Site icon Cenderawasih Pos

Mama Papua Enggan Tempati Bangunan  Pasar Otonom

Bangunan pasar mama Papua Otonom yang tidak dimanfaatkan. (Mboik/Cepos)

JAYAPURA-Pemerintah telah membangun pasar khusus untuk mama Papua di Otonom, Kotaraja, Kota Jayapura. Bangunan permanen yang dibangun relative belum lama ini  itu,  kini  kehadiran bangunan permanen nan kokoh itu sangat kontras dengan kondisi di sekitarnya.

  Jalanan masuk rusak parah, disamping kiri kanan bangunan pasar mama Papua itu tampak bangunan lapak seadanya milik para pedagang lainya. Ada sejumlah masalah yang diungkapkan oleh para  pedagang di pasar yang enggan memanfaatkan fasilitas bangunan yang ada.

   Salah satunya, Mama Maria Sefnat yang mengaku tidak memiliki lapak jualan di dalam pasar, dia bersama rekannya yang lain memilih berjualan di luar area pasar.  “Itu karena saya tidak dapat tempat jualan di dalam. Kalaupun dapat, mungkin saya tidak jualan di dalam. Karena semua jualan di luar,” ujar Mama Maria saat ditemui di pasar Mama Papua Otonom, Rabu (27/12).

  Lantas apa yang salah dengan kehadiran bangunan pasar itu. Menurut dia, pemerintah terkesan asal bangun pasar itu, tanpa memikirkan faktor kenyamanan para pedagang. Dia menuturkan, Mama Papua, dalam melakukan aktivitas jualannya harus melalui proses panjang sebelum berjualan di lapak dalam pasar tersebut.

   Mereka mengambil hasil kebunnya di kebun sendiri, lalu menjualnya. Disini, lanjut dia, ada harapan besar dari mama Papua ini agar barang-barang jualannya yang dipasarkan harus laku cepat. Karena  selanjutnya mereka akan kembali ke rumah dan mengurus keluarganya dan begitu selanjutnya setiap hari.

   “Mama Papua ini kerja kebun sendiri, bukan penadah atau pengepul yang selalu di pasar. Jadi bagaimana supaya laku cepat, salah satu jalan, mereka harus jualan di depan bergabung dengan pedagang lain. Karena kalau hanya mama Papua yang jualan di dalam, sudah pasti jualanya tidak laku,”ulasnya.

   Belum lagi, pengaruh  faktor lain yang menyebabkan pasar itu tidak dimanfaatkan. Mulai dari bangunan banyak mengalami kebocoran di atap. Sehingga saat  hujan turun, air menggenang bagian dalam lapak jualan. Kemudian yang paling dianggap kurang layak oleh mama Papua  adalah ukuran lapak yang sangat kecil, kira-kira luasnya hanya  1,5×2 meter.  Ini jelas tidak bisa menampung jualan mama Papua.

   “Yang datang ini tidak hanya bawa satu jenis saja, ada sayurnya, ada pisang dan lainya. Kalau dia bawa 10 sisir pisang bagaimana dia bisa duduk di dalam. Jadi ini konsep mereka supaya ada tagihan masuk (karcis),” katanya lagi.

   Karena itu, dia berharap, pemerintah perlu berbenah, melihat inti dari persoalan itu. Supaya fasilitas tersebut bisa dimanfaatkan. Karena kalau tidak, maka bangunan megah itu hanya akan jadi hiasan di balik bangunan lusuh lainnya.

   “Sudah beberapa kali ditertibkan, tapi memang tidak bisa. Kita berjualan bukan jaga pasar,” pungkasnya. (roy/tri)

Dapatkan update berita pilihan setiap hari dari Cenderawasihpos.jawapos.com 

BACA SELENGKAPNYA DI KORAN DIGITAL CEPOS  https://www.myedisi.com/cenderawasihpos

Exit mobile version