Site icon Cenderawasih Pos

Papua masih Tergantung Daerah Produsen, Rawan Terpapar Risiko Tekanan Harga

Rapat rutin pengendalian Inflasi Pusat dan daerah yang dipimpin langsung Mendagri M Tito Karnavian, Rabu (3/1) (foto:Elfira/Cepos)

Dari Monitoring Pengendalian Inflasi Secara Nasional oleh Kemendagri

Masalah inflasi menjadi salah satu focus perhatian pemerintah pusat, dan  menjadi penekanan utama bagi para pejabat kepala daerah di seluruh Indonesia. Apalagi di awal tahun ini, monitoring pengendalian inflasi dilakukan, pasca meningkatkan berbagai kebutuhan selama perayaan Natal dan Tahun Baru kemarin.

Laporan: Elfira_Jayapura

Kementerian Dalam Negeri secara konsisten melalukan monitoring pengendalaian inflasi secara nasional di pekan pertama tahun 2024, pasca libur Natal dan Tahun Baru (Nataru). Rapat rutin pengendalaian Inflasi Pusat dan daerah yang dipimpin langsung Mendagri M Tito Karnavian ini memberikan warning kepada beberapa daerah yang masuk di kuadran 1 dan 2 rawan inflasi.

   Adapun kepala daerahnya inisiatif dan inovatif dalam mengendalikan inflasi di daerahnya, sebagaimana terdapat 12 daerah yang masuk kuadran 1 rawan Inflasi dan 11 Daerah di kuadran 2.

  Dimana kuadran 1 merupakan daerah yang sering mengalami inflasi dengan frekuensi 3 ke atas dan nilai YoY-nya  lebih dari 3 %. Untuk kuadran 2 merupakan daerah yang frekuensi inflasinya lebih dari 3 kali dan nilai YoY-nya dibawah 3 %.

  Sementara itu, dalam rapat pengendalian inflasi tersebut, Penjabat Gubernur Papua diwakili  Kepala Dinas Kominfo Papua, Jeri Agus Yudianto, bersama Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) Provinsi Papua.

  “Kami harapkan para OPD teknis di sektor ekonomi terus melakukan monitoring pergerakan inflasi sesuai arahan pada rapat ini, serta terus melakukan kolaborasi bersama dalam bentuk konkret,” ucap Jeri dalam rilisnya, Kamis (4/1).

  Dikatakan Jeri, berdasarkan rilis BPS, Inflasi Provinsi Papua pada Desember 2023 tercatat 1,65% (ytd dan yoy) dan 0,78% (mtm). Tentunya ini di atas rata rata angka-angka secara nasional.

  “Ada beberapa komoditas penyumbang inflasi terbesar sepanjang 2023 di Papua yang perlu terus mendapat perhatian seperti beras, rokok kretek filter, cabai rawit, rokok putih dan bawang putih,” terangnya.

  Sementara itu lanjut Jeri, penyumbang deflasi adalah ikan ekor kuning, bawang merah, ikan kembung, ikan cakalang dan ikan tuna. “Khusus bulan Desember 2023, disumbang oleh kelompok makanan, minuman, dan tembakau serta kelompok transportasi. Khusus kelompok transportasi mengalami tekanan harga yang didorong oleh peningkatan permintaan masyarakat terhadap angkutan udara selama Nataru,” bebernya.

  Sementara itu, Dandung T Marsetyo selaku Analis Senior Bank Indonesia menyebut, keterbatasan pasokan beras sebagai daerah konsumen, Papua masih memiliki ketergantungan pada pasokan dari daerah produsen sehingga terpapar risiko tekanan harga yang berasal dari daerah produsen, terutama untuk komoditas aneka bawang dan cabai.

   Selain itu, fenomena El Nino yang diperkirakan masih berlanjut hingga Februari – April 2024 dapat menyebabkan penurunan produktivitas panen produk pertanian. “Hal ini dapat menambah tekanan inflasi di tahun 2024 yang terutama berdampak pada volatile food. Meskipun di saat bersamaan, fenomena El Nino berdampak positif pada peningkatan produksi perikanan tangkap sehingga dapat menahan laju inflasi serta terdapat penurunan harga BBM non-subsidi per 1 Januari 2024,” terangnya.

  Sekedar diketahui, Rapat Rutin Pengendalaian Inflasi pada Minggu pertama bulan Januari 2024 dilaksanakan secara daring dan luring yang dipimpin langsung oleh Mendagri dan diikuti oleh seluruh Gubernur, kementrian dan lembaga terkait, TPID Daerah, Badan Pangan Nasional, Kasatgas Pangan, Kejaksaan Agung dan  Panglima TNI. (*/tri)

Dapatkan update berita pilihan setiap hari dari Cenderawasihpos.jawapos.com 

BACA SELENGKAPNYA DI KORAN DIGITAL CEPOS  https://www.myedisi.com/cenderawasihpos

Exit mobile version