Categories: FEATURES

Fungsi UPTD Samsat Dioptimalkan Untuk dapat Mendongkrak Pendapatan Pajak

Strategi Bappenda Provinsi Papua dalam Mengali Potensi Pendapatan Asli Daerah

Pasca pembentukan tiga Daerah Otonom Baru (DOB) dari Provinsi Papua, praktis pendapatan APBD provinsi Induk Papua turun drastis. Dari yang semulai mencapai belasan triliun rupiah, kini hanya tinggal sekira Rp 2,6 Triliun. Lantas seperti apa upaya untuk memaksilkan potensi Pendapatan Asli Daerah (PAD) di Provinsi Papua ini? 

Laporan: Elfira_ Jayapura 

Kepala Bappenda Provinsi Papua Setiyo Wahyudi, mengakui pemekaran Provinsi Papua menjadi beberapa bagian merupakan sebuah upaya untuk melakukan percepatan pembangunan dan kesejahteraan masyarakat Papua.

  Dengan adanya Daerah Otonomi Baru (DOB) di Papua, akan memberi harapan pembangunan yang merata di Papua. Kebijakan pemekaran Provinsi Papua merupakan amanat dan implementasi atas Pasal 76 UU Nomor 2 Tahun 2021 tentang Otonomi Khusus (Otsus) Papua.

  Namun di satu sisi, dampak pemekaran ini menyebabkan sumber pendapatan APBD Provinsi Papua juga banyak berkurang. “Pemekaran tiga Provinsi DOB, yakni Papua Selatan, Papua Tengah dan Papua Pegunungan memberikan dampak yang signifikan bagi Provinsi induknya, terutama bagi Pendapatan Asli Daerah (PAD) Provinsi Papua,” terang Wahyudi, Senin (8/1).

  Bahkan lanjut dia, pasca pemekaran, Pemerintah Provinsi Papua tidak dapat lagi memungut objek objek PAD yang berada pada wilayah DOB. Dampak dari hal ini adalah target PAD Provinsi Papua yang pada tahun 2022 sebesar Rp 2.114.929.998.061, pada APBD Induk Provinsi Papua tahun 2023 ditetapkan sebesar Rp 587.427.517.800 atau turun 72,2% dari target induk 2022.

Setiyo Wahyudi (foto:Elfira/Cepos)

  Sementara itu, untuk target PAD tahun 2024 ditetapkan sebesar Rp 565.381.850.000 atau turun 3,89% dari target induk 2023. Dengan rincian pajak daerah ditargetkan sebesar Rp 386.285.664.000, retribusi daerah ditargetkan sebesar Rp 130.021.186.000, hasil pengelolaan kekayaan daerah yang dipisahkan ditargetkan sebesar Rp 44.500.000.000.

   “Lain-Lain pendapatan yang sah ditargetkan sebesar Rp 4.575.000.000, pajak daerah yang menyumbang 68,32% dari PAD tahun 2024, menjadi komponen terpenting untuk direalisasikan,” terangnya.

  Adapun komponen pajak daerah meliputi Pajak Kendaraan Bermotor (PKB), ditargetkan sebesar Rp 129 M, Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor (BBNKB), ditargetkan sebesar Rp 75 M, Pajak Bahan Bakar Kendaraan Bermotor (PBBKB), ditargetkan sebesar Rp 96 M, Pajak Air Permukaan (PAP), ditargetkan sebesar Rp 553.564.000, pajak rokok ditargetkan sebesar Rp 85 M.

Page: 1 2 3

Juna Cepos

Share
Published by
Juna Cepos

Recent Posts

Tetap Tenang, tidak Terprovokasi

Isu-isu dan informasi hoax itu mulai bermunculan setelah adanya penemuan dua mayat yang merupakan korban…

7 hours ago

Kepala Suku Aru Minta Secepatnya Diungkap

Isak tangis pun pecah ketika Surip Dorci Residay yang tiba di rumah sakit harus menghadapi…

8 hours ago

Buronan Interpol Dewi Astutik Ditangkap di Kamboja

Jauh sebelum penangkapan tersebut, Kepala BNN Komjen Suyudi Ario Seto sudah menyusun langkah taktis dan…

20 hours ago

Gubernur: Jangan Ganggu Cycloop!

  Namun, jika sudah terlanjur gundul. Melalui program pemerintah, pihaknya akan melakukan penanaman kembali sebagai…

21 hours ago

Kolam yang Dulu Terisi Air Bening Menyegarkan, Kini Kompleks Terkesan Angker 

  Hanya saja, karena kendala operasional, di mana pemasukan yang tidak sesuai dengan kebutuhan biaya…

1 day ago

Stok di Gudang Bulog Capai 24.158 ton

Kepala Perum Bulog Kanwil Papua Ahmad Mustari, memastikan, beras yang dimiliki Bulog Papua cukup untuk…

1 day ago