Site icon Cenderawasih Pos

Pola Ragam Hias Tubuh Tak Bisa Dilakukan Sembarangan

Proses pelatihan pembuatan pola ragam hias body di halaman kantor UPT Taman Budaya Provinsi Papua di Waena, Selasa (28/11). Pelatihan untuk para guru ini diharapkan bisa menguasai dan memahami setiap corak dalam pola ragam hias body. (Gamel/Cepos)

JAYAPURA-Agenda pentas atau pertunjukkan yang dilakukan oleh tim tari di Papua selama ini banyak yang menempelkan pola ragam hias atau biasa disebut Body Painting. Hanya Body Painting  ini ternyata tidak bisa ditempelkan begitu saja tanpa makna di dalamnya.

  Pasalnya dari penyampaian salah satu seniman, Theo Yepese sejatinya pola ragam hias ini hanya dimiliki oleh ondofolo (pimpinan suku) dan bukan untuk masyarakat biasa mengingat setiap corak atau ukiran selalu memiliki makna. Hanya saat ini, banyak yang tidak paham sehingga asal menarik cat untuk ditempelkan ke tubuh.

“Sebenarnya ada maknanya, setiap wilayah atau suku itu beda – beda pesannya tapi memang saat ini banyak yang asal gambar dan hanya ikut – ikutan biar terlihat pantas,” beber Amelia Ondikleuw, Sekretaris Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Provinsi Papua disela – sela kegiatan pelatihan Pola Ragam Hias Tubuh di Taman Budaya Provinsi Papua, di Waena, Selasa (28/11).

   Dari kegiatan yang dilakukan selama 5 hari ini dijelaskan bahwa  sepatutnya jika ingin membuat pola ragam hias tubuh harus memahami maksud yang terkandung di dalamnya. “Seperti yang dijelaskan tadi bahwa itu milik Ondofolo tapi saat ini sudah ada juga yang di kain. Maksudnya silahkan saja tapi penggunaan motif itu harus bertanggungjawab,” kata Amelia.

Amelia berharap para guru yang mengikuti pelatihan bisa memahami dengan seksama kemudian menularkan kepada anak muridnya sehingga informasi tidak terputus.

Senada disampaikan  Kepala UPT Taman Budaya Provinsi Papua, Herman Saud bahwa  pelatihan ini lebih banyak memberi input kepada guru –  guru untuk diajarkan kepada muridnya. “Yang kami harapkan dari peningkatan kapasitas ini para guru kesenian  semakin matang. Lalu saya juga pesan agar para guru ini tidak dipindahkan atau diganti ke guru – guru yang lain sehingga ilmunya bisa tidak putus hanya karena diganti guru lain,” imbuhnya. (ade/tri)

Exit mobile version