Pemerintah Provinsi Papua Dan PNG Segera Buka Akses Diperbatasan
JAYAPURA –Kepala Badan Pengelolaan Perbatasan dan Kerjasama Luar Negeri Provinsi Papua, Suziana Wanggai mengatakan, dari PNG meminta dibukanya akses perbatasan dikarenakan saat ini musim panen vanili di PNG, sementara pembeli vanili ada di Indonesia.
“Kita sepakat membuka akses perbatasan bagi kedua negara. Tetapi kita bukan hanya minta vanili saja, tetapi kita juga minta pinang dari PNG. Sementara kebutuhan mereka lainnya seperti bapok atau sebagainya akan kami suplay,” ungkapnya kepada Cenderawasih Pos, Selasa (26/5) kemarin.
Diakuinya, dengan kondisi seperti ini kedua pemerintah baik itu pemerintah PNG maupun pemerintah Indonesia sangat menyambut baik, terkait akan dibukanya perbatasan RI-PNG secara perlahan.
“Dibukannya perbatasan ini juga, hanya dikhususkan untuk barang terlebih dahulu, sementara untuk manusia belum bisa dilakukan. Ke depan mungkin akan dilakukan tetapi untuk saat ini belum bisa,” terangnya.
Lanjutnya, dalam membuka akses perbatasan ini juga akan tetap menaati protokol kesehatan, sehingga mengikuti aturan-aturan yang telah diberikan, seperti surat bebas covid, surat izin dari pemerintah masing-masing, karantina dan sebagainya.
“Ini akan kami lakukan secara internal dari pemerintahan masing-masing, setelah itu sebulan ke depan baru akan kita buka akses tersebut,” terangnya.(ana/ary)
JAYAPURA –Kepala Badan Pengelolaan Perbatasan dan Kerjasama Luar Negeri Provinsi Papua, Suziana Wanggai mengatakan, dari PNG meminta dibukanya akses perbatasan dikarenakan saat ini musim panen vanili di PNG, sementara pembeli vanili ada di Indonesia.
“Kita sepakat membuka akses perbatasan bagi kedua negara. Tetapi kita bukan hanya minta vanili saja, tetapi kita juga minta pinang dari PNG. Sementara kebutuhan mereka lainnya seperti bapok atau sebagainya akan kami suplay,” ungkapnya kepada Cenderawasih Pos, Selasa (26/5) kemarin.
Diakuinya, dengan kondisi seperti ini kedua pemerintah baik itu pemerintah PNG maupun pemerintah Indonesia sangat menyambut baik, terkait akan dibukanya perbatasan RI-PNG secara perlahan.
“Dibukannya perbatasan ini juga, hanya dikhususkan untuk barang terlebih dahulu, sementara untuk manusia belum bisa dilakukan. Ke depan mungkin akan dilakukan tetapi untuk saat ini belum bisa,” terangnya.
Lanjutnya, dalam membuka akses perbatasan ini juga akan tetap menaati protokol kesehatan, sehingga mengikuti aturan-aturan yang telah diberikan, seperti surat bebas covid, surat izin dari pemerintah masing-masing, karantina dan sebagainya.
“Ini akan kami lakukan secara internal dari pemerintahan masing-masing, setelah itu sebulan ke depan baru akan kita buka akses tersebut,” terangnya.(ana/ary)