‘’Kalau standar IPK yang diberikan hanya 2,5, itu bagi saya, saya bisa katakan bahwa itu pelecehan bagi kita orang Papua. Karena dengan dana Otsus ini, harapannya, kita dapat menghasilkan outcome intelektual orang asli Papua yang kompetitif dan mampu menjadi kompetitor-kompetitor hebat,’’ jelasnya.
Menurutnya, jika standar IPK pemberian bantuan beasiswa tersebut sangat rendah, maka akan membuat anak-anak tersebut menjadi anak-anak yang manja, tidak ada usaha untuk belajar. Bukan menjadi anak petarung.
‘’Dia harus menjadi anak-anak yang petarung. Karena eranya sekarang sudah beda dengan masa lalu. Kalau menjadi mahasiswa yang manja, maka nantinya tidak mampu berkompetesi di dunia kerja,’’ pungkasnya. (ulo/wen)
Layanan Langganan Koran Cenderawasih Pos, https://bit.ly/LayananMarketingCepos
BACA SELENGKAPNYA DI KORAN DIGITAL CEPOS https://www.myedisi.com/cenderawasihpos
Page: 1 2
Mengutip MixVale, peristiwa terjadi sekitar pukul 15.00 sore, saat gelombang badai disertai angin kencang melintasi…
NAMA Yonas, pemuda Palangka Raya menjadi salah satu dari sedikit builder dunia yang diundang untuk…
Theo juga mengatakan, akibat penyerangan itu, masyarakat setempat memilih mengungsi ke luar dari Distik Gearek…
Hal ini juga diatur dalam Undang-Undang No. 20 Tahun 2001 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi…
Perayaan ini menjadi momentum rohani yang bermakna untuk mempererat persatuan, memperkuat iman, serta meneguhkan komitmen…
Mantan Karo Hukum Setda Provinsi Papua Selatan ini telah berkomunikasi dengan penegak hukum dalam hal…