“Pondok Natal ini ditujukan bagi para pemuda dan anak-anak sekolah minggu. Boleh dibuat di pinggir jalan atau di perbukitan, yang penting sekreatif mungkin. Semua akan dinilai,” jelasnya.
Bupati menegaskan bahwa lomba ini tidak dilakukan per jemaat gereja, untuk menghindari potensi penyalahgunaan atau perubahan fungsi pondok menjadi tempat tinggal.
Uniknya, panitia penilai lomba berasal dari kalangan pegawai beragama Islam. Hal ini dilakukan agar penilaian berlangsung secara objektif dan netral.
“Kami memilih juri dari teman-teman muslim agar penilaiannya murni dan tidak memihak. Tahun depan, saat bulan Ramadan, panitianya akan berasal dari teman-teman Nasrani,” pungkasnya. (ana/wen)
Layanan Langganan Koran Cenderawasih Pos, https://bit.ly/LayananMarketingCepos
BACA SELENGKAPNYA DI KORAN DIGITAL CEPOS https://www.myedisi.com/cenderawasihpos
Page: 1 2
Diantara celah-celah pepohonan sagu yang berduri, berdiri sejumlah anak muda di Jayapura dan Kabupaten Jayapura…
Pares menyebut, optimalisasi pengelolaan parkir dan objek wisata sangat penting untuk mendongkrak PAD Kota Jayapura.…
Sebagai informasi dilantiknya Hanuebi menjadi wakil ketua III DPR Kota Jayapura menjadi langkah penting dalam…
Kampung Kayu Batu juga melengkapi gelar juara mereka setelah kiper Seva Ananda dinobatkan sebagai kiper…
Di balik hiruk-pikuk lorong rumah sakit, pelayanan kesehatan sejatinya bukan hanya soal prosedur medis, tetapi…
Kongres yang dihadiri perwakilan PSSI Pusat tersebut dipimpin langsung Wakil Ketua Asprov PSSI Papua Selatan…