Site icon Cenderawasih Pos

Bappeda Jayawijaya Pastikan Telah Lakukan Penyesuaian Rincian Anggaran 28 OPD

Kepala Bappeda Kabupaten Jayawijaya Ludya E. Logo, SSTP, MSi (foto:Denny/ Cepos)

WAMENA – Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Kabupaten Jayawijaya, memastikan telah melakukan penyesuaian Perincian anggaran untuk Program Kegiatan dan Sub Kegiatan dari 28 OPD termasuk juga untuk Distrik  sesuai dengan hasil evaluasi yang dilakukan Pemprov Papua Pegunungan.

  Kepala Bappeda Kabupaten Jayawijaya Ludya E. Logo, SSTP, MSi menyatakan jika pihaknya sudah terbreakdown di program kegiatan dan sub kegiatan di 28 OPD termasuk distrik. Contoh untuk program kemiskinan ekstrem itu program kegiatan dan sub kegiatan sudah masuk di 21 OPD, untuk program penanganan inflasi ada di 12 OPD, sedangkan penanganan stunting ada di 10 OPD termasuk distrik.

  “Sebenarnya dari sisi perencanaan dan penganggaran hingga sub kegiatan sudah ada, tinggal kita kolaborasi dan Kerjasama lintas OPD Dan itu kita tunggu penetapan APBD dulu baru setelah itu akan ada pembentukan tim yang nanti mengeksekusi kegiatan itu, meskipun kegiatannya di OPD tetapi ada OPD terkait yang nanti kolaborasi dari sisi penganggaran,”ungkapnya jumat (19/1) saat di temui di Wamena.

  Ia menyatakan untuk program tersebut sebenarnya sudah ada pendanaannya di setiap OPD, begitu juga dengan lokusnya sudah ada, tinggal nanti menyesuaikan contoh untuk kemiskinan ekstrem dari 40 distrik ada 11 distrik yang masuk prioritasnya seperti Popukoba, Itlay Hisage, Tagime masuk distrik yang dari sisi kemiskinan ekstrem indikator ketersediaan pangannya rendah.

  “Kalau kita lihat struktur tanahnya disana tidak bisa untuk kita membuka perluasan areal perkebunan. Jadi ada pemda melakukan program lain untuk contohnya penganekaragaman pangan. Jadi tidak hanya tanam hipere disana, tetapi ada tanaman lain yang nanti data itu akan disiapkan oleh teman-teman dinas pertanian,”kata Ludya Logo.

   Menurut Kepala Bappeda Kabupaten Jayawijaya, sesuai dengan arahan yang disampaikan Pj Bupati Jayawijaya, terkait dengan penanganan kemiskinan ekstrem ini , telah dilihat ada beberapa indikator. Pertama ketersediaan infrastruktur dasar, bisa mengukur masyarakat itu masuk kategori miskin ekstrem atau tidak.

  “ Contoh lain dari ketersediaan terhadap akses pendidikan, kesehatan, sarana infrastruktur ketersediaan air bersih, MCK, dari sisi pemenuhan kebutuhan makanan setiap hari, pendapatan hitungannya per bulan per orang Rp 322 ribuan, jadi kalau hitungannya dalam satu keluarga ada empat orang berarti 1-2,8 juta sekian.”jelasnya

  Lanjut Ludya hasil perhitungan itu setalah dilakukan identifikas,i nanti intervensi kebijakan ke masing-masing lokus y sudah bagi per zona di 40 distrik itu akan berbeda. Sehingga kesimpulan umumnya apa yang disampaikan Pj Bupati terkait dengan sinkronisasi program kegiatan yang ada di daerah dan pusat sebenarnya sudah ada, dan sudah sinkron karena sudah tertuang dalam dokumen perencanaan kami dan sudah ada bentuk penganggaran di masing-masing OPD.

  “Jadi Tidak ada pergeseran anggaran karena semua sumber dana untuk penurunan stunting, kemiskinan ekstrem, inflasi lebih dominan gunakan sumber dana otsus yang sasarannya langsung ke OAP. Misalkan pembangunan sarpras dinas pendidikan, kesehatan itu ada di DAK, tinggal digeser saja dananya,”tutupnya (jo)

Exit mobile version