Categories: FEATURES

Gunakan Pohon Khusus yang Nantinya Disisipkan Roh Leluhur Menjaga Tiap Rumah

Mengenal Patung Mbitoro dan Upacara Adat Karapao yang Terdaftar Sebagai Kekayaan Intelektual Komunal

Dua warisan budaya dari Suku Kamoro, yakni ukiran patung Mbitoro dan Upacara Adat Karapao resmi terdaftar sebagai Kekayaan Intelektual Komunal di Kementerian Hukum (Kemenkum) Republik Indonesia. Apa saja cerita menarik dibalik ukiran dan upacara adat ini.

Laporan: Wahyu Welerubun_Timika

Mbitoro adalah patung buatan suku Kamoro yang dibuat dari batang dan akar pohon bakau merupakan tradisi yang mirip dengan tiang Bisj milik Suku Asmat. Ukirannya berbentuk makhluk hidup terutama manusia.

Patung ini dianggap sebagai spesimen paling spektakuler dari seni orang Kamoro dan masyarakat setempat menganggap patung ini sebagai induk dasar dari semua jenis ukiran yang mereka buat. Patung mbitoro dibuat dari batang dan akar pohon bakau yang diambil secara utuh.

Mbitoro adalah ekspresi budaya berupa seni ukiran patung yang merupakan bagian dari tradisi suku Kamoro di Kabupaten Mimika, Provinsi Papua Tengah. Patung-patung ini memiliki makna penting sebagai rumah bagi leluhur dan simbol kebersamaan dalam kehidupan masyarakat Suku Kamoro. Mbitoro juga digunakan dalam berbagai upacara adat sebagai bentuk penghormatan dan permohonan perlindungan leluhur.

Sejumlah anak yang hendak mengikuti upacara adat Karapao di Kampung Nayaro, Distrik Mimika Baru, Mimika, Papua Tengah.

Jadi setelah ditebang dan dahan-dahannya tanggalkan begitu juga dengan akar-akarnya. Namun akar paling besar atau paling kuat itulah yang disisakan untuk diukir. Nantinya batang pohon ini akan dilubangi kemudian dipahat. Biasa bentuknya menyerupai karakter manusia dan semua hasil pahatan dari kayu ini akan dipajang di depan karapao atau rumah adat dengan posisi terbalik.

Pada umumnya patung ini memiliki tinggi sekitar satu meter dengan diameter mencapai satu meter. Patung ini berdiri tegak di depan rumah adat yang dihiasi dengan berbagai ornamen yang melambangkan kolaborasi kehidupan, alam dan makhluk hidup lainnya. Menarinya untuk pemancangan patung ini tidak bisa dilakukan disembarang waktu karena harus lebih dulu dilakukan ritual.

Biasanya dilakukan ketika ada seseorang yang sedang dalam proses menuju remaja (tauri). Patung itu kemudian diisi dengan roh para leluhur mereka. Setiap patung mbitoro menjadi rumah bagi para leluhurnya. Bagi masyarakat Kamoro, Patung Mbitoro sangat penting dalam setiap upacara adat karena melambangkan tetua yang diharapkan akan memberikan bantuan dan perlindungannya.

Page: 1 2 3 4

Juna Cepos

Share
Published by
Juna Cepos

Recent Posts

Serangan Udara di Nduga Picu Pengungsian Warga

Theo juga mengatakan, akibat penyerangan itu, masyarakat setempat memilih mengungsi ke luar dari Distik Gearek…

22 hours ago

Ingat, ASN Dilarang Terima Parcel

Hal ini juga diatur dalam Undang-Undang No. 20 Tahun 2001 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi…

23 hours ago

Natal Gabungan, Pemkab Tolikara Serukan Pertobatan dan Pemulihan Keluarga

Perayaan ini menjadi momentum rohani yang bermakna untuk mempererat persatuan, memperkuat iman, serta meneguhkan komitmen…

1 day ago

Bupati Merauke Minta Segera Diungkap

Mantan Karo Hukum Setda Provinsi Papua Selatan ini telah berkomunikasi dengan penegak hukum dalam hal…

1 day ago

Aksi Piet Hitam Berpotensi Timbulkan Trauma Mendalam

Hadiah ini disiapkan oleh para orang tua yang nantinya diserahkan oleh tim Santa. Proses penyerahannya…

1 day ago

Markas Kodap XVI Dikepung, 13 Senjata Api Ditemukan

Pangkoops Satgas Habema Mayor Jenderal TNI Lucky Avianto dihubungi dari Jayapura, Papua, Senin, mengatakan penindakan…

1 day ago