Ia juga menyoroti beban anggaran PSU yang ditanggung oleh Provinsi Papua, padahal dana tersebut seharusnya digunakan untuk pelayanan publik bagi rakyat. “Ketika rakyat Papua harus kehilangan sebagian pelayanan publiknya demi membiayai PSU, tetapi hak pilih mereka justru tidak dijamin secara penuh, maka ini adalah ironi dalam demokrasi kita,” sambungnya.
Sebagai evaluasi pasca PSU, ia mendorong KPU dan pemerintah untuk ke depan mengupayakan langkah teknis yang lebih akomodatif. Prinsipnya adalah maximum facilitation of voting rights, memudahkan warga negara untuk memilih sejauh mungkin sambil tetap menjaga integritas pemilu.
“Prinsipnya adalah maximum facilitation of voting rights. Solusi seperti TPS khusus, optimalisasi mekanisme pemilih tambahan yang sah, dan koordinasi lintas lembaga harus dilakukan, sehingga tidak ada satu pun warga negara yang kehilangan hak pilihnya hanya karena kendala administratif,” pungkasnya. (jim/ade)
Layanan Langganan Koran Cenderawasih Pos, https://bit.ly/LayananMarketingCepos
BACA SELENGKAPNYA DI KORAN DIGITAL CEPOS https://www.myedisi.com/cenderawasihpos
Ia menjelaskan, sejak pagi hingga siang hari, Martha sudah berada di ruang bersalin. Namun, selama…
Namun, sekitar lima jam kemudian, pihak keluarga meminta agar pasien dirujuk ke RS Bhayangkara dengan…
Kapolres Jayapura AKBP Umar Nasatekay, S.I.K melalui Kepala Bagian Operasional (Kabag Ops) Polres Jayapura, AKP…
Usai melakukan pembayaran, para pejabat Dinas Perumahan Kawasan Permukiman dan Pertanahan Kabupaten Keerom meninjau langsung…
Kapolsek menjelaskan, selain melakukan pengamanan selama ibadah Natal berlangsung, petugas juga melakukan pemantauan terhadap aktivitas…
Kegiatan ini merupakan tindak lanjut dari Instruksi Wali Kota Jayapura Nomor 6 Tahun 2025, yang…