan menyalahkan kelompok mereka jika ada yang menjadi korban. Hanya saja statemen ini kemudian ditanggapi oleh Polda Papua yang meminta agar warga nusantara tidak terpengaruh karena semua daerah memiliki alat negara yang wajib mengamankan daerah dan rakyat.

 Salah satu anggota DPR Papua, Thomas Sondegau yang menyampaikan bahwa setiap orang memiliki hak untuk hidup dan memiliki hak untuk mendapatkan Pendidikan, kesehatan dan kehidupan yang layak. Setiap orang juga berhak untuk bekerja dan menerima upah dari apa yang dikerjakan. Dari kalimat “setiap orang”  ini artinya siapa saja tanpa melihat penduduk asli maupun bukan. Karenanya ia tak setuju bila ada permintaan untuk warga pendatang angkat kaki.

Baca Juga :  Banyak Pekerjaan Jalan yang Membahayakan

 Thomas berpendapat bahwa tak sedikit warga nusantara terdahulu yang menjadi perintis disebuah daerah. “Orang membangun satu kabuaten saya pikir sama seperti membangun sebuah honai dimana khususnya di gunung ada namanya honai laki-laki. Honai ini untuk orang melintas keluar dan mau pergi, ia tidur dulu di honai tersebut baru ia jalan jadi saya pikir itu keliru kalau meminta untuk pergi,”kata Thomas di Abepura, Senin (12/7).

 Ia menyebut hari ini rakyat membutuhkan pembangunan, hari ini rakyat ingin sehat, ingin makan, ingin sekolah dan itu hak semua. “Saya pikir siapa saja memiliki hak untuk hidup selama tidak merugikan orang lain. Warga nusantara ini datang bekerja, mencari nafkah dan secara tidak langsung ikut dalam pembangunan khususnya sektor ekonomi  dan saya pikir tak sedikit orang dari luar yang pernah menjadi perintis,”beber Thomas. 

Baca Juga :  RSUD Ramela Optimis Lolos Survey Akreditasi 

 Selama tidak merugikan siapa-siapa ia meminta jangan ada bentuk diskriminasi kepada siapapun “Sebab setiap orang memiliki hak untuk hidup   dan berkembang tanpa harus dibatasi,”tutupnya. (ade/wen)

JAYAPURA –  Belum lama ini Jubir Tentara Nasional Pembebasan Papua Barat (TPNPB) Sebby Sembom memberikan statemen yang cukup mengejutkan. Ia meminta warga pendatang (non Papua) untuk pergi atau keluar dari sejumlah daerah yang dijadikan basis pergerakan kelompok tersebut. 

 Jika tidak dilakukan maka ia meminta jangan menyalahkan kelompok mereka jika ada yang menjadi korban. Hanya saja statemen ini kemudian ditanggapi oleh Polda Papua yang meminta agar warga nusantara tidak terpengaruh karena semua daerah memiliki alat negara yang wajib mengamankan daerah dan rakyat.

 Salah satu anggota DPR Papua, Thomas Sondegau yang menyampaikan bahwa setiap orang memiliki hak untuk hidup dan memiliki hak untuk mendapatkan Pendidikan, kesehatan dan kehidupan yang layak. Setiap orang juga berhak untuk bekerja dan menerima upah dari apa yang dikerjakan. Dari kalimat “setiap orang”  ini artinya siapa saja tanpa melihat penduduk asli maupun bukan. Karenanya ia tak setuju bila ada permintaan untuk warga pendatang angkat kaki.

Baca Juga :  Apel Gabungan Terakhir, Diwarnai Haru dan Isak Tangis

 Thomas berpendapat bahwa tak sedikit warga nusantara terdahulu yang menjadi perintis disebuah daerah. “Orang membangun satu kabuaten saya pikir sama seperti membangun sebuah honai dimana khususnya di gunung ada namanya honai laki-laki. Honai ini untuk orang melintas keluar dan mau pergi, ia tidur dulu di honai tersebut baru ia jalan jadi saya pikir itu keliru kalau meminta untuk pergi,”kata Thomas di Abepura, Senin (12/7).

 Ia menyebut hari ini rakyat membutuhkan pembangunan, hari ini rakyat ingin sehat, ingin makan, ingin sekolah dan itu hak semua. “Saya pikir siapa saja memiliki hak untuk hidup selama tidak merugikan orang lain. Warga nusantara ini datang bekerja, mencari nafkah dan secara tidak langsung ikut dalam pembangunan khususnya sektor ekonomi  dan saya pikir tak sedikit orang dari luar yang pernah menjadi perintis,”beber Thomas. 

Baca Juga :  Sembilan Motor Terjaring di Jalan Sulawesi Japut

 Selama tidak merugikan siapa-siapa ia meminta jangan ada bentuk diskriminasi kepada siapapun “Sebab setiap orang memiliki hak untuk hidup   dan berkembang tanpa harus dibatasi,”tutupnya. (ade/wen)

Berita Terbaru

Artikel Lainnya