JAYAPURA – Meskipun jalur domisili, yang menggantikan jalur zonasi dalam penerimaan murib baru, bertujuan untuk mendekatkan siswa dengan sekolah, namun implementasinya dinilai belum optimal.
Beberapa orang tua di Kampung Yoka dalam sesi tanya jawab dengan Walikota Jayapura, Abisai Rollo mengeluhkan bahwa kebijakan ini berpotensi membuat pendaftar jalur domisili sulit diterima.
Plt. Kadis Pendidikan Kota Jayapura, Rocky Bebena menyampaikan bahwa memang ada beberapa orang tua murid juga mengeluh. Dari formasi yang disiapkan mulai dari Prestasi, Afirmasi dan Domisili masing-masing 30% sisanya 10% khusus jalur perpindahan orang tua.
“Dari pembagian kuota ini khusus domisili belum terakomodir baik karena jumlah masyarakat yang ada di masing-masing wilayahnya cukup banyak,” ujar Rocky Bebena saat menjawab aspirasi warga dalam sesi tanya jawab di Turkam walikota Kampung Yoka, Senin (30/6).
“Khususnya tingkat SMA dari 30% kita tambah jadi 38%, itu diambil dari jalur perpindahan karena peminatnya sedikit,” lanjutnya.
Saat ini menurut mantan Jurnalis itu, yang masih ada peluang yang terbuka itu di SMK.
Selain kuota, salah satu kendala yang terjadi saat ini adalah, banyak calon siswa-siswi yang mendaftar jauh dari tempat tinggalnya.
“Dalam kesempatan ini, kami sampaikan bahwa pentingnya pendamping orang tua saat anak-anak mendaftar khususnya dalam mengisi domisili pendaftaran,” tuturnya.