Site icon Cenderawasih Pos

Komnas HAM Akan Mintai Keterangan 13 Anggota TNI di Puncak

Frits Ramandey (foto:Elfira/Cepos)

Para Korban Maupun Keluarganya Tidak Boleh Diintimidasi ataupun Diintervensi oleh Pihak Manapun

JAYAPURAKomisi Nasional (Komnas) Hak Asasi Manusia (HAM) bakal memintai keterangan 13 anggota Yonif 300 Raider/Brawijaya. Terkait dengan penyiksaan yang dilakukan TNI kepada seorang pria dalam drum.

Kepala Komnas HAM Papua, Frits Ramandey, menyampaikan pihaknya juga bakal memintai keterangan dua korban yang masih hidup termasuk keluarganya yang ada di Puncak, Provinsi Papua Tengah.

“Dalam waktu dekat kami terbang ke Puncak, setelah itu ke Yonif 300 Raider/Brawijaya, untuk memintai keterangan terhadap kasus penyiksaan itu,” kata Frits saat dikonfirmasi Cenderawasih Pos, Jumat (29/3).

Di Puncak, Komnas HAM menemui dua korban yang masih hidup yakni AM dan DK , keluarga korban termasuk pihak rumah sakit tempat dimana WM meninggal dunia. Sementara di Yonif 300 Raider/Brawijaya, Komnas menemui 13 anggota TNI yang diduga terlibat dalam penyiksaan.

“Kami berharap korban, keluarga korban termasuk 13 anggota TNI yang terlibat bersedia untuk kami dengarkan keterangannya. Sehingga kasus ini menjadi terang benderang,” ujarnya.

Dikatakan Frits, Komnas HAM memberi jaminan kepada korban termasuk keluarganya untuk bagian upaya pengungkapan kasus ini secara terang benderang.

“Para korban maupun keluarganya tidak boleh diintimidasi ataupun diintervensi oleh pihak manapun. Selain itu mereka juga harus berobat agar bisa sembuh terlepas dari kasus mereka,” ucapnya.

Sementara itu, terkait video penyiksaan yang dilakukan TNI. Komnas HAM kata Frits mendapatkan tiga nama yakni WM yang sudah meninggal dunia, DK dan AM. Hanya saja, ia belum bisa memastikan dari tiga nama ini siapa yang disiksa dalam drum.

“Ada tiga nama yang kita dapat, hanya saja belum mengferivikasinya apakah WM yang disiksa TNI dalam drum hingga meninggal dunia atau korban lainnya,” kata Frits.

Sehingga itu, Frits berharap bisa mendengar kesaksian AM dan DK untuk memberi keterangan apakah mereka yang disiksa dalam drum atau bukan.

“Ataukah  mereka sama sama disiksa dalam drum secara bergilir namun satu diantara mereka meninggal dunia,” ujarnya.

Sementara itu, Aliansi Demokrasi untuk Papua (ALDP), menyebut  video aksi penyiksaan yang diduga dilakukan oleh TNI anggota Yonif Raider 300/Brawijaya di Pos Gome, Kabupaten Puncak, 3 Februari 2024.

“Korbannya adalah Definus Kogoya, yang TNI menduganya sebagai anggota TPNPB. Pada awal video diketahui oleh publik, terjadi penyangkalan yang dilakukan oleh pihak TNI yakni Pangdam XVII Cenderawasih,” pungkasnya. (fia/wen)

Layanan Langganan Koran Cenderawasih Pos, https://bit.ly/LayananMarketingCepos

BACA SELENGKAPNYA DI KORAN DIGITAL CEPOS  https://www.myedisi.com/cenderawasihpos

Exit mobile version