Lockdown, Tidak Ada Lagi Aktifitas di Perbatasan Darat dan Laut
MERAUKE- Sejak lockdown diterapkan baik oleh pemerintah Indonesia maupun pemerintah PNG di perbatasan negara dalam rangka memutus mata rantai penyebaran Covid-19, dilaporkan tidak ada lagi aktifitas di perbatasan baik darat maupun laut.
“Sejak lockdown diberlakukan oleh kedua negara di perbatasan tidak ada lagi aktivitas pergerakan manusia baik dari Indonesia ke PNG maupun dari PNG ke Indonesia,’’ kata Kepala Badan Pengelolaan Perbatasan Kabupaten Merauke Elias Mithe, S.STP, kepada media ini, Senin (6/4).
Diakui Elias Mithe bahwa beberapa waktu lalu sejumlah warga PNG yang ada di PNG memiliki rencana akan kembali ke Indonesia. Namun tidak bisa lagi. Karena tidak dimungkinkan lagi oleh pemerintah PNG untuk kembali ke Indonesia. Sebaliknya juga dari Indonesia ke PNG tidak diizinkan untuk melakukan perjalanan.
Kalau wilayah perbatasan sekarang tidak ada lagi aktifitas. Baik perbatasan darat maupun perbatasan laut. Khusus di Sota sampai di Kukumiks di Distrik Ulilin, semua masyarakat yang ada di Indonesia maupun di PNG tetap stand by di tempatnya masing-masing dan tidak boleh melakukan aktifitas apapun.
“Walaupun diketahui kebutuhan Bama bagi masyarakat yang ada di perbatasan PNG mereka masih membeli dari kita di Indonesia. Tapi untuk sekarang tidak boleh melakukan perjalanan. Saya sudah konfirmasi kepada teman-teman Satgas, Danramil maupun Polsek yang ada di perbatasan, sama sekali tidak pelintasan dari sana. Ini juga berlaku bagi mereka yang di Kukumiks. Masyarakat yang mau menyeberang ke Indonesia itu berada di tengah-tengah. Artinya mereka tidak bisa menyeberang ke Indonesia karena kita sudah lock,” jelasnya.
Begitu untuk perbatasan laut, Elias Mithe mengaku setiap 2-3 hari melakukan patroli laut di sekitar Pantai Lampu Satu Merauke dan tidak ada warga PNG yang menyeberang ke Indonesia. Begitu juga sebaliknya. ‘’Mereka semua stand by di tempat mereka masing-masing sambil menunggu informasi lebih lanjut. Kalau lintas batas sudah dibuka, baru mereka akan melakukan penyeberangan,’’ tandasnya. (ulo/tri)
MERAUKE- Sejak lockdown diterapkan baik oleh pemerintah Indonesia maupun pemerintah PNG di perbatasan negara dalam rangka memutus mata rantai penyebaran Covid-19, dilaporkan tidak ada lagi aktifitas di perbatasan baik darat maupun laut.
“Sejak lockdown diberlakukan oleh kedua negara di perbatasan tidak ada lagi aktivitas pergerakan manusia baik dari Indonesia ke PNG maupun dari PNG ke Indonesia,’’ kata Kepala Badan Pengelolaan Perbatasan Kabupaten Merauke Elias Mithe, S.STP, kepada media ini, Senin (6/4).
Diakui Elias Mithe bahwa beberapa waktu lalu sejumlah warga PNG yang ada di PNG memiliki rencana akan kembali ke Indonesia. Namun tidak bisa lagi. Karena tidak dimungkinkan lagi oleh pemerintah PNG untuk kembali ke Indonesia. Sebaliknya juga dari Indonesia ke PNG tidak diizinkan untuk melakukan perjalanan.
Kalau wilayah perbatasan sekarang tidak ada lagi aktifitas. Baik perbatasan darat maupun perbatasan laut. Khusus di Sota sampai di Kukumiks di Distrik Ulilin, semua masyarakat yang ada di Indonesia maupun di PNG tetap stand by di tempatnya masing-masing dan tidak boleh melakukan aktifitas apapun.
“Walaupun diketahui kebutuhan Bama bagi masyarakat yang ada di perbatasan PNG mereka masih membeli dari kita di Indonesia. Tapi untuk sekarang tidak boleh melakukan perjalanan. Saya sudah konfirmasi kepada teman-teman Satgas, Danramil maupun Polsek yang ada di perbatasan, sama sekali tidak pelintasan dari sana. Ini juga berlaku bagi mereka yang di Kukumiks. Masyarakat yang mau menyeberang ke Indonesia itu berada di tengah-tengah. Artinya mereka tidak bisa menyeberang ke Indonesia karena kita sudah lock,” jelasnya.
Begitu untuk perbatasan laut, Elias Mithe mengaku setiap 2-3 hari melakukan patroli laut di sekitar Pantai Lampu Satu Merauke dan tidak ada warga PNG yang menyeberang ke Indonesia. Begitu juga sebaliknya. ‘’Mereka semua stand by di tempat mereka masing-masing sambil menunggu informasi lebih lanjut. Kalau lintas batas sudah dibuka, baru mereka akan melakukan penyeberangan,’’ tandasnya. (ulo/tri)