Categories: BERITA UTAMA

Lokasi PSN Dipalang Gunakan Salib

Dalam aksi tersebut warga membacakan pernyataan sikap penolakan dan meminta agar perusahaan segera hentikan semua aktivitas di wilayah adat terkhusus PT Jhonlin Group di Wanam berdasarkan tugas yang diberikan oleh pemerintah Indonesia untuk menjalankan PSN Merauke khususnya Ketahanan Pangan dan Energi.

“Warga sudah mengingatkan berulang kali bahkan sampai harus terjadi situasi yang tak enak di lapangan namun semua tidak diindahkan sehingga akirnya disepakati untuk dipalang menggunakan salib,” beber Johnny Teddy Wakum, Direktur LBH Papua Merauke, Kamis (18/12).

Menurut LBH, pelaksanaan PSN Merauke telah berlangsung lebih dari satu tahun telah menimbulkan berbagai kontradiksi dan luka serius yang mencemaskan dan merugikan masyarakat adat. Selain itu terjadi kekerasan dan pemaksaan, penghancuran dan penghilangan sumber pangan, mata pencaharian tradisional (traditional occupation), kerusakan lingkungan dan kehilangan hutan dengan ekosistem penting hingga belasan ribu hektar seperti yang telah dialami oleh masyarakat adat di Wanam Nakias, Jagebob dan Tanah Miring.

Masyarakat pemilik hak ulayat telah berulang kali menyampaikan aspirasi mereka terkait penolakan dan ketidakpersetujuan mereka atas kehadiran perusahaan PT Jhonlin Group di wilayah adat mereka kepada Pjs Gubernur Papua Selatan tahun 2024, mereka juga telah menyampaikan aspirasi ke Dewan Perwakilan Daerah (DPD) RI namun hingga tidak ada respon dari pemerintah dan aktivitas pembongkaran lahan milik masyarakat adat makin luas.

Berdasarkan situasi pengabaikan dari pemerintah maka masyarakat korban PSN mengambil inisiatif untuk melakukan pemalangan secara kolektif dan mandiri sebagai sikap perlawanan yang nyata dengan berkaca pada fakta kerusakan yang terjadi. Arti dan makna salib merah sendiri memiliki beberapa tujuan seperti perlawanan ekologis dan spiritual.

Ini menggabungkan dimensi adat dan kekristenan untuk menolak ekspansi proyek pembangunan yang merusak lingkungan dan merampas tanah serta menandakan batas wilayah dan larangan keras, dengan konsekuensi konflik jika dilanggar. Selanjutnya salib merah juga memiliki arti sebagai manifestasi oman Kristen yang menunjukkan pertanggungjawaban iman pribumi dalam menjaga tanah dan hutan sebagai ciptaan Tuhan. “Ini bentuk perlawanan yang bukan lagi dengan senjata, tapi dengan simbol spiritual,” tambah Tedy.

Page: 1 2 3 4 5

Juna Cepos

Recent Posts

Papua Itu Sagu Bukan Sawit, Nurani Presiden DipertanyakanPapua Itu Sagu Bukan Sawit, Nurani Presiden Dipertanyakan

Papua Itu Sagu Bukan Sawit, Nurani Presiden Dipertanyakan

Diantara celah-celah pepohonan sagu yang berduri, berdiri sejumlah anak muda di Jayapura dan Kabupaten Jayapura…

2 days ago

Pengelolaan Parkir dan Wisata Harus Maksimal

Pares menyebut, optimalisasi pengelolaan parkir dan objek wisata sangat penting untuk mendongkrak PAD Kota Jayapura.…

2 days ago

Siap Kawal Penyaluran Dana Otsus Agar Tepat Sasaran

Sebagai informasi dilantiknya Hanuebi menjadi wakil ketua III DPR Kota Jayapura menjadi langkah penting dalam…

2 days ago

Kampung Kayu Batu Kampiun Turnamen Tahima Soroma

Kampung Kayu Batu juga melengkapi gelar juara mereka setelah kiper Seva Ananda dinobatkan sebagai kiper…

2 days ago

Tak Boleh Menolak Pasien, Apalagi Sampai Menelantarkan

Di balik hiruk-pikuk lorong rumah sakit, pelayanan kesehatan sejatinya bukan hanya soal prosedur medis, tetapi…

2 days ago

Lewat Kongres, Asprov Papua Selatan Sahkan Statuta Baru PSSI

Kongres yang dihadiri perwakilan PSSI Pusat tersebut dipimpin langsung Wakil Ketua Asprov PSSI Papua Selatan…

2 days ago